Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Thursday, 22 November 2012

Gugurnya Peluang Sri Mulyani



Oleh Messie Nike Feranita
Peneliti di Lab. FMIPA Universitas Negeri Semarang
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat sudah melakukan eksekusi. Dengan tidak lolosnya Partai SRI dalam verifikasi administrasi KPU, maka kans Sri Mulyani pun otomatis tertutup. Ini merupakan gambaran gugurnya peluang perempuan untuk berperan nyata dan mewarnai dinamika politik di Pemilihan Umum 2014.

Memang masih ada sedikit harapan untuk dipinang parpol lainnya, namun hal itu sepertinya sulit terwujud untuk Pemilu dan Pilpres 2014, karena dalam internal parpol papan atas dan menengah saja antarkader partai saling jegal untuk menampilkan jagonya. Tak terpikir buat mereka merekrut jagoan dari non-kader, kecuali Nasdem yang sudah sejak lama mengincar dan menggadang-gadang Jusuf Kalla sebagai Capres 2014. Tak pelak lagi, verifikasi parpol menjadi alat untuk menjegal Sri Mulyani.
Jegal Capres
Kalau Sri Mulyani harus terganjal di verifikasi administrasi KPU Pusat, sejumlah tokoh lain yang namanya disebut-sebut bakal maju dalam Pilpres 2014 juga menerima nasib hampir sama, terjegal atau makin redup, tapi caranya berbeda-beda.
Katakan saja Jusuf Kalla. Meskipun namanya paling menonjol dalam berbagai survei independen, tetap saja internal DPP Partai Golkar enggan mencalonkan mantan Cawapres yang dikenal merakyat dan tegas dalam mengambil keputusan. Sepertinya pencapresan Aburizal Bakrie sudah100 persen final. Sebab, jauh sebelumnya mereka sudah memutuskan nama sang Ketua Umum DPP sebagai Capres. Dan Aburizal dipersilakan mencari sendiri siapa calon wakil presidennya.
Nasib yang menimpa JK tak beda jauh dengan perjalanan politik Akbar Tandjung empat tahun lalu. Meskipun nama Akbar sangat popular dalam internal Golkar namun keputusan DPP mengusung ketua umumnya JK. Artinya, siapa pun yang menjabat orang nomor satu di partai dialah yang paling berhak, kecuali saat Akbar Tandjung menjabat ketua umum tahun 1998-2004, tokoh Golkar asal Sumut itu malah melepas peluang dengan membuat konvensi sehingga muncul Wiranto menjadi Capres Golkar. Sedangkan JK yang tak terakomodir ”membelot” mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono yang kala itu popularitas SBY luar biasa tinggi sehingga dengan mudah meraih kemenangan.
Lantas, siapa lagi yang peluang Capresnya meredup alias bakal berguguran? Tentunya mereka yang terlibat dalam kasus-kasus korupsi, seperti Century dan Hambalang. Nama Andi Mallarangeng yang awalnya tidak tercantum dalam audit BPK akhirnya masuk menjadi orang yang harus bertanggung jawab dalam proyek megakorupsi Hambalang bersama Menkeu. Walau nama Anas Urbaningrum tidak tercantum, namun dari pernyataan Nazaruddin dan keterangan banyak saksi maupun terdakwa mantan kader Partai Demokrat bisa saja Anas pun bernasib sama.
Tergantung dari sikap KPK yang terkesan sangat lamban dalam menindaklanjuti kasus Century dan Hambalang. Padahal, tidak sulit mencari dua bahan bukti untuk meningkatkan status terdakwa dari puluhan nama keren di panggung politik yang sudah dipanggil KPK selama ini.
Dengan tersingkirnya Sri Mulyani, Jusuf Kalla, Andi Mallarangeng dan rendahnya tingkat elektabilitas Anas Urbaningrum, maka peluang terbesar yang bakal bersaing dengan Aburizal Bakrie dalam Pilpres 2014 adalah Megawati (PDIP) atau putrinya Puan Maharani yang banyak diincar parpol besar menjadi Cawapres.
Kita mencatat, bukan saja Aburizal Bakrie yang berminat menggandeng Puan sebagai Cawapres tapi juga Prabowo sangat berharap putri Megawati itu bersedia maju dengan dukungan partai berlambang banteng hidung putih itu. Buat Prabowo mustahil mau dijadikan Cawapres lagi karena popularitas dan elektabilitasnya saat ini teratas dan bakal bisa meningkat lagi. Tapi, bagi Megawati sangat tidak mungkin mengalah turun kelas walaupun sudah beberapa kali gagal dalam Pilpres.
Tokoh lain yang tampaknya bakal terganjal adalah Dahlan Iskan. Namanya melambung setelah menduduki Dirut PLN dan Meneg BUMN karena acapkali menolak aturan protokoler. Dahlan sering melakukan sidak dan tidak segan-segan mengepel lantai Bandara Soekarno-Hatta yang kotor, menginap di rumah penduduk saat bertugas ke luar kota, menggratiskan jalan tol yang macet. Pencitraan Dahlan bisa berhenti jika DPR serius memanggilnya terkait pemborosan puluhan triliun saat menjabat Dirut PLN untuk menghidupkan listrik di Jakarta dan Jawa.
Tentunya Dahlan tidak sendirian. Dia bahkan punya kartu trup dengan banyaknya anggota DPR yang meminta upeti kepada jajaran BUMN. Bahlan, belasan inisial nama anggota DPR RI sudah dipublikasikan. Tinggal selangkah lagi dan kita berharap Dahlan membuka semua nama anggota DPR yang selama ini rajin meminta-minta upeti agar BUMN tidak lagi menjadi sapi perah oknum dewan.
Gugur
Data di sejumlah survei secara umum memunculkan Prabowo sebagai Capres yang paling berpeluang menduduki kursi RI-1, menyusul Megawati, Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, sedangkan tokoh-tokoh lain tercecer jauh di belakang mereka.
Andainya Prabowo berduet dengan Megawati dalam Pilpres 2014 hampir dapat dipastikan bakal mudah memenangkan suksesi kepemimpinan nasional karena SBY tidak bisa lagi mencalonkan diri sesuai perundangan. Sedangkan Capres dari Demokrat hingga kini belum kelihatan yang menonjol.Tapi, menduetkan Prabo dengan Mega untuk Pilpres mendatang jelas tidak mudah. Masalahnya tidak mungkin Megawati mau menjadi wakilnya Prabowo, sementara Prabowo pun dengan ratingnya yang tengah mencuat tentu menolak menjadi wakilnya Megawati. Lagi pula di mata pengamat politik, tingkat elektabilitas Megawati sepertinya sulit ditingkatkan.
Justru itu, banyak pihak merasa yakin Prabowo berpasangan dengan Puan atau Aburizal Bakrie yang menggandeng putri Megawati itu. Namun yang namanya politik selalu berubah di detik-detik terakhir sehingga memungkinkan terjadi kejutan walau sejumlah nama sudah mulai berguguran korban permainan politik dan seleksi KPU.

Tulisan ini dimuat di Koran Pagi Wawasan, Kamis 22/11/2012
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Gugurnya Peluang Sri Mulyani Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda