BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada hakikatnya upaya manusia dalam memperoleh
pengetahuan tetap didasarkan pada tiga masalah pokok, yakni apa yang ingin
diketahui, bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan, dan bagaimana nilai
pengetahuan itu. Kajian ontologi berbicara tentang hakikat yang ada (objek
ilmu), epistemologi berbicara tentang bagaimana yang ada itu bisa diperoleh
(cara memperoleh ilmu), sedangkan aksiologi berkaitan dengan manfaat dari pada
ilmu itu sendiri atau kaitan penerapan ilmu itu dengan kaidah-kaidah moral.
Aksiologi memuat pikiran tentang masalah nilai-nilai.
Dilihat dari jenisnya, paling tidak terdapat dua dimensi dari aksiologi dalam
membangun filsafat ilmu ini, yaitu etika dan estetika. Dalam penerapan ilmu,
etika dan estetika merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Etika dan estetika
berperan sebagai landasan dalam penggunaan ilmu serta menuntun pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga tujuan hakiki dalam kehidupan manusia bisa
tercapai.
Seperti halnya sebuah kehidupan, aturan diperlukan
untuk membatasi kesalahan khususnya dalam pemilihan kata dan kalimat yang
digunakan dalam berforum ilmiah. Dalam forum ilmiah, pelaku dituntut untuk
memiliki pembawaan etika dan estetika yang baik. Seseorang harus memiliki
kemampuan berbicara yang baik, yaitu sesuai dengan aturan (etika) penggunaan
bahasa Indonesia serta menggunakan estetika guna menyempurnakan diskusi dalam
suatu forum ilmiah.
Rumusan Masalah
Apakah pengertian aksiologi?
Apa sajakah dimensi aksiologi?
Bagaimana etika dan estetika berbahasa Indonesia dalam
forum ilmiah?
Apa manfaat dari etika dan estetika berbahasa
Indonesia dalam forum ilmiah?
Tujuan
Mengetahui pengertian aksiologi..
Mengetahui dimensi aksiologis.
Mengetahui etika dan estetika berbahasa Indonesia dalam
forum Ilmiah.
Mengetahui manfaat dari etika dan estetika berbahasa
Indonesia dalam forum ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Aksiologi
Kajian ontologi berbicara tentang hakikat yang ada
(objek ilmu) dan epistemologi berbicara tentang bagaimana yang ada itu bisa
diperoleh (cara memperoleh ilmu), sedangkan aksiologi berkaitan dengan manfaat
dari pada ilmu itu sendiri atau kaitan penerapan ilmu itu dengan kaidah-kaidah
moral.
Istilah aksiologi berasal dari kata axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang berarti ilmu atau teori.
Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu
yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang
dinilai (Rachman, 2008: 158).
Suriasumantri dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakan
bahwa aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara
umum. Sebagai landasan ilmu, aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan
yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan
tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural
yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral atau
profesional?
Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
hakikat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Aksiologi
juga menunjukkan kaidah-kaidah apa yang harus diperhatikan dalam menerapkan
ilmu kedalam praktis (Susanto, 2011:116).
Berdasarkan pengertian di atas, disimpulkan bahwa
aksiologi merupakan bagian dari filsafat yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya berdasarkan kaidah-kaidah nilai.
Dimensi Aksiologi
Aksiologi memuat pikiran tentang masalah nilai-nilai.
Misalnya, nilai moral, nilai agama, nilai keindahan (estetika). Dilihat dari
jenisnya, paling tidak terdapat dua dimensi dari aksiologi dalam membangun
filsafat ilmu ini, yaitu etika dan estetika.
Etika
Istilah etika atau ethics
(bahasa Inggris) memiliki banyak arti, secara etimologi istilah etika
berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu ethos
diartikan sifat, watak, kebiasaan, atau tempat yang biasa. Sedangkan kata ethikos berarti susila, keadaban, atau
kelakuan dan perbuatan yang baik (Susanto, 2011: 164). Kata lain yang lebih
dekat maknanya dengan etika adalah kata moral, yang dalam bahasa Latin disebut
dengan istilah mores, yang berarti
kebiasaan, watak, kelakuan, tabiat, atau cara hidup. Jadi, jika dilihat dari
asal-usul kata etika di atas, maka etika dapat didefinisikan sebagai ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang ada kebiasaan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), etika
dirumuskan dalam tiga arti sebagai berikut.
Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang
hak dan kewajiban moral (akhlak).
Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
Ki Hajar Dewantara mengartikan etika sebagai ilmu yang
mempelajari soal kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia semuanya.
Teristimewa yang mengenai gerak gerik pikiran, rasa yang merupakan pertimbangan
dan rasa perasaan sampai menguasai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa etika
merupakan ilmu yang menjelaskan tentang suatu hal yang baik dan buruk serta
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Estetika
Semiawan (dalam Susanto, 2011:119) menjelaskan
estetika sebagai “the study of nature of
beauty in the fine art”, mempelajari hakikat keindahan dalam seni. Estetika
merupakan cabang filsafat yang mengkaji tentang hakikat indah dan buruk.
Estetika membantu mengarahkan dalam membentuk persepsi yang baik dari suatu
pengetahuan ilmiah agar ia dapat dengan mudah dipahami oleh khalayak luas.
Estetika juga berkaitan dengan kualitas dan pembentukan mode-mode estetis dari
suatu pengetahuan ilmiah itu.
Kata estetika berasal dari kata Aesthesis yang artinya perasaan atau
sensitifitas, karena memang pada awalnya pengertian itu berhubungan dengan
lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah ilmu keindahan
atau ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara umum. Pengertian ini berdasarkan
bila kita memandang sesuatu secara umum, maka obyek itu dapat memberikan rasa
senang, puas dan sebagainya yang sejalur dengan kata tersebut, maka dapat
dikatakan obyek yang dipandang itu mengandung keindahan.
Berdasarkan
paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa estetika adalah ilmu yang membahas tentang
keindahan suatu objek yang bisa diamati oleh indra manusia. Estetika merupakan
cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Etika dan Estetika Berbahasa Indonesia dalam Forum
Ilmiah
Forum Ilmiah
Menurut KBBI forum adalah lembaga atau badan; wadah;
sidang; dan tempat pertemuan untuk bertukar pikiran secara bebas. Sedangkan
ilmiah mengandung arti keilmuan; ilmu pengetahuan sains.
Forum ilmiah merupakan suatu kegiatan dalam dunia ilmiah yang biasanya dilakukan oleh
mahasiswa ataupun pelaku pelaku-pelaku ilmiah lainnya, yang berfungsi sebagai
sarana penyebaran informasi ilmiah, baik secara konseptual maupun
prosedural. Dalam forum ilmiah, presentasi ilmiah merupakan suatu kegiatan yang
pasti dilakukan. Kegiatan ini berfungsi untuk menyebarkan
informasi ilmiah. Mahasiswa merupakan intelektual yang berkewajiban
menyebarkan ilmu yang dimilikinya. Oleh karena itu, kemahiran untuk melakukan
presentasi ilmiah merupakan suatu kebutuhan.
Forum ilmiah dikatakan efektif apabila pesertanya
secara sukarela terlibat akif dalam ineraksi verbal ilmiah menuju tercapainya
tujuan dalam waktu yang tersedia.
Jenis-jenis forum ilmiah antara lain:
Diskusi
Diskusi adalah sebuah proses tukar
menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud
untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebih teliti tentang
sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan
kesimpulan/pernyataan/keputusan.
Diskusi Panel
Diskusi Panel merupakan suatu diskusi yang
terdiri atas seorang pemimpin, sejumlah peserta, dan beberapa pendengar. Dalam
jenis diskusi ini tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga pendengar
dapat mengikuti jalannya diskusi dengan seksama. Setelah berlangsung tanya
jawab antara pemimpin dan peserta, peserta dan pendengar, pemimpin
merangkum hasil tanya-jawab atau pembicaraan, kemudian mengajak pendengar ikut
mendiskusikan masalah tersebut sekitar separuh dari waktu yang tersedia.
Seminar
Seminar merupakan suatu pembahasan
masalah secara ilmiah, walaupun topik yang dibahas adalah masalah sehari-hari.
Dalam membahas masalah, tujuannya adalah mencari suatu pemecahan, oleh karena
itu suatu seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan
yang merupakan hasil pendapat bersama, yang kadang-kadang diikuti dengan
resolusi atau rekomendasi.
Workshop
Workshop
adalah suatu acara pertemuan antara para ahli (pakar) untuk membahas masalah
praktis di mana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan
mencari solusinya.
Kongres
Kongres merupakan pertemuan besar
para wakil organisasi (politik, sosial, profesi) untuk mendiskusikan dan
mengambil keputusan mengenai berbagai masalah. Kongres lebih kepada tujuan
politik. Kongres biasanya digunakan untuk mengawasi dan mencocokkan kegiatan
pemerintahan.
Konferensi
Konferensi
adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat
mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
Etika Berbahasa Indonesia dalam Forum Ilmiah
Etika dalam berbahasa Indonesia adalah penggunaan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam berkomunikasi atau berinteraksi
dengan orang lain.
Dalam suatu forum Ilmiah, sangat dibutuhkan
sebuah komunikasi untuk menunjang kelangsungan di dalam forum ilmiah
tersebut. Beberapa etika dalam berkomunikasi antarmanusia dalam kehidupan
sehari-hari pada umumnya, yang juga dapat diterapkan dalam forum ilmiah
yaitu:
Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien.
Menggunakan panggilan/ sebutan orang yang baik.
Berbahasa yang baik, ramah, dan sopan.
Bertingkah laku yang baik.
Bersikap jujur dan lapang dada dalam berkomunikasi.
Memperhatikan dan menghargai hak-hak perseorangan
dalam forum ilmiah.
Etika berkaitan dengan keyakinan dan prinsip
mengenai mana yang benar dan mana yang salah, serta mana yang patut dan mana
yang tidak patut. Satu nilai yang harus dipegang dalam menjaga etika ketika
berforum ilmiah adalah menjaga sikap agar tidak merugikan orang lain. Kerugian
mencakup hak atau kesempatan, kehilangan muka, dan tersinggung perasaannya. Hak
dalam forum ilmiah meliputi hak bicara, hak membela dan mempertahankan
pendapatnya, serta hak untuk mendapatkan pengakuan. Kehilangan muka dapat
terjadi apabila aib atau kekurangan diungkapkan secara vulgar. Sementara itu,
apabila seseorang telah melakukan sesuatu yang sangat berharga, ia mempunyai
hak untuk mendapatkan pengakuan. Etika dalam forum ilmiah harus dijaga agar
tujuan forum tercapai dengan baik. Hal yang perlu diperhatikan oleh penyaji
dalam etika adalah kejujuran. Dalam dunia ilmiah, kejujuran merupakan butir
etis terpenting. Setiap orang wajib bersikap sangat terbuka dalam segala hal
menyangkut informasi yang disajikan.
Adapun etika yang harus dijaga oleh peserta
forum ilmiah antara lain:
Setiap peserta harus jujur pada diri sendiri.
Artinya, dia akan bertanya jika memang tidak tahu, akan mencari
klasifikasi apabila masih bingung atau belum yakin, akan mengecek apakah
pemahamannya sudah benar ataukah belum.
Setiap peserta wajib menghargai
pendapat atau gagasan orang lain. Dalam hal ini mensyaratkan bahwa dia wajib
menyimak apabila ada orang yang berbicara atau bertanya.
Setiap peserta yang bertanya
memiliki kewajiban untuk menyimak jawaban dari penyaji. Akan lebih bagus jika
penanya menunjukkan apresiasi positif terhadap jawaban yang telah diberikan.
Moderator sebagai pemandu dalam
forum ilmiah memiliki etika untuk dapat bersikap adil. Artinya, semua peserta
sebisa mungkin memperoleh kesempatan yang relatif sama dalam berpartisipasi
aktif selama forum berlangsung.
Selain adil, seorang moderator
juga harus menaati jadwal atau waktu yang telah ditentukan. Pertama, moderator
seyogyanya tidak terlalu banyak mengambil waktu untuk berkomentar yang tidak
fungsional. Kedua, moderator harus mengatur waktu yang digunakan oleh
semua pihak, baik penyaji maupun peserta. Oleh sebab itu, moderator harus punya
keberanian untuk menginterupsi dengan santun pembicaraan seseorang agar
tepat waktu.
Notulis bertugas mencatat rapi
semua hal yang terungkap selama forum, baik inti uraian penyaji, pertanyaan,
maupun jawaban. Hasil catatan yang telah ditata ringkas sebaiknya dicetak dan
dibagikan minimal kepada semua orang yang terlibat dalam forum tersebut. Hal ini
memberi kesempatan bagi pemilik gagasan/konsep untuk meluruskannya jika ada
hal-hal yang kurang tepat.
Estetika Berbahasa Indonesia dalam Forum Ilmiah
Estetika dalam berbahasa Indonesia, misalnya
menggunakan pilihan kosa kata yang indah dan sesuai situasi (konteks) bicara.
Selain itu, estetika juga berkaitan dengan tinggi rendahnya intonasi saat
berbicara.
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam estetika
berbahasa Indonesia dalam forum ilmiah adalah kemampuan berkomunikasi. Keberhasilan suatu forum ilmiah adalah jika pelaku ilmiah dapat
berkomunikasi secara baik dan benar, sehingga informasi ilmiah juga dapat
tersampaikan secara optimal pula. Kemampuan berkomunikasi yang baik bisa
menjadi keindahan tersendiri dalam jalannya suatu forum ilmiah. Beberapa teknik komunikasi yang baik dalam kehidupan sehari-hari
adalah:
Menggunakan kata dan kalimat yang baik dan
menyesuaikan dengan lingkungan.
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh lawan
bicara.
Menatap mata lawan bicara agar tidak menyinggung lawan
bicara.
Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum.
Menggunakan gerakan tubuh/gesture yang sopan, wajar,
dan tidak dibuat-buat.
Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan
bicara.
Menggunakan pakaian yang rapi, sopan, dan sesuai
dengan kondisi.
Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan
yang terjadi.
Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya
komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara.
Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta
kecepaan bicara yang baik.
Menggunakan komunikasi nonverbal yang baik, sesuai
budaya yang berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, hormat atau semacamnya.
Dalam konteks bahasa Indonesia,
contoh nilai keindahan dapat dicontohkan dengan karya puisi. Puisi menggunakan
kata-kata yang indah, pembawaannya lembut dan berirama. Begitu halnya dalam
berforum ilmiah akan terlihat lebih indah jika pelaku dalam forum tersenut baik
moderator, audience, maupun penyaji
menyajikan karya ilmiahnya dengan komunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik tersebut diantaranya adalah
menggunakan pemilihan kata-kata yang formal dan santun, penyusunan kalimat yang
baik dan teratur, juga penyajian kata-kata yang lembut namun tetap tegas dan
jelas. Penambahan senyuman dalam suatu forum ilmiah seperti halnya suatu aksen
yang dapat memperindah jalannya diskusi dalam forum ilmiah tersebut.
Manfaat Penggunaan Etika dan Estetika Berbahasa Indonesia
dalam Forum Ilmiah
Penggunaan etika dan estetika berbahasa Indonesia oleh
mahasiswa di dalam forum ilmiah memiliki beberapa manfaat, antara lain:
Mendukung keberhasilan dari suatu forum ilmiah.
Tidak menyinggung perasaan pihak lain.
Mendapat perhatian para partisipan.
Mendapatkan respon positif dari partisipan.
Membuat suasana forum menjadi lebih hidup.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Aksiologi merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki
hakikat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Aksiologi
juga menunjukkan kaidah-kaidah apa yang harus diperhatikan dalam menerapkan
ilmu kedalam praktis.
Dilihat dari jenisnya, aksiologis terdiri atas dua
dimensi yaitu etika dan estetika. etika merupakan ilmu yang menjelaskan tentang
suatu hal yang baik dan buruk serta menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia. Sedangkan estetika adalah ilmu yang membahas tentang
keindahan suatu objek yang bisa diamati oleh indra manusia. Estetika merupakan
cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Etika dan estetika sangat diperlukan dalam
penerapan ilmu pengetahuan. Misalnya pada forum ilmiah. Seseorang seyogyanya
mampu menerapkan etika dan estetika berbahasa Indonesia dalam forum ilmiah. Etika berbahasa Indonesia adalah penggunaan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar dalam berkomunikasi. Etika dalam berbahasa Indonesia dapat
ditunjukkan dengan kesantunan, kesopanan, serta tingkah laku yang baik saat
berbicara.
Estetika dalam berbahasa Indonesia berhubungan dengan
keindahan dalam berbahasa Indonesia. Estetika berbahasa Indonesia dapat
ditunjukkan dengan komunikasi yang baik, seperti intonasi saat berbicara.
Penerapan etika dan estetika berbahasa Indonesia memiliki
beberapa manfaat manfaat diantaranya mendukung keberhasilan dari suatu forum
ilmiah, tidak menyinggung perasaan pihak lain, mendapat perhatian para partisipan,
mendapatkan respon positif dari partisipan, dan membuat suasana forum menjadi
lebih hidup.
Saran
Perlu adanya penerapan etika dan estetika dalam
berbahasa Indonesia, khususnya dalam forum ilmiah. Hal ini agar muncul respon
positif dari pelaku forum ilmiah yang dapat mendukung keberhasilan forum ilmiah
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, M. 2008. Filsafat Ilmu. Semarang: Unnes Press.
Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Suriasumantri, J. 2010. Filsafat
Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Susanto, A. 2011. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi
Ontologis, Epistimologis, dan Aksiologis.
Tim Penyusun Kamus Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
http://www.sharemyeyes.com/2011/02/jenis-forum-ilmiah-tugas-seminar-fisika.html (diakses tanggal 26 November 2013 pukul 09.12)
http://www.scribd.com/edwienk/d/54506807-Forum-Ilmiah diakses tanggal 26 November 2013 pukul 10.52)
0 komentar:
Post a Comment