Oleh Hamidulloh Ibda
Disampaikan pada
Training Manajemen Aksi Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang (IMPP)
Komisariat IAIN
Walisongo, Minggu 7 Oktober 2012
Bagaimana
caranya mengadakan aksi, agar pesan dari aksi dapat tersampaikan dan aksi berlangsung tertib ?
Salah satu
bentuk penyampaian aspirasi kepada pemerintah serta penyampaian pesan kepada
masyarakat adalah dengan melakukan aksi massa secara damai. Dalam negara yang
berdemokrasi aksi menjadi cara yang dilegalkan, oleh karena itu lembaga dakwah
kampus juga harus berperan sebagai guardian
of value dari pemerintah serta masyarakat. Mengapa cara yang dipilih adalah
aksi ? karena aksi berdampak pada dua sisi, yakni sisi ketersampaian pesan
kepada pihak yang diinginkan serta penyadaran masyarakat atas sebuah isu.
Sehingga aksi masih menjadi cara yang relevan untuk dilakukan.
Penggunaan
kata aksi lebih akrab dan lembut ketimbang demonstrasi
yang terkadang dinilai negatif oleh berbagai pihak, sedangkan damai adalah
untuk mencirikan bahwa lembaga dakwah mempunyai etika ketika beraksi, dimana ia
tidak mengganggu hak dari masyarakat lainnya. Citra lembaga dakwah kampus yang
selalu damai dan tertib dalam melakukan aksi adalah keunggulan tersendiri bagi
kita, ini membuat pesan yang disampaikan dalam aksi dapat sampai dengan jelas
kepada pihak yang diinginkan.
Pada
bagian ini saya akan mengutarakan cara sederhana untuk mengadakan aksi massa
damai yang bisa dilakukan oleh lembaga dakwah kampus. Biasanya lembaga dakwah
kampus bermain dalam isu terkait sosial masyarakat, dan isu keislaman. Dua isu
ini bisa berkembang menjadi berbagai isu turunan lainnya. Saya akan membagi
pembahasan dalam 3 tahap, yakni pra-aksi, saat aksi, dan pasca aksi untuk
memudahkan pemahaman Anda semua.
Pra Aksi
Persiapan
sebelum aksi adalah bagian yang tidak bisa ditentukan lama waktunya, karena
jarak isu dengan aksi yang akan dilakukan bisa panjang, dan terkadang hanya
berselang 1-2 hari saja. oleh karena itu, saya hanya akan membahas apa saja
yang perlu dipersiapkan sebelum aksi agar aksi dapat berjalan dengan baik.
(1)mempersiapkan dan
mematangkan isu
Kita sebagai mahasiswa perlu memiliki kekuatan dalam pemikiran,
termasuk dalam isu yang akan dibuat, kaji sebuah isu dengan mendalam serta
didukung data yang akurat agar pesan dan tuntutan yang disampaikan berbobot dan
jelas, buat semacam focus group
discussion dengan beberapa mahasiswa untuk menentukan dan memantapkan isu.
(2)membuat press
release
Yang berisikan pesan dan tuntutan dari isu yang telah dibahas,
sebisa mungkin pesan yang akan disampaikan terfokus dan jangan melebar jauh,
sebutlah aksi damai menentang kemiskinan, jangan ditambahkan dengan dukung
pergerakan palestina. Ini membuat pesan yang disampaikan menjadi blur sehingga masyarakat tidak bisa
meneriman pesan aksi secara jelas.
(3)mengumpulkan
massa
Karena aksi butuh massa, dan salah satu parameter keberhasilan
aksi adalah semakin banyaknya massa yang hadir dalam aksi, semakin banyak massa
yang hadir akan menjadi force power tambahan
bagi kita untuk menunjukkan bahwa banyak orang yang telah memahami isu yang
dibawa dan turut berperan dalam menyuarakan isu tersebut, cara mengumpulkan
massa sangat banyak, akan tetapi sebagai inisiator aksi Anda perlu untuk
memahamkan peserta aksi terkait aksi yang akan dilakukan agar aksi memiliki
“jiwa” dan peserta aksi tidak sekedar “tong kosong nyaring bunyinya”.
(4)menghubungi media
agar pesan yang disampaikan dapat tersampaikan kepada banyak
orang, maka kita perlu mengundang media agar dapat melakukan peliputan aksi
yang dilakukan. undang media cetak, audio, dan visual agar aksi ini dapat
perhatian dari masyarakat luas. Media biasanya membutuhkan press release untuk
kebutuhan pelaporan berita.
(5)mempersiapkan
perangkat aksi
Perangkat aksi yang dibutuhkan antara lain ; spanduk atau baligo
berisi pesan aksi, bendera lembaga yang mengusung aksi, press release untuk
masyarakat luas,perangkat dokumentasi, poster untuk dibawa oleh peserta aksi, media
publikasi tambahan untuk dibagikan ke masyarakat seperti leaflet atau pamflet,
pengeras suara seperti TOA dan mobil sound system, dan identitas peserta aksi
untuk memastikan aksi tidak disusupi, identitas ini seperti pengikat kepala atau
jaket. Selain itu sebagai dinaminasi bisa juga disiapkan yel-yel atau lagu
selama aksi yang berisikan pesan perjuangan mahasiswa dan pesan dari isu aksi
yang dijalankan. Aksi teatrikal untuk menambah menariknya aksi bisa juga
dilakukan.
(6)Skenario dan pembagian
peran
Menentukan arah dan rute aksi serta apa saja yang akan
dilakukan. apakah ini hanya aksi penyampaian pesan atau hingga mengadakan
audiensi kepada pihak yang ditujukan dan menghasilkan sebuah keputusan bersama.
Pembagian peran diantara inisiator perlu juga dilakukan, siapa yang akan sebagai
komandan lapangan, humas, P3K, dinamisator, orator, dan pengdokumentasi. Adanya
pembagian peran ini diharapkan dapat membuat aksi terarah dan tertib.
(7)Menghubungi pihak
kepolisian untuk perizinan
Setelah semua perencanaan aksi telah tuntas, maka Anda perlu
melaporkan aksi yang akan dilakukan ke pihak kepolisian agar aksi mendapatkan
perizinan, dan pihak kepolisian dapat membantu mengamankan peserta aksi dengan
baik.
Saat Aksi
Saat aksi
adalah fase yang bisa dikatakan fase pembuktian dan perjuangan, karena segala
sesuatu dapat berubah ketika sudah di lapangan, oleh karena itu peran komandan
lapangan sebagai dirigen aksi sangat
dibutuhkan agar segala sesuatu berjalan dengan baik. Banyak hal yang tidak
terduga, seperti jadwal aksi yang tidak tepat waktu, massa yang tidak sesuai
target, logistik aksi yang telat tiba, dan lainnya. Pesan dari kakak tingkat
saya ketika saya pertama kali menjadi peserta aksi adalah “apapun yang terjadi
nanti, the show must goes on”. Ya. Aksi
harus terus berlanjut dengan segala keterbatasan yang ada. Apa saja yang bisa
dilakukan saat aksi antara lain :
(1) Membagikan pesan yang telah dibuat, seperti pamflet dan leaflet,
tempatkan orang khusus untuk terus membagikan pesan ini kepada masyarakat yang
ditemui di jalan
(2) Berorasi dalam perjalanan dan di tempat tujuan akhir, orasi
adalah bagian dari penyampaian pesan aksi kepada masyarakat luas. selain itu
orasi yang dilakukan saat perjalanan bisa sebagai dinamisator massa aksi agar
terus bersemangat
(3) Yel-yel dan menyanyikan lagu. Ini berguna untuk penyemangat
massa aksi dan menarik simpati dari masyarakat luas. melakukan aksi teatrikal
juga bisa dilakukan untuk dinamisasi dan media interaktif penyampai pesan aksi
(4) Audiensi ke pihak yang dituju, apakah itu pemerintah atau pihak
lainnya. Biasanya perwakilan dari peserta aksi yang tentunya pemimpin dari aksi
tersebut melakukan dialog kepada pihak yang dituju untuk menyampaikan
tuntutannya dan jika diskusi dan negoisasi berjalan lancar, bisa hingga
mencapai sebuah keputusan bersama
(5) Pembacaan press release. Hal ini biasanya dilakukan pada akhir
aksi dan diharapkan dapat diliput media agar pesan yang kita bawa dapat
tersampaikan kepada khalayak luas.
Pasca Aksi
Langkah
terakhir dari aksi adalah pemulangan peserta, biasanya aksi tidak bubar di
tempat dibacakannya press release untuk menimbulkan kesan “bubar setelah aksi”,
biasanya peserta berjalan kembali ke tempat lain, baru membubarkan diri di
tempat tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aksi yang mengusung
nama dakwah kampus, antara lain : peserta berjalan dengan tertib, tidak ada
sampah berserakan saat aksi berlangsung, kata-kata yang digunakan adalah
kata-kata yang baik dan sopan, serta tidak merusak fasilitas umum dan menganggu
hak masyarakat. Setelah aksi selesai,
sebisa mungkin diadakan evaluasi aksi terkait ketersampaian pesan dan evaluasi
teknis untuk menentukan langkah selanjutnya terkait perjuangan isu atau pesan
yang disampaikan.
0 komentar:
Post a Comment