Disusun Guna Memenuhi Tugas
Kelompok
Mata Kuliah Teori Sastra
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Prof. Agus
Nuryatin, M.Hum dan Dr. Teguh Supriyanto, M.Hum
Oleh:
Dian Marta Wijayanti
(0103513018)
Wahyu Ambarwati (0103513091)
Hamidulloh Ibda (0103513129)
PENDIDIKAN DASAR KONSENTRASI
BAHASA INDONESIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
SEMESTER 1
Materi : Membaca dan Memahami Unsur Cerita
Rakyat
Asal Usul Danau Toba
Di sebuah desa di wilayah
Sumatera,tinggal seorang petani.Ia seorangpetani
yang rajin bekerja walaupunlahan pertaniannya tidak luas. Iadapat mencukupi
kebutuhannya darihasil kerjanya yang tidak kenal lelah.Sebenarnya usianya sudah
cukup untukmenikah, tetapi ia tetap memilih hidupsendiri. Di suatu pagi hari
yang cerah,petani itu memancing ikan di sungai.
“Mudah-mudahan, hari ini,
akumendapat ikan yang besar,” gumampetani tersebut dalam hati.Beberapasaat
setelah kailnya dilemparkan, kailnyaterlihat bergoyang-goyang.Ia segeramenarik
kailnya. Petani itu bersorakkegirangan setelah mendapat seekorikan cukup besar.
Iatakjub melihat warna sisik
ikan yang indah.Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan.Kedua
matanya bulat dan menonjol memancarkankilatan yang menakjubkan.“Tunggu,aku jangan
dimakan!Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku.”Petani
tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu.Karena keterkejutannya, ikan
yang ditangkapnya terjatuh ke tanah.Kemudian tidak berapa lama, ikan itu
berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita.
“Bermimpikah aku?” gumam
Petani.“Jangan takut, Pak. Aku juga manusia sepertimu.Aku sangat berhutang
budipadamu karena telah menyelamatkankudari kutukan Dewata,” kata gadis itu.
“Namaku Putri. Aku bersedia menjadi
pendamping hidupmu,” desakgadis itu.Petani itu pun mengangguk.Oleh karena itu,
jadilah mereka pasangan suami istri.Namun, ada satu janji yang telah
disepakati.Mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Putri dari seekor
ikan. Jika janji itu dilanggar, akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah sampai di desa
petani, gemparlah penduduk desa melihat gadiscantik jelita bersama petani
tersebut.“Dia mungkin bidadari yang turun dari langit,” gumam mereka.
Petani merasa sangat bahagia
dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan
mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya,
Petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya.Banyak orang merasa iri dengan
menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani.
“Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhlukhalus! “ kata seseorang kepada
temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Putri.Namun, mereka tidak merasa
tersinggung, bahkan makin rajin bekerja.Setahun kemudian, kebahagiaanpetani dan
istri bertambah karena istripetani melahirkan seorang bayi lakilaki.Ia diberi
nama Putra. Kebahagiaan mereka tidak membuatnya lupa diri.Putra tumbuh menjadi
seorang anak yang sehat dan kuat.Ia menjadi anak manis, tetapi agak nakal. Ia
mempunyai satukebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu
merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.
Lama-kelamaan, Putra
selalumembuat jengkel ayahnya. Jika disuruhmembantu pekerjaan orang tua, ia
selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkanPetani agar bersabar atas ulah
anak mereka.
“Ya, aku akan bersabar.Dia
tetap anak kita!” kata petani kepada istrinya.“Syukurlah, Kanda berpikiran seperti
itu.Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji Putri kepada suaminya.
Memang kata orang, kesabaran
ituada batasnya.Hal ini dialami oleh Petani.Pada suatu hari, Putra mendapat
tugasmengantarkan makanan dan minuman ke sawah.Akan tetapi, Putra tidak memenuhi
tugasnya.Petani menunggu kedatangan anaknya sambil menahan haus dan lapar.Ia
langsung pulang ke rumah. Dilihatnya Putra sedang bermain bola.Petani menjadi
marah sambil menjewer kuping anaknya.“Anak tidak tahu diuntung! Tak tahu diri!
Dasar anak ikan!” umpat Petani. Tanpa sadar, ia telah mengucapkan kata pantangan
itu.
Setelah Petani mengucapkan
katakatatersebut, seketika itu juga anak dan istrinya lenyap; tanpa bekas dan
jejak.Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan
makin deras. Air merendam desa Petani dan desa sekitarnya. Air meluas hingga
membentuk sebuah danau.Danau itu, akhirnya, dikenal dengannama Danau Toba,
sedangkan pulaukecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.
ANALISIS
Tujuan
Tujuan
pengajaran materi ini adalah melalui metode yang tepat siswa dapat membaca dan
memahami isi suatu bacaan. Adapun bentuk bacaan yang digunakan berbentuk
legenda.
Pendekatan
Untuk membaca cerita, pembaca menggunakan pendekatan reseptif. Pendekatan
reseptif digunakan agar siswa dapat memahami karya sastra. Pembaca memahami
suatu karya sastra dan menemukan hakikat estetika di dalamnya melalui fisik
teks.
Adapun untuk memahami cerita Danau Toba, pendekatan
yang digunakan untuk mengajarkan materi ini, guru harus menggunakan pendekatan objektif
yang bertujuan untuk melihat karya sastra sebagai sebuah sistem dan nilai yang
diberikan sistem sangat bergantung pada nilai komponen-komponen yang ikut
terlibat di dalamnya.
Cerita Danau Toba mengandung beberapa nilai yang
harus diajarkan pada anak.
Kesetiaan, artinya petani tidak setia pada apa yang
sudah diberikan dari istrinya, karena dia tidak mematuhi segala komitmen awal
sebelum menjadi suami ikan tersebut.
Ingkar janji, artinya petani mengingkari janji bahwa
tidak akan membongkar asal-usul istrinya tersebut, karena istrinya adalah
seorang ikan yang berubah menjadi manusia cantik yang mempunyai kekuatan
dahsyat.
Gegabah, karena petani “keceplosan” pada anaknya
dengan mengucapakan “anak ikan”, akhirnya terjadilah tragedi luar biasa yang
menjadi asal-usul Danau Toba.
Sombong, artinya ketika petani menjadi kaya, dia
lupa bahwa dia dulu hanya petani miskin yang bekerja memancing ikan.
Tidak menerima apa adanya, artinya petani merasa
kurang dan tidak bersyukur dengan kekayaan yang sudah diberikan ikan (istrinya)
kepadanya.
Teori
Analisis materi ini teori yang digunakan adalah
teori strukturalisme, yaitu bertujuan membongkar, memaparkan dengan cermat,
teliti, detail dan mendalam keterkaitan dan keterjangkauan semua anasir
(sesuatu) dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna
menyeluruh.
Beberapa kajian intrintik dalam cerita Danau Toba
ini adalah:
Tema : Kecerobohan
Judul :
Danau Toba
Latar tempat dan waktu: Sumatera
Alur : Maju, karena ceritanya tidak kembali ke
belakang
Tokoh dan penokohan :
Petani :
Ceroboh, tidak menerima apa adanya
Ikan
(putri/istri) : Baik hati
Anak : Menuruti
ibu daripada bapak
Amanat :
Legenda ini mengajarkan pada siswa untuk menjadi orang yang menerima apa
adanya, tidak gegabah dan ketika diberi nikmat tidak sombong dan lupa
segalanya. Legenda tersebut mengajarkan kita untuk berhati-hati dalam berbicara,jangan
menggampangkan atau meremehkan sesuatu, karena pak tani sudah melanggar
janjinya yang dia anggap mudah karena pak tani mengeluarkan kata-kata“Anak tidak tahu diuntung! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!” umpat
Petani. Tanpa sadar, ia telah mengucapkan kata pantangan itu. Padahal istrinya
sudah mengatakan bahwa dia tidak boleh mengungkit-ungkit hal tersebut.Semarah
apapun kita, janji tetaplah menjadi janji yang harus ditepati. Selain itu
legenda ini juga mengajarakan seorang anak agar selalu berbakti kepada orang
tua, senantiasa menjaga perasaan orang tua dan mematuhi apa yang diperintahkan
orang tua.
Langkah-langkah/ Sintakmatis
Alternatif
langkah-langkah pembelajaran yang dapat digunakan adalah model STAD (Student
Teams Achievement Divisions). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Siswa
membentuk kelompok yanggotanya 4-5 orang secara heterogen.
Guru
memberikan contoh cara membaca cerita “Danau Toba”
Guru memberi
tugas kepada kelompok untuk membaca secara bergantian dengan didengarkan oleh
anggota kelompok (pendekatan reseptif)
Guru meminta
siswa untuk menentukan unsur intrinsik cerita meliputi tema, judul, latar,
alur, tokoh dan penokohan, dan amanat. (pendekatan
objektif strukturalisme)
Anggota yang
sudah mengerti dapat menjelaskan ke anggota yang lain
Guru memberi
kuis/pertanyaan
Guru
memberikan evaluasi
Guru membuat
kesimpulan
Materi Membaca Puisi
Tujuan
Siswa dapat membaca puisi
dengan ekspresi yang tepat
Pendekatan
Pembelajaran
menggunakan pendekatan objektif dengan memandang atau memfokuskan perhatian
pada karya sastra. Rene Wellek dan Austin Warren menyebutnya pendekatan
intrinsik. Ketika menyuarakan puisi di depan kelas, siswa menggunakan
pendekatan ekspresif. Siswa memfokuskan perhatiannya seakan-akan sebagai
sastrawan yang menulis puisi tersebut. Sehingga membaca puisi membutuhkan
kesesuaian penempatan emosi. Sehingga penjelasan mengenai keindahan kupu-kupu
di teman dapat tersampaikan kepada pendengar.
Teori
Teori
yang digunakan adalah strukturalisme dengan memandang dan memahami karya sastra
dari segi struktur. Strukturalisme ini bertujuan membongkar dan memaparkan
secermat, seteliti, dan sedalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua
unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.
Struktur
puisi terbagi menjadi 2, yaitu struktur fisik dan struktur batin:
Struktur Fisik
Diksi : pemilihan kata
yang dipilih sudah sesuai dengan bahasa anak
Pengimajian : imajinasi yang
digunakan lebih pada penggunaan majas perumpamaan
Kata kongkrit : beberapa kata
kongkrit yang digunakan adalah warna dan sayap
Bahasa figuratif (majasa) : menggunakan majas perumpamaan
Tata wajah (tipografi) : bahagia
Enjambemen (peristiwa sambung-menyambungnya isi dua larik
sajak yg berurutan): hubungan beberapa larik sajak sudah
menyambung
Versifikasi (rima,
irama, metrum): mendayu-dayu, lembut, santai
Struktur Batin
(makna batin)
Tema : Cinta Lingkungan
Perasaan : Senang
Nada dan suasana : Semangat
Amanat : Menjaga makhluk
ciptaan Tuhan adalah tugas manusia. Maka dari itu, kita tidak boleh melukai
atau merusak hewan dan tumbuhan agar kehidupan mereka bisa tetap lestari.
Langkah-langkah/ Sintakmatis
Pembelajaran membaca puisi
dapat dilakukan dengan metode demonstrasi. Guru memberikan contoh cara membaca
puisi yang baik dan benar kemudian siswa diminta menirukan masing-masing baris,
baru kemudian membaca keseluruhan isi puisi. Agar lebih paham, siswa dapat diajak
untuk mempelajari unsur intrinsik puisi terlebih dahulu. Adapun langkah
lengkapnya adalah sebagai berikut:
Guru menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai
Guru menyiapkan teks puisi
bagi siswa
Guru menyajikan pembacaan
puisi berjudul “Kupu-Kupu” ditirukan oleh siswa (pendekatan objektif-strukturalisme)
Guru menunjukkan unsur
intrinsik yang terdapat dalam puisi (pendekatan
objektif-strukturalisme)
Salah seorang siswa diminta
untuk mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas (pendekatan ekspresif)
Setiap siswa membacakan puisi
di tempat duduk dengan diperhatikan teman sebangkunya (pendekatan ekspresif)
Siswa mengemukakan hasil
analisis dan pengalaman membaca puisi
Guru membuat simpulan
SEMESTER 2
Materi
Mendengarkan Cerita Anak “Nunu si
Kutu Buku”
Tujuan
Siswa memahami unsur
intrinsik yang terkandung dalam bacaan
Pendekatan
Melalui cerita “Nunu si Kutu Buku” karya
Anandita F.P., penulis berusaha mempertunjukkan unsur-unsur intrinsik pembentuk
cerita. Penulis mempertimbangkan keseimbangan unsur-unsur pembentuk seperti
tokoh cerita, latar tempat, latar waktu, dan amanat cerita secara secara
implisit.Untuk unsur alur, diharapkan siswa diharapkan dapat menentukan setelah
mendengarkan cerita beberapa kali. Hal ini menunjukkan penulis lebih
menggunakan pendekatan objektif yang bertujuan untuk melihat karya sastra
sebagai sebuah sistem dan nilai yang diberikan sistem sangat bergantung pada
nilai komponen-komponen yang ikut terlibat di dalamnya.
Teori
Teori
yang digunakan adalah strukturalisme. Untuk dapat mendengarkan dengan baik,
tentunya siswa harus memahami isi cerita. Maka dari itu, siswa harus mengaji
unsur intrinsik yang terdiri dari:
Tema : Bekerja
Keras
Alur : Maju
Tokoh
dan penokohan : - Nunu (rajin membaca)
Kiki
dan teman-teman (malas membaca, suka mengejek)
Latar
tempat : Taman
Bacaan Kancil
Latar
waktu : Pagi hari
Sudut
pandang pengarang : Sudut pandang pengarang orang ke-3
Gaya
cerita : Cerita anak-anak
Amanat : Membaca
buku penting bagi siapapun
Langkah-langkah
Sintakmatis
Untuk mendengarkan isi cerita
dengn tujuan pemahaman, alternative yang dapat dilakukan guru adalah melalui
metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review). Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Guru membacakan cerita dan
meminta siswa untuk mendengarkan
Guru mengarahkan siswa untuk
berkelompok dengan teman sebangkunya
Guru memberikan pertanyaan
tentang unsur intrinsik cerita untuk diselesaikan secara berkelompok
Siswa membaca cerita secara
bergantian
Siswa berdiskusi dengan teman
sebangku
Siswa menuliskan
konsep-konsep unsur intrinsik yang terdapat pada cerita
Siswa merumuskan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan oleh guru
Materi Menyimpulkan Cerita Anak
a. Tujuan
Siswa
dapat menyimpulkan isi bacaan setelah membaca pemahaman
b. Pendekatan
Untuk mendapatkan kesimpulan
suatu cerita, guru menggunakan pendekatan objektif. Siswa diajak mengaji
unsur-unsur intrinsik pembentuk cerita agar dapat menyimpulkan isi yang
terkandung dalam cerita tersebut.
Teori
Teori
yang digunakan adalah teori strukturalisme. Unsur intrinsik yang dikaji antara
lain:
Tema : Kasih
Sayang
Alur : Maju
Tokoh
dan penokohan : Seruni (baik, pantang menyerah, selalu semangat)
Diah (baik, penuh kasih
sayang, dapat dipercaya)
Ibu dan kakak (baik)
Latar
tempat : Rumah
Latar
waktu : Zaman dulu
Sudut
pandang pengarang : Sudut pandang orang ketiga
Gaya
cerita : Sendu
Amanat : Rasa
kasih sayang antarsesama bukan sekadar milik orang yang diciptakan sempurna
keadaan badannya. Justru kitalah yang harus sadar mengasihi orang yang tidak
memiliki kesempurnaan badan.
Langkah-langkah/ Sintakmatis
Untuk menentukan kesimpulan
cerita “Nyanyi Sunyi Seruni”, alternatif model pembelajaran yang dapat
dilaksanakan adalah PQ4R. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai
berikut:
Guru
membacakan cerita di depan kelas
Guru
membuat kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
Siswa menentukan unsur
intrinsik yang terdapat dalam cerita
Guru memberikan pertanyaan
tentang simpulan cerita
Siswa membaca cerita secara
bergantian di dalam kelompok
Siswa mendiskusikan unsur
intrinsik yang sebelumnya telah ditentukan
Siswa membuat hubungan antar
konsep untuk menentukan simpulan cerita
Siswa menentukan simpulan
cerita
Menanggapi
Cerita Anak
Tujuan
Siswa
dapat menanggapi isi cerita
Pendekatan
Cerita “Penyanyi Kamar Mandi”
yang bersumber dari “Majalah Bombi” dapat dipelajari menggunakan pendekatan objektif
dan pragmatik. Pendekatan objektif digunakan untuk memahami komponen penyusun
karya sastra. Pendekatan pragmatik adalah pendekatan kajian sastra yang
menitikberatkan kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima, memahami,
dan menghayati karya sastra. Pendekatan pragmatik bertujuan untuk menyampaikan
tujuan tertentu kepada pembaca.
Cerita ini mengharapkan siswa
dapat memberikan tanggapan atas karakter Ario yang pemalu di tengah
keinginannya untuk menjadi penyanyi terkenal.Pendekatan ini mengkaji dan
memahami karya sastra berdasarkan fungsi dalam memberikan ajaran moral, agama,
dan sosial. Pembelajaran moral untuk tidak menjadi pemalu seperti yang
tergambar dalam cerita sangat cocok untuk dinikmati pembaca kelas V Sekolah
Dasar.
Teori
Teori
yang digunakan adalah teori strukturalisme. Unsur intrinsik yang dikaji antara
lain:
Tema : Kasih
Sayang
Alur : Maju
Tokoh
dan penokohan : Seruni (baik, pantang menyerah, selalu semangat)
Diah (baik, penuh kasih
sayang, dapat dipercaya)
Ibu dan kakak (baik)
Latar
tempat : Rumah
Latar
waktu : Zaman dulu
Sudut
pandang pengarang : Sudut
pandang orang ketiga
Gaya
cerita : Sendu
Amanat : Rasa
kasih sayang antarsesama bukan sekadar milik orang yang diciptakan sempurna
keadaan badannya. Justru kitalah yang harus sadar mengasihi orang yang tidak
memiliki kesempurnaan badan.
Langkah-langkah/ Sintakmatis
Alternatif metode yang
efektif diterapkan agar siswa mau mengemukakan pendapat adalah Talking Stick. Melalui metode ini siswa
yang mendapatkan tongkat mau tidak mau harus mengemukakan pendapat tentang isi
cerita yang sebelumnya telah dibaca. Metode ini cukup efektif karena bersifat
menyenangkan.
Langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Guru menjelaskan materi pokok
tentang unsur intrinsik cerita yang akan dipelajari (pendekatan objektif-strukturalisme)
Siswa menentukan unsur
intrinsik cerita sesuai tingkat pemahamannya (pendekatan objektif-strukturalisme)
Guru memberikan tongkat kepada
siswa yang duduk paling depan sebelah kanan kemudian mengajak siswa bernyanyi
bersama
Setelah lagunya selesai,
siswa yang mendapat giliran memegang tongkat harus memberikan pendapat tentang
cerita yang telah dibaca (pendekatan
pragmatik)
Permainan berulang sampai
beberapa kali
Guru membuat kesimpulan
Materi: Menulis Puisi
Tujuan
Siswa dapat menulis puisi
dengan lancar
Pendekatan
Pendekatan yang digunakan
adalah ekspresif. Pendekatan ini berkaitan dengan pengarang sebagai pencipta
karya sastra. Pendekatan ekspresif adalah kajian sastra yang menitikberatkan
kajiannya pada ekspresi perasaan atau temperamen penulis. Pendekatan ini
memfokuskan perhatiannya pada sastrawan sebagai pencipta atau pengarang karya
sastra, ide, gagasan, emosi, dan pengalaman lahir batin.
Teori
Penulis menggunakan struktur
fisik dan batin. Struktur fisik terdiri dari diksi, pengimajian, kata konkret,
bahasa figuratif, tata wajah, enjambemen, dan versifikasi. Sedangkan struktur
batin terdiri dari tema, perasaan, nada, dan amanat.
Langkah-langkah/ Sintakmatis
Alternatif metode yang dapat
digunakan adalah metode contextual
Teaching and Learning (CTL). Siswa akan diajak menulis puisi secara outdoor sehingga daya imajinasi siswa
dapat dikembangkan. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Guru mengajak siswa keluar
kelas
Siswa diberi tugas untuk
mengamati sebuah objek
Siswa menulis puisi dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan
Guru memberi kesempatan bagi
siswa untuk bertanya
Siswa berkonsultasi dengan
guru untuk mendapatkan diksi yang indah
Guru menyimpulkan cara
menulis puisi yang baik
Materi : Memerankan Tokoh Drama
Tujuan
Siswa
dapat memerankan tokoh drama
Pendekatan
Penulis menggunakan
pendekatan objektif dan mimetik. Pendekatan objektif digunakan agar siswa
memahami unsur intrinsik drama. Sedangkan pendekatan mimetik bertujuan
menghubungkan karya sastra dengan realitas/kenyataan. Realitas yang dimaksudkan
dalam hal ini adalah kondisi sosial, budaya, dan politik. Pendekatan mimetik
menitikberatkan kajiannya terhadap hubungan karya sastra dengan lingkungan
sosial budaya yang melatarbelakangi lahirnya karya sastra tersebut.
Teori
Teori
strukturalisme digunakan dalam pembelajaran ini. Unsur intrinsic yang terdapat
dalam drama terdiri dari tema, judul, alur, setting, tokoh-penokohan, gaya
cerita, dan amanat.
Langkah-langkah/Sintakmatis
Alternatif
model yang dapat diterapkan untuk materi memerankan drama adalah role playing. Langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model role
playing adalah
Dibagi
kelompok sesuai jumlah tokoh dalam cerita
Membagikan
cerita kepada siswa
Siswa
diberi kesempatan untuk mempelajari isi dan watak tokoh yang akan diperankan
Siswa
memerankan tokoh cerita di depan kelas secara bergantian
Setiap
kelompok memberi penilaian pada kelompok yang sedang pentas
Guru
memberikan umpan balik terhadap penampilan siswa
Guru
memberikan evaluasi
0 komentar:
Post a Comment