Oleh Hamidulloh Ibda
Tulisan ini dimuat di Koran Pagi Wawasan,
Selasa 26 Maret 2013
Sampai
hari ini, pengganti Anas Urbaningrum untuk menduduki tahta ketua umum Partai
Demokrat masih dalam wacana dan isu. Kandidat masih belum tegas menyatakan
kesediaanya menjadi kandidiat dalam konggres luar biasa.
Yang
jelas, siapa pun ketua umum Demokrat harus mampu merevolusi kondisi partai
bulan Mercy ini. Pasalnya, ketua umum terpilih nanti menanggung beban berat,
mulai dari pengembalikan kepercayaan masyarakat, pembenahan internal, dan
pembersihan parpol dari korupsi.
Sejumlah Nama
Pascaberhentinya
Anas Urbaningrum, muncul sejumlah nama yang berpotensi menjadi calon kuat Ketua
Umum Partai Demokrat. Dari berbagai nama yang muncul, Kepala Staf Angkatan
Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo dan Menteri Perdagangan Gita
Wirjawan disebut-sebut menjadi calon kuat untuk memimpin partai pemenang Pemilu
2009 tersebut.
Selain
itu, ada beberapa nama mulai digadang-gadang juga untuk maju menggantikan Anas
Urbaningrum sebagai Ketua Umum Demokrat di Kongres Luar Biasa Partai Demokrat
yang rencananya digelar di Bali. Nama-nama yang mulai disebut di antaranya
Wakil Ketua Dewan Pembina Demokrat Marzuki Alie, Gubernur Jawa Timur Sukarwo,
Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), dan
Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Saan Mustopa (Tempo, 13/3).
Salah
satu nama yang digadang-gadang juga Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat,
Ramadhan Pohan. Dia dinilai sebagai sosok yang pantas memimpin Partai Demokrat
karena citranya sederhana dan mampu berkomunikasi langsung dengan rakyat.
Namun, sayangnya Pramono masih terikat dengan jabatan Kasad hingga Mei 2013.
Padahal, Ketua Umum harus sudah ada sebelum penyerahan daftar caleg sementara pada
April 2013.
Sedangkan
Gita juga dinilai pantas memimpin Demokrat karena memiliki rekam jejak yang
bagus dan mampu menjalankan roda organisasi dengan baik. Gita bisa diterima di
kalangan Majelis Tinggi Partai Demokrat, masih muda, bersih, dan concern dengan
masalah kebangsaan. Namun masalahnya, Gita saat ini masih menjabat sebagai
menteri perdagangan. Siapa pun yang akan dicalonkan sebagai ketua umum harus
siap “lahir bathin”. Karena tugas berat menanti untuk mengembalikan cahaya
partai berlambang bintang Mercy tersebut.
Kriteria Utama
Salah
satu kriteria utama ketua umum Partai Demokrat adalah tidak dibebani tugas-tugas
sebagai anggota dewan atau eksekutif. Hal itu telah disetujui oleh dewan pimpinan
daerah partai. Persetujuan terakhir dengan semua dewan pimpinan daerah bahwa
yang menjadi kriteria utama ketua umum adalah tidak dibebani apakah sebagai
anggota dewan atau eksekutif. Tapi betul-betul hanya urus partai total.
Sebelumnya,
Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat Jero Wacik menegaskan kemungkinan
Partai Demokrat dalam waktu dekat mengelar KLB dan tinggal menunggu waktu
pelaksanaannya (Kompas, 12/3). Sesuai
dengan AD/ART partai, maka sebenarnya posisi ketua umum bisa ditentukan dengan
dua cara, yakni penunjukan Pelaksana Tugas (PLT) atau pemilihan ketua umum
melalui KLB. Persiapan untuk pelaksanaan KLB tidak membutuhkan waktu lama.
Cukup satu atau dua hari persiapan untuk itu (KLB) sudah bisa dilaksanakan.
Tak Bolah Nyapres
Memang
benar, semua kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia hingga saat ini masih
menantikan pengganti Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Yang
jelas, siapa pun Ketua Umum yang terpilih menggantikan Anas Urbaningrum dalam
KLB yang akan dilakukan di Bali nanti harus fokus membenahi partai. Ketua Umum
terpilih nanti sebaiknya tidak berambisi dulu jadi presiden melainkan membenahi
dulu seluruh persoalan internal partai yang ada. Jangan sampai ada ambisi untuk
menjadi presiden. Itulah harapan dari berbagai kader Demokrat yang selama ini
ramai di media massa.
Saat
ini yang dibutuhkan adalah sosok yang mampu membawa partai ini menjadi lebih
baik dan solid. Untuk bisa mendandani partainya saat ini, dibutuhkan figur yang
kuat dan mendapat dukungan mayoritas peserta KLB.
Banyak
DPD Partai Demokrat telah menyiapkan sederet syarat ketua umum pengganti Anas
Urbaningrum. Di antaranya yakni, DPD ingin ketua umum Partai Demokrat nanti
tidak berpikir ikut mencalonkan diri sebagai presiden. Ketua umum terpilih
nanti harus fokus mengurus dan membina partai yang didirikan Presiden SBY.
Kesempatan capres dari Partai Demokrat tetap dibuka. Namun, ketum terpilih
diamini banyak kader untuk tidak nyapres.
Ada
kekhawatiran kader di DPD jika ketua umum ikut mencalonkan diri sebagai
presiden tidak akan fokus mengurus partai. Ketua umum nanti harus lebih konsen
pada pembenahan partai dan perbaikan ke dalam supaya elektabilitas naik.
Lalu
siapa kandidat ketua umum PD yang bisa diterima semua golongan tersebut? Apakah
Marzuki Ali? Ataukah Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang telah
mengundurkan diri dari DPR demi penyelamatan PD? Kita tunggu saja siapa yang
akan menduduki kursi tertinggi Demokrat. Yang jelas, ketua umum ke depan harus
progresif, bebas korupsi, dan tak akan mencapreskan diri pada pemilu 2014.
0 komentar:
Post a Comment