Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Wednesday, 29 August 2012

Mudik (Pintu) Menuju Maut?

Hamidulloh Ibda
Peneliti Centre for Democracy and Islamic Studies
IAIN Walisongo Semarang
 Tulisan ini dimuat di Lampung Post, Minggu 26 Agustus 2011

FENOMENA mudik masih menghantui sepanjang tahun yang ditandai tingginya angka kecelakaan dan korban jiwa. Ini harus menjadi perhatian serius pemerintah.
Belasan juta orang bergerak selama Lebaran 2012. Sekitar 10 juta orang mudik menggunakan angkutan umum, sekitar 750 ribu hingga satu juta orang nekat mudik menggunakan sepeda motor. Segala cara dilakukan orang untuk mudik. Kampung halaman menjadi magnet yang sangat kuat untuk menarik orang "kembali." Dari tahun ke tahun mudik menjadi "ritual" yang luar biasa memukau orang Indonesia. Tak mengherankan jika jumlah pemudik selalu naik dari tahun ke tahun. Untuk urusan mudik, tidak pernah ada krisis. Tak pernah ada kendala keuangan.
Satu lagi yang membuat kita heran, mudik seolah tak mengenal kendala keamanan.
Gambaran orang mudik menggunakan sepeda motor, misalnya, membuat kita merasa senang melihat keceriaan orang pulang kampung. Namun, di sisi lain kita mengkhawatirkan keselamatan mereka. Betapa tidak khawatir jika kita melihat satu sepeda motor mengangkut hingga empat orang (suami, istri, dan dua anak yang masih kecil). Kemudian di belakang jok dibuatkan semacam bagasi berupa kayu yang di atasnya ditaruh tas, kardus, dan segala perangkat atau oleh-oleh yang dibawa ke kampung halaman.
Dengan gambaran seperti itu, rasanya kita menjadi bisa "berdamai" dengan data korban lalu lintas yang disampaikan Polri. Tahun ini tercatat 3.777 kecelakaan hingga H+2 Lebaran di seluruh Indonesia. Terdapat peningkatan sebesar 3,7% dibandingkan kecelakaan lalu lintas tahun lalu pada periode yang sama. Korban meninggal dunia tercatat 686 hingga H+2 Lebaran tahun ini. Sedangkan pada periode yang sama di tahun 2011, korban meninggal dunia 622 korban jiwa. Naik sebessar 10,9%.
Angka yang berbeda disampaikan Polri pada Lebaran 2011. Melalui Wakil Kepala Korps Lalu Lintas Mabes Polri (waktu itu) Brigen Didik Purnomo pada rapat evaluasi arus mudik di Komisi V DPR, dijelaskan, jumlah korban kecelakaan pada lebaran 2011 sebanyak 4.744 insiden, 779 korban meninggal dunia. Tahun sebelumnya, kecelakaan sebanyak 3.633 korban dengan 835 korban meninggal dunia. Sama ataupun beda tentang jumlah korban, tidaklah penting.
Sepeda Motor
Satu hal yang harus dicermati adalah adanya fakta dari sejumlah kecelakaan maut, menurut polisi, sekitar 70% disebabkan faktor sepeda motor. Kendaraan roda dua menjadi penyebab utama kecelakaan. Korban kecelakaan bisa dirinya sendiri (sepeda motor itu) ataupun kendaraan jenis lain.
Dengan data itu, kita sudah sepatutnya menekankan tindakan pencegahan dengan memprioritaskan sepeda motor. Perlu perlakuan khusus untuk sepeda motor sehingga orang bisa mudik dalam suasana senang, lancar, dan aman. Selama ini banyak pihak mengimbau agar para pemudik jangan menggunakan sepeda motor. Nyatanya, pemudik menggunakan motor justru meningkat. Itu artinya, imbauan tadi tidak digubris. Kita justru harus memberi perhatian lebih kepada sepeda motor karena alat transportasi itu kini telah menjadi "kendaraan rakyat."
Beberapa hal yang perlu dilakukan, misalnya, membuat jalur khusus sepeda motor. Pemerintah Kabupaten Karawang, telah memulai usaha itu dengan membuat jalur khusus sepeda motor untuk mudik. Meskipun belum sepenuhnya efektif, upaya awal itu layak diapresiasi dan ditularkan ke daerah lain.
Para pengguna sepeda motor juga perlu diedukasi bahwa berboncengan sampai tiga orang itu berbahaya. Edukasi seperti itu bisa saja disampaikan ketika seseorang membeli sepeda motor ataupun membuat surat izin mengemudi (SIM). Selama ini, harus diakui bahwa pengguna sepeda motor merupakan raja jalanan yang nyaris tanpa peraturan. Pengendara sepeda motor bisa seenaknya di jalanan. Kepada mereka, perlu disampaikan aturan yang jelas dan ditegakkan secara tegas. Buktikan bahwa "negeri motor" ini bisa tertib dan aman.
Persiapan Matang
Di sisi lain, untuk tahun depan, seharusnya sejak dini pemerintah di bawah naungan Kementerian Perhubungan, Kepolisian, dan dinas lainnya harus bersinergi untuk menciptakan mudik yang aman dan nyaman. Jauh-jauh hari mereka harus melakukan persiapan di berbagai hal.
Jika tidak, kematian dan kecelakaan akan terus menghantui pemudik sepanjang tahun. Selama pemerintah tak bergerak cerdas dan tegas, maka mudik akan berujung maut yang menakutkan, karena inti dari keselamatan pemudik berada di tangan pemerintah selaku pelaksana dan pemegang kebijakan. Wallahu a’lam.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Mudik (Pintu) Menuju Maut? Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda