Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Sunday, 12 August 2012

Benarkah Puasa Menyehatkan?


Benarkah Puasa Menyehatkan?
Dimuat di Koran Wawasan, Selasa 24 Juli 2012

Puasa Ramadan telah berjalan. Ritual puasa ini bukan semata mengajarkan untuk menahan godaan hawa nafsu, lapar, dan dahaga. Namun, di balik puasa ada manfaat kebaikan untuk kesehatan dan jiwa. Menurut pencetus metode pengobatan ala Barat, Philippus Paracelsus, pernah mengatakan, “Puasa merupakan obat paling mujarab, bahkan bagi seorang ahli pengobatan.” Sebelumnya, seorang filsuf Yunani kuno yang terkenal, Plato, mempercayai manfaat dari puasa dan membuktikannya sendiri dengan melakukannya akan memperkuat kinerja stamina fisik dan mentalnya.
Pernyataan dua individu dari masa lalu itu pun dibenarkan oleh penemuan fakta terbaru tentang manfaat puasa yang dilakukan oleh sejumlah peneliti dari diberbagai belahan dunia. Salah satunya dilakukan oleh mendiang dr. Allan Cott, penulis buku best seller berjudul “Fasting: The Ultimate Diet dari Amerika Serikat.” Cott menghimpun hasil pengamatan dan penelitian dari para ilmuwan berbagai negara tentang manfaat puasa, dan menyimpulkan bahwa ada korelasi antara puasa dengan perbaikan kualitas fisik dan mental.
Puasa terbukti akan memperlambat proses penuaan, mampu membersihkan tubuh (detoksifikasi) dan merangsang proses pemulihan diri sendiri, menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol, menambah kemampuan kontrol diri, mengendorkan stress, mempertajam kemampuan indrawi, meningkatkan kualitas seksual, bahkan mampu meningkatkan sistem imunitas tubuh terhadap berbagai penyakit.
Pemulihan Fisik
Sebuah institusi bernama Fasting Center International dari Amerika Serikat yang dipimpin oleh Dennis Paulson, selama 35 tahun ini telah menanggani sejumlah pasien dari 220 negara. Institusi ini justru tak hanya merekomendasikan puasa dalam program penurunan berat badan, karena manfaatnya juga terbukti dapat mengeluarkan toksin, memperbaiki stamina, juga memperbaiki kesehatan mental dan fisik tubuh kita, serta yang paling penting yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup.
Inti dari metode puasa bagi penyembuhan pemulihan tubuh dijelaskan melalui proses detoksifikasi. Detoksifikasi merupakan proses kemampuan tubuh untuk menetralisasi atau mengeliminasi zat-zat racun dalam tubuh. Proses detoksifikasi lazimnya terjadi pada organ usus besar, hati, ginjal, paru, kelenjar getah bening, dan kulit.
Ketika kita berpuasa, akan ada penurunan asupan makanan atau energi. Oleh karenanya, tubuh manusia akan bereaksi dengan mengunakan cadangan energi untuk menggantikan penurunan energi itu. Tubuh manusia akan mengurai cadangan lemak, kemudian diubah menjadi energi. Proses ini itu sebagai otolisis. Semakin kurangnya asupan energi, maka semakin meningkat pula proses otolisi.
Dalam proses otolisis juga ini sekaligus terjadi pelepasan timbunan senyawa kimia berbahaya yang terikat dalam cadangan lemak tubuh yang kemudian akan dibuang oleh organ yang bertugas untuk melakukan detoksifikasi.
Kesehatan Jiwa
Salah satu pencetus timbulnya penyakit yang banyak dialami manusia yaitu diakibatkan stress/depresi. Teori tentang penyebab penyakit ini beragam, diantaranya faktor genetik, faktor psikososial, faktor kepribadian, dan faktor biogenikamin (serotonin dianggap sebagai neurotransmiter yang paling bertanggung jawab masalah depresi).
Nah, dari segi medis maka faktor biogenikamin inilah yang membuktikan bahwa puasa mampu membuat jiwa kita menjadi lebih tenang. Hal ini bisa terjadi karena saat tubuh kita berpuasa terjadi peningkatan serotonin dalam tubuh yang cukup signifikan. Ini akan menjadikan tubuh kita lebih tenang, lebih mampu mengendalikan mood, dan menekan jika stimulan depresi datang.
Korelasi antara manfaat puasa dengan kesehatan tubuh dijabarkan oleh analisa seperti berikut. Terkait manfaat puasa yang dapat melaksanakan fungsi detoksifikasi, menurut ahli spesialis gizi dari Hang Lekiu Medical Center, dr Inayah Budiasti MS.SpGK, definisi detoksifikasi di sini adalah proses pembuangan toksin tubuh dengan cara terbaik melalui pemberian nutrisi yang sesuai untuk sel-sel tubuh.
Terdapatnya toksin dalam tubuh manusia sebenarnya terjadi secara alami seperti yang berasal dari udara, kimia seperti pestisida, zat atau makanan aditif, logam berat pada air, kimia industri, residu obat-obat farmasi dan sebagainya. Toksin ini bisa juga berasal dari ampas makanan dan makanan-makanan yang tidak tercerna. Bahkan, pikiran dan emosi negatif juga merupakan racun bagi sel sel tubuh kita. Semua ampas atau zat yang tidak diperlukan oleh tubuh akan diperlakukan sebagai racun.
Puasa sangat baik dilakukan, tidak hanya untuk orang yang ingin menurunkan berat badan. Orang sehat dengan berat badan ideal pun sangat baik menjalani puasa secara periodik, agar racun yang masuk dalam tubuh tidak menumpuk dan menjadi penyakit yang parah. Puasa untuk detoksifikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Tetapi prinsipnya satu yakni, tidak memasukkan makanan berlebihan terutama yang tidak sehat, dan mengurangi pemborosan energi hingga energi yang dihasilkan tubuh betul-betul digunakan untuk merontokkan semua. Maka, marilah kita berpuasa dengan niat yang tulus dan suci. Wallahu a’lam bisshawab.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Benarkah Puasa Menyehatkan? Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda