Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Sunday, 25 May 2014

Analisis Materi Pendekatan Sastra Pada Kelas V Sekolah Dasar



Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Teori Sastra dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Prof. Agus Nuryatin, M.Hum dan Dr. Teguh Supriyanto, M.Hum

Oleh:
Dian Marta Wijayanti (0103513018)
Wahyu Ambarwati (0103513091)
Hamidulloh Ibda (0103513129)

PENDIDIKAN DASAR KONSENTRASI BAHASA INDONESIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

SEMESTER 1
Materi : Membaca dan Memahami Unsur Cerita Rakyat

Asal Usul Danau Toba
Di sebuah desa di wilayah Sumatera,tinggal seorang petani.Ia seorangpetani yang rajin bekerja walaupunlahan pertaniannya tidak luas. Iadapat mencukupi kebutuhannya darihasil kerjanya yang tidak kenal lelah.Sebenarnya usianya sudah cukup untukmenikah, tetapi ia tetap memilih hidupsendiri. Di suatu pagi hari yang cerah,petani itu memancing ikan di sungai.
“Mudah-mudahan, hari ini, akumendapat ikan yang besar,” gumampetani tersebut dalam hati.Beberapasaat setelah kailnya dilemparkan, kailnyaterlihat bergoyang-goyang.Ia segeramenarik kailnya. Petani itu bersorakkegirangan setelah mendapat seekorikan cukup besar.
Iatakjub melihat warna sisik ikan yang indah.Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan.Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkankilatan yang menakjubkan.“Tunggu,aku jangan dimakan!Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku.”Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu.Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah.Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita.
“Bermimpikah aku?” gumam Petani.“Jangan takut, Pak. Aku juga manusia sepertimu.Aku sangat berhutang budipadamu karena telah menyelamatkankudari kutukan Dewata,” kata gadis itu.
“Namaku Putri. Aku bersedia menjadi pendamping hidupmu,” desakgadis itu.Petani itu pun mengangguk.Oleh karena itu, jadilah mereka pasangan suami istri.Namun, ada satu janji yang telah disepakati.Mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Putri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar, akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah sampai di desa petani, gemparlah penduduk desa melihat gadiscantik jelita bersama petani tersebut.“Dia mungkin bidadari yang turun dari langit,” gumam mereka.
Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, Petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya.Banyak orang merasa iri dengan menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. “Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhlukhalus! “ kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Putri.Namun, mereka tidak merasa tersinggung, bahkan makin rajin bekerja.Setahun kemudian, kebahagiaanpetani dan istri bertambah karena istripetani melahirkan seorang bayi lakilaki.Ia diberi nama Putra. Kebahagiaan mereka tidak membuatnya lupa diri.Putra tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat.Ia menjadi anak manis, tetapi agak nakal. Ia mempunyai satukebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.
Lama-kelamaan, Putra selalumembuat jengkel ayahnya. Jika disuruhmembantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkanPetani agar bersabar atas ulah anak mereka.
“Ya, aku akan bersabar.Dia tetap anak kita!” kata petani kepada istrinya.“Syukurlah, Kanda berpikiran seperti itu.Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji Putri kepada suaminya.
Memang kata orang, kesabaran ituada batasnya.Hal ini dialami oleh Petani.Pada suatu hari, Putra mendapat tugasmengantarkan makanan dan minuman ke sawah.Akan tetapi, Putra tidak memenuhi tugasnya.Petani menunggu kedatangan anaknya sambil menahan haus dan lapar.Ia langsung pulang ke rumah. Dilihatnya Putra sedang bermain bola.Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya.“Anak tidak tahu diuntung! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!” umpat Petani. Tanpa sadar, ia telah mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah Petani mengucapkan katakatatersebut, seketika itu juga anak dan istrinya lenyap; tanpa bekas dan jejak.Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan makin deras. Air merendam desa Petani dan desa sekitarnya. Air meluas hingga membentuk sebuah danau.Danau itu, akhirnya, dikenal dengannama Danau Toba, sedangkan pulaukecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.
ANALISIS
Tujuan
Tujuan pengajaran materi ini adalah melalui metode yang tepat siswa dapat membaca dan memahami isi suatu bacaan. Adapun bentuk bacaan yang digunakan berbentuk legenda.

Pendekatan
Untuk membaca cerita, pembaca menggunakan pendekatan reseptif. Pendekatan reseptif digunakan agar siswa dapat memahami karya sastra. Pembaca memahami suatu karya sastra dan menemukan hakikat estetika di dalamnya melalui fisik teks.
Adapun untuk memahami cerita Danau Toba, pendekatan yang digunakan untuk mengajarkan materi ini, guru harus menggunakan pendekatan objektif yang bertujuan untuk melihat karya sastra sebagai sebuah sistem dan nilai yang diberikan sistem sangat bergantung pada nilai komponen-komponen yang ikut terlibat di dalamnya.
Cerita Danau Toba mengandung beberapa nilai yang harus diajarkan pada anak.
Kesetiaan, artinya petani tidak setia pada apa yang sudah diberikan dari istrinya, karena dia tidak mematuhi segala komitmen awal sebelum menjadi suami ikan tersebut.
Ingkar janji, artinya petani mengingkari janji bahwa tidak akan membongkar asal-usul istrinya tersebut, karena istrinya adalah seorang ikan yang berubah menjadi manusia cantik yang mempunyai kekuatan dahsyat.
Gegabah, karena petani “keceplosan” pada anaknya dengan mengucapakan “anak ikan”, akhirnya terjadilah tragedi luar biasa yang menjadi asal-usul Danau Toba.
Sombong, artinya ketika petani menjadi kaya, dia lupa bahwa dia dulu hanya petani miskin yang bekerja memancing ikan.
Tidak menerima apa adanya, artinya petani merasa kurang dan tidak bersyukur dengan kekayaan yang sudah diberikan ikan (istrinya) kepadanya.

Teori
Analisis materi ini teori yang digunakan adalah teori strukturalisme, yaitu bertujuan membongkar, memaparkan dengan cermat, teliti, detail dan mendalam keterkaitan dan keterjangkauan semua anasir (sesuatu) dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.
Beberapa kajian intrintik dalam cerita Danau Toba ini adalah:
Tema   : Kecerobohan
Judul   : Danau Toba
Latar tempat dan waktu: Sumatera
Alur     : Maju, karena ceritanya tidak kembali ke belakang
Tokoh dan penokohan :
    Petani                                  : Ceroboh, tidak menerima apa adanya
    Ikan (putri/istri)                  : Baik hati
    Anak                                    : Menuruti ibu daripada bapak          
Amanat                                   : Legenda ini mengajarkan pada siswa untuk menjadi orang yang menerima apa adanya, tidak gegabah dan ketika diberi nikmat tidak sombong dan lupa segalanya. Legenda tersebut mengajarkan kita untuk berhati-hati dalam berbicara,jangan menggampangkan atau meremehkan sesuatu, karena pak tani sudah melanggar janjinya yang dia anggap mudah karena pak tani mengeluarkan kata-kata“Anak tidak tahu diuntung! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!” umpat Petani. Tanpa sadar, ia telah mengucapkan kata pantangan itu. Padahal istrinya sudah mengatakan bahwa dia tidak boleh mengungkit-ungkit hal tersebut.Semarah apapun kita, janji tetaplah menjadi janji yang harus ditepati.  Selain itu legenda ini juga mengajarakan seorang anak agar selalu berbakti kepada orang tua, senantiasa menjaga perasaan orang tua dan mematuhi apa yang diperintahkan orang tua.


Langkah-langkah/ Sintakmatis
Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat digunakan adalah model STAD (Student Teams Achievement Divisions). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Siswa membentuk kelompok yanggotanya 4-5 orang secara heterogen.
Guru memberikan contoh cara membaca cerita “Danau Toba”
Guru memberi tugas kepada kelompok untuk membaca secara bergantian dengan didengarkan oleh anggota kelompok (pendekatan reseptif)
Guru meminta siswa untuk menentukan unsur intrinsik cerita meliputi tema, judul, latar, alur, tokoh dan penokohan, dan amanat. (pendekatan objektif strukturalisme)
Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan ke anggota yang lain
Guru memberi kuis/pertanyaan
Guru memberikan evaluasi
Guru membuat kesimpulan


Materi Membaca Puisi

Tujuan
Siswa dapat membaca puisi dengan ekspresi yang tepat

Pendekatan
Pembelajaran menggunakan pendekatan objektif dengan memandang atau memfokuskan perhatian pada karya sastra. Rene Wellek dan Austin Warren menyebutnya pendekatan intrinsik. Ketika menyuarakan puisi di depan kelas, siswa menggunakan pendekatan ekspresif. Siswa memfokuskan perhatiannya seakan-akan sebagai sastrawan yang menulis puisi tersebut. Sehingga membaca puisi membutuhkan kesesuaian penempatan emosi. Sehingga penjelasan mengenai keindahan kupu-kupu di teman dapat tersampaikan kepada pendengar.

Teori
Teori yang digunakan adalah strukturalisme dengan memandang dan memahami karya sastra dari segi struktur. Strukturalisme ini bertujuan membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, dan sedalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.
Struktur puisi terbagi menjadi 2, yaitu struktur fisik dan struktur batin:
Struktur Fisik
Diksi                : pemilihan kata yang dipilih sudah sesuai dengan bahasa anak
Pengimajian    : imajinasi yang digunakan lebih pada penggunaan majas perumpamaan
Kata kongkrit   : beberapa kata kongkrit yang digunakan adalah warna dan sayap
Bahasa figuratif (majasa) : menggunakan majas perumpamaan
Tata wajah (tipografi) : bahagia
Enjambemen (peristiwa sambung-menyambungnya isi dua larik sajak yg berurutan): hubungan beberapa larik sajak sudah menyambung
Versifikasi (rima, irama, metrum): mendayu-dayu, lembut, santai
Struktur Batin (makna batin)
Tema                           : Cinta Lingkungan
Perasaan                     : Senang
Nada dan suasana       : Semangat
Amanat                       : Menjaga makhluk ciptaan Tuhan adalah tugas manusia. Maka dari itu, kita tidak boleh melukai atau merusak hewan dan tumbuhan agar kehidupan mereka bisa tetap lestari.

Langkah-langkah/ Sintakmatis
Pembelajaran membaca puisi dapat dilakukan dengan metode demonstrasi. Guru memberikan contoh cara membaca puisi yang baik dan benar kemudian siswa diminta menirukan masing-masing baris, baru kemudian membaca keseluruhan isi puisi. Agar lebih paham, siswa dapat diajak untuk mempelajari unsur intrinsik puisi terlebih dahulu. Adapun langkah lengkapnya adalah sebagai berikut:
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Guru menyiapkan teks puisi bagi siswa
Guru menyajikan pembacaan puisi berjudul “Kupu-Kupu” ditirukan oleh siswa (pendekatan objektif-strukturalisme)
Guru menunjukkan unsur intrinsik yang terdapat dalam puisi (pendekatan objektif-strukturalisme)
Salah seorang siswa diminta untuk mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas (pendekatan ekspresif)
Setiap siswa membacakan puisi di tempat duduk dengan diperhatikan teman sebangkunya (pendekatan ekspresif)
Siswa mengemukakan hasil analisis dan pengalaman membaca puisi
Guru membuat simpulan


SEMESTER 2
Materi
 Mendengarkan Cerita Anak “Nunu si Kutu Buku”

Tujuan
Siswa memahami unsur intrinsik yang terkandung dalam bacaan

Pendekatan
    Melalui cerita “Nunu si Kutu Buku” karya Anandita F.P., penulis berusaha mempertunjukkan unsur-unsur intrinsik pembentuk cerita. Penulis mempertimbangkan keseimbangan unsur-unsur pembentuk seperti tokoh cerita, latar tempat, latar waktu, dan amanat cerita secara secara implisit.Untuk unsur alur, diharapkan siswa diharapkan dapat menentukan setelah mendengarkan cerita beberapa kali. Hal ini menunjukkan penulis lebih menggunakan pendekatan objektif yang bertujuan untuk melihat karya sastra sebagai sebuah sistem dan nilai yang diberikan sistem sangat bergantung pada nilai komponen-komponen yang ikut terlibat di dalamnya.

Teori
Teori yang digunakan adalah strukturalisme. Untuk dapat mendengarkan dengan baik, tentunya siswa harus memahami isi cerita. Maka dari itu, siswa harus mengaji unsur intrinsik yang terdiri dari:
Tema   :           Bekerja Keras
Alur     :           Maju
Tokoh dan penokohan :           - Nunu (rajin membaca)
Kiki dan teman-teman (malas membaca, suka mengejek)
Latar tempat   :           Taman Bacaan Kancil
Latar waktu     :           Pagi hari
Sudut pandang pengarang      :           Sudut pandang pengarang orang ke-3
Gaya cerita     :           Cerita anak-anak
Amanat           :           Membaca buku penting bagi siapapun

Langkah-langkah Sintakmatis
Untuk mendengarkan isi cerita dengn tujuan pemahaman, alternative yang dapat dilakukan guru adalah melalui metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Guru membacakan cerita dan meminta siswa untuk mendengarkan
Guru mengarahkan siswa untuk berkelompok dengan teman sebangkunya
Guru memberikan pertanyaan tentang unsur intrinsik cerita untuk diselesaikan secara berkelompok
Siswa membaca cerita secara bergantian
Siswa berdiskusi dengan teman sebangku
Siswa menuliskan konsep-konsep unsur intrinsik yang terdapat pada cerita
Siswa merumuskan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru
Materi Menyimpulkan Cerita Anak


a.    Tujuan
Siswa dapat menyimpulkan isi bacaan setelah membaca pemahaman

b.    Pendekatan
Untuk mendapatkan kesimpulan suatu cerita, guru menggunakan pendekatan objektif. Siswa diajak mengaji unsur-unsur intrinsik pembentuk cerita agar dapat menyimpulkan isi yang terkandung dalam cerita tersebut.

Teori
Teori yang digunakan adalah teori strukturalisme. Unsur intrinsik yang dikaji antara lain:
Tema   :           Kasih Sayang
Alur     :           Maju
Tokoh dan penokohan :           Seruni (baik, pantang menyerah, selalu semangat)
                        Diah (baik, penuh kasih sayang, dapat dipercaya)
                        Ibu dan kakak (baik)
Latar tempat   :           Rumah
Latar waktu     :           Zaman dulu
Sudut pandang pengarang      :           Sudut pandang orang ketiga
Gaya cerita     :           Sendu
Amanat           :           Rasa kasih sayang antarsesama bukan sekadar milik orang yang diciptakan sempurna keadaan badannya. Justru kitalah yang harus sadar mengasihi orang yang tidak memiliki kesempurnaan badan.

Langkah-langkah/ Sintakmatis
Untuk menentukan kesimpulan cerita “Nyanyi Sunyi Seruni”, alternatif model pembelajaran yang dapat dilaksanakan adalah PQ4R. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Guru membacakan cerita di depan kelas
Guru membuat kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
Siswa menentukan unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita
Guru memberikan pertanyaan tentang simpulan cerita
Siswa membaca cerita secara bergantian di dalam kelompok
Siswa mendiskusikan unsur intrinsik yang sebelumnya telah ditentukan
Siswa membuat hubungan antar konsep untuk menentukan simpulan cerita
Siswa menentukan simpulan cerita




Menanggapi Cerita Anak

Tujuan
Siswa dapat menanggapi isi cerita

Pendekatan
Cerita “Penyanyi Kamar Mandi” yang bersumber dari “Majalah Bombi” dapat dipelajari menggunakan pendekatan objektif dan pragmatik. Pendekatan objektif digunakan untuk memahami komponen penyusun karya sastra. Pendekatan pragmatik adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima, memahami, dan menghayati karya sastra. Pendekatan pragmatik bertujuan untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca.
Cerita ini mengharapkan siswa dapat memberikan tanggapan atas karakter Ario yang pemalu di tengah keinginannya untuk menjadi penyanyi terkenal.Pendekatan ini mengkaji dan memahami karya sastra berdasarkan fungsi dalam memberikan ajaran moral, agama, dan sosial. Pembelajaran moral untuk tidak menjadi pemalu seperti yang tergambar dalam cerita sangat cocok untuk dinikmati pembaca kelas V Sekolah Dasar.

Teori
Teori yang digunakan adalah teori strukturalisme. Unsur intrinsik yang dikaji antara lain:
Tema   :           Kasih Sayang
Alur     :           Maju
Tokoh dan penokohan :           Seruni (baik, pantang menyerah, selalu semangat)
                        Diah (baik, penuh kasih sayang, dapat dipercaya)
                        Ibu dan kakak (baik)
Latar tempat   :           Rumah
Latar waktu     :           Zaman dulu
Sudut pandang pengarang                  :           Sudut pandang orang ketiga
Gaya cerita     :           Sendu
Amanat           :           Rasa kasih sayang antarsesama bukan sekadar milik orang yang diciptakan sempurna keadaan badannya. Justru kitalah yang harus sadar mengasihi orang yang tidak memiliki kesempurnaan badan.

Langkah-langkah/ Sintakmatis
Alternatif metode yang efektif diterapkan agar siswa mau mengemukakan pendapat adalah Talking Stick. Melalui metode ini siswa yang mendapatkan tongkat mau tidak mau harus mengemukakan pendapat tentang isi cerita yang sebelumnya telah dibaca. Metode ini cukup efektif karena bersifat menyenangkan.
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Guru menjelaskan materi pokok tentang unsur intrinsik cerita yang akan dipelajari (pendekatan objektif-strukturalisme)
Siswa menentukan unsur intrinsik cerita sesuai tingkat pemahamannya (pendekatan objektif-strukturalisme)
Guru memberikan tongkat kepada siswa yang duduk paling depan sebelah kanan kemudian mengajak siswa bernyanyi bersama
Setelah lagunya selesai, siswa yang mendapat giliran memegang tongkat harus memberikan pendapat tentang cerita yang telah dibaca (pendekatan pragmatik)
Permainan berulang sampai beberapa kali
Guru membuat kesimpulan

Materi: Menulis Puisi

Tujuan
Siswa dapat menulis puisi dengan lancar

Pendekatan
Pendekatan yang digunakan adalah ekspresif. Pendekatan ini berkaitan dengan pengarang sebagai pencipta karya sastra. Pendekatan ekspresif adalah kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya pada ekspresi perasaan atau temperamen penulis. Pendekatan ini memfokuskan perhatiannya pada sastrawan sebagai pencipta atau pengarang karya sastra, ide, gagasan, emosi, dan pengalaman lahir batin.

Teori
Penulis menggunakan struktur fisik dan batin. Struktur fisik terdiri dari diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, tata wajah, enjambemen, dan versifikasi. Sedangkan struktur batin terdiri dari tema, perasaan, nada, dan amanat.

Langkah-langkah/ Sintakmatis
Alternatif metode yang dapat digunakan adalah metode contextual Teaching and Learning (CTL). Siswa akan diajak menulis puisi secara outdoor sehingga daya imajinasi siswa dapat dikembangkan. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Guru mengajak siswa keluar kelas
Siswa diberi tugas untuk mengamati sebuah objek
Siswa menulis puisi dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
Guru memberi kesempatan bagi siswa untuk bertanya
Siswa berkonsultasi dengan guru untuk mendapatkan diksi yang indah
Guru menyimpulkan cara menulis puisi yang baik

Materi : Memerankan Tokoh Drama

Tujuan
Siswa dapat memerankan tokoh drama

Pendekatan
Penulis menggunakan pendekatan objektif dan mimetik. Pendekatan objektif digunakan agar siswa memahami unsur intrinsik drama. Sedangkan pendekatan mimetik bertujuan menghubungkan karya sastra dengan realitas/kenyataan. Realitas yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kondisi sosial, budaya, dan politik. Pendekatan mimetik menitikberatkan kajiannya terhadap hubungan karya sastra dengan lingkungan sosial budaya yang melatarbelakangi lahirnya karya sastra tersebut.

Teori
Teori strukturalisme digunakan dalam pembelajaran ini. Unsur intrinsic yang terdapat dalam drama terdiri dari tema, judul, alur, setting, tokoh-penokohan, gaya cerita, dan amanat.

Langkah-langkah/Sintakmatis
Alternatif model yang dapat diterapkan untuk materi memerankan drama adalah role playing. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model role playing adalah
Dibagi kelompok sesuai jumlah tokoh dalam cerita
Membagikan cerita kepada siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mempelajari isi dan watak tokoh yang akan diperankan
Siswa memerankan tokoh cerita di depan kelas secara bergantian
Setiap kelompok memberi penilaian pada kelompok yang sedang pentas
Guru memberikan umpan balik terhadap penampilan siswa
Guru memberikan evaluasi
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Analisis Materi Pendekatan Sastra Pada Kelas V Sekolah Dasar Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda