“Jika
setelah membaca buku ini, Anda tetap pacaran dan tidak berani menikah, maka
anggap saja buku ini adalah khayal dan takhayul.”
Judul :
Stop Pacaran, Ayo Nikah!
Penerbit :
Lintang Rasi Aksara Books
Penulis : Hamidulloh Ibda
Cetakan :
Pertama, Januari 2014
Tebal :
xxiii+115 Halaman
Ukuran :
13 x 19 cm
ISBN :
978-602-7802-18-6
Harga :
Rp 30.000,- (Harga Promo)
Nikah atau pacaran? Semua pemuda yang waras pasti memilih
nikah. Buku setebal 115 halaman ini memberikan suntikan nikmat bagi pemuda yang
“takut menikah”. Menarik dan renyah dibaca, bahkan judulnya saja menarik bagi
semua kalangan. Tidak hanya pemuda, kaum tua, petani, dosen, konselor dan
menteri, namun para hakim sangat cocok untuk membaca buku ini.
Dalam buku ini disinggung beberapa hal, kiat, formula dan
motivasi menikah. Sangat menarik dan menambah wawasan jika para pembaca melahap
habis dari awal sampai bab terakhir. Buku ini juga menjelaskan bagaimana posisi
dan etika bersetubuh dengan beberapa retorika dalam bercinta sesuai anjuran
agama. Jadi sangat cocok sebagai panduan bagi yang masih pacaran, sudah
berkeluarga atau baru menikah.
Selama ini banyak sekali pemuda “ngebet” dan melampiaskan nafsunya melalui
jalur salah. Padahal, semua agama terutama Islam mengajarkan umatnya untuk melakukan
retorika cinta lewat perkawinan/pernikahan sebagai alat/jalan menuju
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Saat ini banyak sekali remaja usia SMP bahkan
SD sudah mengenal pacaran dan seks bebas. Maka dari itu, “stop pacaran, ayo
nikah!” menjadi tema menarik dalam buku ini.
Pacaran dan nikah sangat kontradiksi. Pacaran selama ini dimaknai sebagai hubungan antara
laki-laki dan perempuan di luar nikah dengan berbagai aktivitas dan dinamika
percintaan. Sedangkan nikah diartikan sebagai hubungan sah secara agama dan
negara sesuai aturan dan syarat yang sudah ditentukan. Namun, kenyataannya
masih banyak pemuda memilih pacaran. Mengapa? Jawabannya sepele, karena tidak
mengeluarkan banyak modal, ongkos, perjuangan, tapi bisa melakukan pelampiasan
nafsu. Itulah kira-kira motivasi pacaran di kalangan kawula muda dewasa ini.
Kesalahan manusia yang paling mendasar bukan hanya ketakutannya untuk menikah dan
memberi nafkah keluarga, tetapi juga pada kesalahpahaman dalam memaknai nikah
dan pacaran. Nikah itu bahasa agama, yang seharusnya tidak ditakuti tetapi
harus dijalankan, karena dengan menikah, manusia akan sempurna dan hidup
menjadi bermakna. Banyak laki-laki memutuskan hubungan dengan pacarnya karena
diajak nikah pasangannya dia tak berani. Inilah fenomena sering terjadi saat
ini.
Menikah adalah alternatif paling nyata untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Tidak ada yang perlu ditakuti untuk menikah, karena Tuhan sudah
mengatur jalan dan jalur hidup manusia. Jadi, jika Anda masih memilih pacaran
daripada menikah, penulis yakin kehidupan di dunia hanya “gitu-gitu saja”. Yang
terpenting, bukan rasa takut untuk menafkahi istri dan memiliki anak, tapi yang
terpenting adalah perjuangan dan usaha manusia untuk menjadikan hubungan halal
dalam hidup. Bahkan, mati harus dibela untuk memurnikan hubungan laki-laki dan
perempuan dalam bingkai “pernikahan”.
Manusia di dunia ini harus memiliki prinsip yang harus diperjuangkan. Artinya, di
zaman edan, republik sakit dan negara konslet seperti ini sulit membedakan
antara hitam-putih, halal-haram dan sebagainya. Maka, tidak heran jika banyak
pacaran-pacaran “rusak dan konslet”. Rusak karena tidak diklambeni dengan
baju nikah dan konslet karena banyak pasangan yang LKMD (lamaran kari,
meteng dipek). Apakah, Anda mau menjadi korban LKMD? Anda sendiri yang tahu
jawabannya.
“Setelah membaca buku ini, Anda
harus mengambil keputusan, menjadi manusia baru atau tetap ikut kekonyolan
jahiliyah modern. Berhenti pacaran lalu menikah, atau tetap melampiaskan nafsu
dengan pacaran. Pacaran atau menikah? Anda punya pilihan!”
NB: Selama masa promo, pembeli mendapat diskon 5 %, dan
yang membeli 5 gratis 1 buku. Harga belum termasuk ongkos kirim. Bagi yang
berminat, bisa mengubungi h.ibdaganteng@gmail.com
0 komentar:
Post a Comment