Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Wednesday, 30 January 2013

Capres Ideal untuk Indonesia

Setelah melalui proses panjang, akhirnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan 10 partai politik (parpol) peserta Pemilu 2014. Sembilan parpol, termasuk muka lama atau penghuni DPR dan satu lainnya adalah Partai Nasdem sebagai pendatang baru. Sementara 24 partai lainnya termasuk PBB yang menduduki peringkat 10 di Pemilu 2009, tersingkir. 

Dengan hanya 10 parpol ini yang berhak maju di Pemilu 2014, diperkirakan hanya akan ada maksimal empat kandidat presiden-wakil presiden. Terlebih, jika batas minimal parpol di parlemen yang bisa mengusung calon presiden pada Pemilu 2014, seperti sebelumnya, yaitu 20 persen perolehan kursi parlemen, atau 25 persen suara nasional.
Menakar Capres
Jika ini dipertahankan maka diperkirakan hanya akan ada koalisi dari Partai Golkar, PDIP, Demokrat dan Gerindra. Dari keempat kemungkinan koalisi ini, baru Golkar yang secara jelas mencalonkan Abu Rizal Bakrie sebagai calon presiden. Seharusnya nama-nama calon presiden itu memang sudah muncul di tahun 2013.
Ada keuntungan jika sejak awal pencalonan presiden itu diumumkan, yaitu segala tindakan, perilaku, ucapan dan lainnya bisa mendapatkan perhatian publik secara lebih. Apalagi, para kandidat presiden tentu akan memperkenalkan diri lewat sebuah komunikasi politik, entah berupa kata, frasa ataupun kalimat yang mudah diingat para pemilih. Yang jelas, slogan para kandidat.
Kembali ke Pemilu 2014 nanti, calon-calon presiden kemungkinan sudah mulai memikirkan kata, frasa ataupun kalimat yang mudah diingat oleh para pemilih. Dulu, mantan Presiden Abdurahman Wahid memiliki ungkapan, “Begitu aja kok repot!”. Meski tidak tahu persis apa makna kalimat itu tapi jika frasa ini sudah terucap maka segala permasalahan seharusnya mudah diatasi. Artinya, bisa saja dianggap tidak penting-penting amat untuk dibahas atau jangan-jangan memang masalah itu berat dan sukar dipecahkan.
Pada era Presiden Soeharto, unsur penanda tadi memang bukan sekedar kalimat tapi sering diucapkan dengan senyuman. Tak heran, jika Alm Pak Harto dikenal sebagai a smiling general (Jenderal yang suka tersenyum). Satu pernyataan yang masih diingat ketika beliau mengatakan, “Saya gebuk!” sambil tersenyum menyikapi potensi kerusuhan di Tanah Air.
Tahun 2009, usaha untuk membangun sebuah simbol pernah dilakukan oleh Rizal Mallarangeng me-lalui icon RM 09, yang sangat eye catch karena meminjam istilah CR 7 yang lebih dulu ada untuk julukan pesepakbola terkenal Portugal, Christiano Ronaldo. Hal lain yang masih diingat dari 2009 adalah semboyan Pak JK, “Lebih cepat, lebih baik,” sebagai mudah diingat dan memiliki makna multitafsir.
Memang, perlu dipadukan antara semboyan dari kata, frasa atau kalimat tadi de-ngan icon gambar yang juga mudah diingat agar para pemilih dan bagi para simpatisan, icon gambar akan lebih mudah diproduksi dan tidak menunggu bantuan dari pusat. Namun, yang terpenting, kata, frasa, kalimat atau simbol dan gambar yang digunakan dalam Pemilu 2014 sebaiknya bukan sekedar janji kampanye. Tetapi, benar-benar harus dijalankan saat mereka menjadi pemimpin bangsa.

Capres Ideal
Siapa saja capresnya, yang penting progresif dan membawa perubahan signifikan bagi Indonesia. Latar bekalang tak begitu penting, baik mereka dari kalangan militer, sipil, dosen, petinggi partai, pengusaha serta dari Jawa dan Luar Jawa. Apalagi, problem di Indonesia begitu kompleks, ini merupakan PR besar yang harus dituntaskan presiden setelah SBY.
Tingkat pengangguran semakin meningkat harus membuat calon presiden ideal Republik Indonesia lebih maju dan serius. Indonesia butuh kandidat kuat dan tangguh, figur terpercaya dengan pola pikir, kepribadian dan tingkah laku santun namun dilandasi dengan ketegasan, kelugasan dan berani bertindak demi kepentingan rakyat tanpa penuh  pencitraan palsu.
Hasil dari pengangguran ini salah satunya berakibat meningkatnya kejahatan termasuk informasi terjadinya pembajakan sebuah mikrolet dengan tewasnya korban hanya karena mempertahankan handphone yang nilainya tidak lebih dari tiga juta rupiah.
Lowongan pekerjaan yang idela atau job vacancy saat ini merupakan impian bagi hampir 40 juta angkatan kerja di Indonesia. Namun,peluang atau kesempatan kerja yang ada kini semakin menurun dan kalaupun ada, jaminan kesejahteraan justru semakin membuat was-was bagi sebagian penduduk Indonesia. Di desa, saat ini sawah-sawah yang harus dikerjakan semakin berkurang. Di perkotaan dengan seenaknya perusahaan kini membuat hampir semua posisi atau job position menjadi karyawan kontrak lepas dan karyawan kontrak tidak langsung atau outsourcing.
Akibatnya, standar gaji semakin menurun tajam sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini Nampak semakin meningkatnya kebutuhan pinjaman multiguna yang seharusnya untuk usaha atau membangun rumah. 
Pribadi figur ideal harus dimiliki capres RI. Mereka harus berwawasan lua, paham masalah lokal, nasional dan internasional, Insya Allah figur seperti itu mampu memenuhi harapan rakyat saat ia terpilih menjadi Presiden RI periode 2014-2019 mendatang pada Pilpres 2014. Capres ideal pasti akan mampu membuka berbagai peluang kerja dengan meningkatnya pertumbuhan nyata ekonomi (atau pertumbuhan riil) bukan pertumbuhan imajiner yang ditampilkan oleh pemerintah saat ini.
Yang jelas, apakah ada capres ideal yang muncul saat ini? Kita tunggu saja. Rakyat sangat merindukan sosok seperti itu.
            Tulisan ini dimuat di Koran Pagi Wawasan, Rabu, 23/1/2013
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Capres Ideal untuk Indonesia Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda