Jika kita berpikir maju, maka sebenarnya kita sudah maju. Tapi, jika kita berpikir mundur. Maka,
sebenarnya kita berada dalam kondisi kemuduran. Demikianlah kalimat
yang saya tulis di pembuka buku ini.
Kalimat itu juga sering saya lontarkan kepada
kawan-kawan di setiap kesempatan, baik saat mengisi training jurnalistik, diskusi, dan pelatihan lainnya.
Buku ini merupakan curhatan
kegalauan saya atas kondisi bangsa ini. Saya menangis,
marah, emosi, memberontak, akhirnya aku tulis lewat buku ini. Atas keseriusan
saya untuk memiliki buku, dengan modal bonek (bondo nekat), maka saya nekat untuk menulis sebuah buku.
“Demokrasi Setengah Hati”. Iya, itulah judul buku yang kurang menarik
jika belum dibaca dengan tuntas dan kaffah. Buku ini merupakan renungan spiritual sejak tahun 2012. Dengan tema yang beragam, mulai dari politik, ekonomi,
sosial, pendidikan, budaya, keislaman, dan tema kemahasiswaan, menjadi penghias isi buku ini. Hampir 85 % isi buku ini berisi kritikan atas
kondisi pemerintahan SBY. Namun, saya bukan sekadar mengritik saja. Ada beberapa
solusi yang saya tawarkan.
Bahasa tulisan dalam buku ini juga tak begitu ilmiah, tak populer, dan
bukan pula dengan bahasa “ndakik-ndakik”
seperti penulis-penulis hebat. Namun, jika
Anda belum membeli dan membaca, pasti hanya “nerawang saja”. Silahkan membeli. Jangan
ragu untuk membeli buku. Daripada uang Anda buat membeli pulsa modem, BB, dan
ponsel, mending Anda gunakan untuk membeli buku.
Judul : Demokrasi
Setengah Hati
Penulis : Hamidulloh Ibda
Penerbit : Kalam Nusantara
Cetakan : 1, April 2013
Tebal : 293 Halaman
ISBN : 978-602-97319-6-5
Harga : Rp. 100. 000,-
(Bagi 100 pembeli pertama mendapat diskon 25 %).
Catatan : Harga tersebut
belum termasuk ongkos kirim, kecuali bagi aktivis pers, organisasi, perpustakaan,
jika membeli mininal 5 buku. Promo ini berlaku hingga Juni 2013. Bagi pemesan,
bisa mengubungi h.ibdaganteng@gmail.com
0 komentar:
Post a Comment