Oleh Hamidulloh Ibda
Tulisan ini dimuat di Radar Bangka, Senin, 24 Desember
2012
Setiap
tanggal 22 Desember, hampir seluruh masyarakat Indonesia memeringati Hari Ibu.
Dalam peringatan tersebut, selalu diwarnai dengan berbagai kegiatan seremoni
dan ekspresi sebagai bentuk “penghargaan” sekaligus momentum untuk mengingatkan
kembali peran ibu yang demikian besar dalam berbagai dimensi. Pasalnya, ibu
merupakan perempuan mulai di dunia ini. bahkan, ada suatu hadist menyatakan
bahwa “surga ada di telapak kaki ibu”.
Pada
awalnya, peringatan Hari Ibu berangkat dari 22 Desember 1928, saat Kongres
Perempuan pertama di Indonesia diselenggarakan. Momentum peringatan ini
diharapkan akan membawa dampak bagi sikap dan mental anak bangsa untuk terus
menghargai ibu dan menempatkannya sebagai bagian penting dalam kehidupan.
Pasalnya, selama ini banyak anak bangsa yang lalai dan menyepelekan peran ibu
mereka dalam kehidupan di dunia ini.
Posisi Ibu
Dalam agama mana pun,
ibu merupakan sosok yang memperoleh posisi terhormat. Islam, misalnya, di
sejumlah ayat dalam Alquran dijelaskan peran ibu dan kewajiban umat untuk
berbakti. Demikian halnya dalam salah satu hadis Rasul menjelaskan ibu sebagai
orang yang harus paling dihormati. Rasul menyebutnya hingga tiga kali, baru
kemudian sang ayah.
Dalam dimensi
sosiologis, ibu memiliki peran yang sangat besar dalam membangun peradaban
masyarakat. Peradaban masyarakat terbentuk dari budaya keluarga. Di sanalah,
ibu memiliki peran yang sangat strategis. Dalam lingkup keluarga, ibu
sebagai sosok yang melahirkan, mendidik, dan membimbing. Seorang ibu
adalah sosok yang berkorban tanpa pamrih. Peran ibu tidak dapat tergantikan.
Ibulah yang mengandung, melahirkan, dan menyusui. Tidaklah mengherankan jika
kemudian ibu mampu menentukan karakter dan menanamkan nilai-nilai pengorbanan
bagi sang anak dan menjadi dorongan bagi sang suami dalam segala
aktivitasnya.
Ibu merupakan tonggak
dari segelanya. Ibu yang cerdas akan melahirkan anak yang pintar dan keluarga
yang terdidik yang kemudian akan mampu membangun masyarakat yang bermartabat.
Atas dasar itulah, sungguh tepat jika kemudian ibu menjadi sosok penting yang
akan menentukan maju mundurnya sebuah bangsa, sebab bangsa yang besar berangkat
dari masyarakat maju yang terbangun atas keluarga-keluarga yang baik.
Membalas Ibu
Dalam dimensi
kekeluargaan, membalas kasih ibu merupakan kewajiban bagi sang anak. Anak yang
hanya bisa memberikan cinta, perhatian, hormat dan doa kepada ibu tidak akan
mampu untuk membalas pengorbanan yang telah ibu berikan bagi masa depan
anak-anaknya. Meskipun ibu telah wafat, masih menjadi kewajiban bagi sang anak
untuk mendoakannya sebagai bentuk pengabdian. Apalagi, jika melihat
perkembangan sosial saat ini, di mana peran ibu tidak sekadar dalam ranah
domestik namun juga pada saat yang sama ibu juga mampu berperan dalam ranah
publik, sehingga beban kerja ibu semakin besar.
Di wilayah pesisir
pedalaman, misalnya, menunjukkan bagaimana sosok ibu di kalangan nelayan dan
petani memiliki jam kerja yang jauh lebih tinggi dibandingkan suami. Ibu
dituntut tidak saja mengelola rumah tangga, namun juga menjadi bagian penting
keluarga dalam memperoleh penghasilan. Jam kerja ibu mulai dari jam empat pagi
menyiapkan sarapan, bersih-bersih rumah hingga jam sembilan malam menidurkan
anak. Di siang hari, sang ibu juga harus bekerja. Kondisi inilah yang kemudian
menghadirkan persoalan bagi seorang ibu, yang memerlukan penanganan melalui
kebijakan yang tepat.
Memuliakan Ibu
Ibu mempunyai peran
penting yang berpengaruh besar dalam perubahan kehidupan. Perempuan berperan
dalam memajukan peradaban. Di tangannyalah tumbuh anak-anak yang memiliki
segala potensi yang hebat. Namun, dilihat dari kondisi perempuan saat ini,
peran itu dikaburkan. Sebagian besar perempuan saat ini tak lagi menjadi istri
yang mulia, ibu yang tangguh, dan perempuan pejuang. Ibu bahkan dipaksa untuk
bekerja dengan alasan membantu ekonomi keluarga.
Jika ingin mendapatkan
hak-haknya, mereka harus punya banyak uang, cantik dan pintar. Menjunjung
tinggi kesetaraan dengan laki-laki. Islam adalah agama dan ideologi yang
menjunjung tinggi kemuliaan perempuan, memberikan hak-hak perempuan seperti
yang mereka harapkan tanpa melupakan kodratnya sebagai perempuan, istri, dan
ibu.
Islam memberikan
kepada perempuan peran strategis terhadap bangsa. Segala potensinya
diberdayakan, diberi hak dalam berpolitik, ekonomi, sosial, pendidikan dan
lainnya. Mereka tidak akan menemui kehinaan dan kekasaran, karena mereka
perempuan yang mulia. Namun, semua itu hanya akan tercipta dengan adanya
khilafah (negara Islam). Dan semua kalangan harus mendukung perjuangan
itu.
Karena itu, sudah
saatnya kita semua memuliakan ibu. Dengan berbagai cara, kita harus memuliakan
ibu. Tak ada alasan untuk tidak memuliakan ibu. Karena kasih ibu tak akan
terbalas meskipun kita memberikan harta berlimpah kepadanya. Namun, setidaknya
kita bisa membahagiakan mereka dengan segala perjuangan kita. Selamat Hari Ibu.
0 komentar:
Post a Comment