Disusun Hamidulloh Ibda
Puisi
Rincian Materi Sastra Kelas 1
Materi Pembelajaran Sastra
Kelas 1
Standar Kompetensi: 3. Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit
dan membaca puisi.
Kompetensi Dasar : 3.3 Membaca
puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Contoh:
Gambar
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat membaca puisi
dengan ekspresi yang tepat
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan
Pragmatik (Reseptif)
Resptif menurut
kamus bahasa Indonesia artinya mau (dapat) menerima, terbuka dan tanggap terhadap
pendapat, saran, dan anjuran orang lain. Pendekatan pragmatik
memberikan perhatian utama terhadap peranan pembaca. Dalam kaitannya dengan
salah satu teori modern yang paling pesat perkembangannya, yaitu teori resepsi.
Pendekatan pragmatis dipertentangkan dengan pendekatan ekspresif. Subjek
pragmatis dan subjek ekspresif, sebagai pembaca dan pengarang berbagi objek
yang sama, yaitu karya sastra. Perbedaannya, pengarang merupakan subjek
pencipta, tetapi secara terus-menerus fungsi-funsinya dihilangkan, bahkan pada
gilirannya pengarang dimatikan. Sebaliknya, pembaca yang sama sekali tidak
tahu-menahu tentang proses kreativitas diberikan tugas utama bahkan dianggap
sebagai penulis (rewritten).
Pendekatan pragmatik dengan demikian memberikan perhatian pada pergeseran
dan fungsi-fungsi baru pembaca tersebut. Secara historis (Abrams, 1976: 16)
pendekatan pragmatik telah ada tahun 14 SM, terkandung dalam Ars Poetica
(Horatius). Meskipun demikian, secara teoritis dimulai dengan lahirnya strukturalisme
dinamik. Stagnasi strukturalisme memerlukan indikator lain sebagai pemicu
proses estetis, yaitu pembaca (Mukarovsky).
Pendekatan Ekspresif
Pendekatan ini menekankan
pada eksistensi pengarang sebagai pencipta karya sastra. Sejauh manakah
keberhasilan pengarang dalam mengekspresikan ide-idenya. Sastra disebut baik
tergantung pada niat pengarang. Dasar telaahnya adalah keberhasilan pengarang
mengemukakan ide-idenya yang tinggi, ekspresi emosinya yang meluap, dan bagaimana
dia mengkomposisi semuanya menjadi satu karya yang bernilai tinggi. Komposisi dan ketepatan peramuan atau
penyatuan unsur-unsur ekspresif disini akhirnya menjadi satu unsur sentral
dalam penilaian.
Pendekatan Objektif
Pendekatan objektik adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya
sastra secara keseluruhan. Pendekatan yang dilihat dari eksistensi sastra itu
sendiri berdasarkan konvensi sastra yang berlaku. Konvensi tersebut misalnya,
aspek-aspek intrinsik sastra yang meliputi kebulatan makna, diksi, rima,
struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter, dan sebagainya. Yang jelas
penilaian yang diberikan dilihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya
sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua unsur-unsur pembentuknya. Karena
patokan pendekatan objektif sudah jelas, maka sering sekali pendekkatan ini di
sebut dengan pendekatan struktural.
Teori Pembelajaran
Teori pembelajaran yang
digunakan dalam pengajaran membaca puisi anak yaitu
teori strukturalisme. Teori ini menganggap karya sastra terdiri dari
unsur-unsur pembangun teks yang saling berhubungan. Teori strukturalisme
memusatkan analisis pada unsur-unsur struktur dengan melihat jalinan
antarunsur. Pada prinsipnya, analisis
struktural bertujuan membongkar dan memaparkan secermat keterkaitan semua
anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan karya secara
menyeluruh.
Stanton membagi unsur-unsur
instrinsik yang dipakai dalam menganalisis struktural karya sastra diantaranya,
alur, karakter, latar, tema, saranasarana sastra, judul, sudut pandang, gaya
dan tone, simbolisme dan ironi.
Alur: adalah
rangkaian-rangkaian dalam sebuah cerita.
Karakter atau penokohan:
karakter biasanya dipakai dalam dua konteks. Konteks pertama, karakter merujuk
pada individu-individu yang muncul dalam cerita seperti ketika ada orang yang
bertanya; "Berapa karakter yang ada dalam cerita itu?". Konteks
kedua, karakter merujuk pada percampuran dari berbagai kepentingan, keinginan,
emosi, dan prinsip moral dari individu-individu.
Latar atau setting: adalah
lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang
berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.
Tema: merupakan aspek cerita
yang sejajar dengan "makna" dalam pengalaman manusia; suatu yang
menjadikan suatu pengalaman yang diangkat.
Sarana-Sarana Sastra:
merupakan metode pengarang memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai
pola-pola yang bermakna. Metode ini perlu karena dengannya pembaca dapat
melihat berbagai fakta melalui kacamata pengarang, memahami apa maksud
fakta-fakta tersebut sehingga pengalaman pun dapat dibagi.
Judul: judul selalu relevan
terhadap karya yang diampunya sehingga keduanya membentuk satu kesatuan.
Pendapat ini dapat diterima ketika judul menuju pada sang karakter utama atau
satu latar.
Sudut pandang: adalah posisi
tokoh dalam cerita.
Gaya atau Tone: adalah cara
pengarang dalam menggunakan bahasa.
Simbolisme: adalah
tanda-tanda yang digunakan untuk melukiskan atau mengungkapkan sesuatu dalam
cerita.
Ironi: adalah cara untuk
menunjukkan bahwa sesuatu berlawanan dengan apa yang telah diduga sebelumnya.
Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah pembelajaran menbaca puisi dapat menggunakan model pengajaran dengan menggunakan pendekatan struktual. Dalam membacakan puisi, dikenal dengan tiga gaya, yaitu gaya potery
reading, gaya
deklamatoris, dan gaya teaterikal. Teknik pembelajaran membacakan puisi yang
akan diuraikan adalah teknik membacakan puisi dengan gaya poetry reading. Teknik
pembelajaran membacakan puisi ini dilakukan secara berkesinambungan. Teknik ini
dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan struktural dan metafisika.
Keduanya merupakan perpaduan yang diperlukan dalam membacakan puisi. Kedua
pendekatan ini dipalikasikan dalam bentuk latihan-latihan dasar yang akrab
dalam kehidupan berteater.
Sebelum melakukan pendekatan ini, siswa diharuskan untuk mencari puisi yang
akan dibacakan. Siswa boleh memilih satu puisi dari berbagai macam sumber.
a. Membaca berulang-ulang
Tahap ini merupakan tahap mengenali bentuk puisi. Dengan membaca
berulang-ulang, akan diketahui bentuk puisi berikut makna yang hendak
disam-paikan penyair. Tipografi puisi dapat digali hingga menemukan maksud
penyair. Dalam hal ini guru harus memberi contoh pada anak bagaimana cara
membaca berulang-ulang pada materi puisi yang dijarkan.
b. Memberinya jeda
Setelah memahami bentuknya, berilah tanda jeda agar memperoleh rima yang
enak didengar saat membacakan puisi nanti. Tanda jeda (/) diletakkan di antara
kata yang hendak dipisah pelafalannya. Harapanya, dengan pemberian tanda jeda,
dapat mempermudah untuk menyampaikan isi dari puisi kepada pendengar
(penonton). Dengan pemenggalan tanda yang tepat, setidaknya makna yang disampaikan
lebih baik.
c. Mencari alur
Setiap karya sastra yang baik, tentu memiliki alur cerita yang ditandai
dengan puncak alur sebagai konflik. Dalam puisi, penulis melihat adanya puncak
konflik itu. Dengan menemukan alur, puisi dapat dibacakan secara tepat. Pembaca
puisi harus bisa membedakan suara ketika sedang membaca-kan bait-bait yang
merupakan penciptaan konflik, konflik, hingga penyelesaian konflik. Dengan
demikian, siswa akan mengetahui bait-bait mana yang harus dibacakan secara
maksimal.
d. Memahami makna secara intensif
Setelah melakukan tahapan di atas, tahapan terakhir adalah tahapan yang
memerlukan waktu cukup lama untuk menafsirkan kembali makna puisi. Penafsiran
ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Proses perenungan ba-banyak terjadi di
sini. Tidak cukup 10-20 menit untuk mencari “nyawa” dari puisi yang dipilih,
melainkan bisa memakan waktu 2-3 hari. Pada awal tahap ini harus dilakukan
secara serius, kemudian boleh dilakukan di sela-sela aktivitas sehari-hari.
Penjabaran Langkah Kegiatan
Guru dan Siswa
No
|
Langkah Pembelajaran Sastra
dengan Demonstrasi
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
Metode
|
1
|
Membaca Berulang-ulang
|
Tahap ini guru harus
mengenalkan pada siswa
bentuk puisi. Dengan membaca berulang-ulang, akan diketahui
bentuk puisi berikut makna yang hendak disampaikan penyair. Tipografi puisi
dapat digali hingga menemukan maksud penyair.
|
1) siswa diminta
maju ke depan kelas dan membacakan puisi
|
--
|
2
|
Memberinya Jeda
|
Guru mencontohkan cara membaca puisi
dengan memberi tanda jeda agar memperoleh rima yang enak didengar saat
membacakan puisi nanti. Tanda jeda (/) diletakkan di antara kata hendak dipisah
pelafalannya. Dengan pemberian tanda jeda, dapat mempermudah untuk
menyampaikan isi dari puisi kepada siswa lain.
|
--
|
--
|
3
|
Mencari Alur
|
Guru menjelaskan
pada siswa bagaimana cara mencari alur puisi. Karena dengan
menemukan alur, puisi dapat dibacakan secara tepat. Dengan demikian, siswa
akan mengetahui bait-bait mana yang harus dibacakan secara maksimal.
|
Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru.
|
|
4
|
Memahami makna secara insentif
|
Guru mengajak
siswa memahami makna puisi secara intensif. Di sini guru harus membimbing
siswa untuk memahami puisi yang sudah dibacakan dengan cara membentuk
kelompok diskusi dan memaknai dengan jernih.
|
Siswa berkelompok
dan memahami puisi.
Melakukan tanya
jawab jika ada persoalan terhadap puisi yang didiskusikan anak.
|
|
6
|
Reinforcement
|
Guru memberikan penguatan
terhadap hasil yang telah dicapai siswa.
|
Siswa menerima penguatan
yang diberikan guru.
|
--
|
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan
Pendidikan : SD SMART-A School
Kelas
/ Semester : I (Satu) / V (Lima)
Hari
dan Tanggal : Senin, 16 Desember 2013
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi
Waktu : 2 x 30 menit (1x pertemuan)
Standar Kompetensi
3. Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat
75 kata/menit dan
membaca puisi.
Kompetensi Dasar
3.3
Membaca puisi dengan lafal dan
intonasi yang tepat.
Indikator
Menyimulasikan
membaca puisi di depan kelas
Memadukan isi puisi
dengan ekspresi yang tepat
Tujuan Pembelajaran
Dengan melihat
demonstrasi pembacaan puisi
yang dilakukan guru, siswa dapat menyimulasikan membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang sesuai
Dengan diskusi kelompok, tanya jawab, siswa dapat memadukan isi puisi dengan ekspresi tepat
Karakter Yang Diharapkan: Cekatan, Disiplin, Tanggunjawab,
Peka
Materi Ajar
Puisi Kupu-kupu
Gambar
Metode dan Model Pembelajaran
Metode : Demonstrasi, Simulasi, Diskusi Kelompok, Tanya jawab
Model : Model
Pembelajaran Cooperatif
Learning
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pra kegiatan (±5 menit)
Salam
Doa (karakter agamis)
Presensi
Pengkondisian kelas
Kegiatan awal (±10 menit)
Guru menyiapkan pembelajaran
Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Guru melakukan apersepsi dan
motivasi:
Menyanyikan lagu “Kupu-kupu”.
Kupu-kupu
Kupu-kupu yang lucu
ke mana engkau terbang
hilir mudik mencari
bunga-bunga yang kembang
berayun ayun
pada tangkai yang lemah
tidakkah sayapmu
merasa lelah
ke mana engkau terbang
hilir mudik mencari
bunga-bunga yang kembang
berayun ayun
pada tangkai yang lemah
tidakkah sayapmu
merasa lelah
Kupu-kupu yang elok
bolehkah saya serta
mencium bunga-bunga
yang semerbak baunya
sambil bersenda
semua kauhampiri
bolehkah kuturut
bersama pergi
bolehkah saya serta
mencium bunga-bunga
yang semerbak baunya
sambil bersenda
semua kauhampiri
bolehkah kuturut
bersama pergi
Kegiatan inti (±35 menit)
Guru menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai
Guru menyiapkan teks puisi
bagi siswa
Guru menyajikan pembacaan
puisi berjudul “Kupu-Kupu” ditirukan oleh siswa (pendekatan objektif-strukturalisme)
Guru menunjukkan unsur
intrinsik yang terdapat dalam puisi (pendekatan
objektif-strukturalisme)
alah seorang siswa diminta
untuk mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas (pendekatan ekspresif)
Setiap siswa membacakan puisi
di tempat duduk dengan diperhatikan teman sebangkunya (pendekatan ekspresif)
Siswa mengemukakan hasil
analisis dan pengalaman membaca puisi
Guru membuat simpulan
Kegiatan akhir (±10 menit)
Siswa bersama guru
menyimpulkan materi yang telah dipelajari
Guru memberikan penguatan
proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan siswa
Guru memberi tugas kepada
siswa untuk evaluasi
Guru menyampaikan
topik pembelajaran untuk pertemuan berikutnya
Penilaian
Prosedur Tes :
Tes awal : tidak ada
Tes proses : ada berupa lembar pengamatan (terlampir)
Tes akhir : ada berupa soal evaluasi (terlampir)
Jenis Tes : Demonstrasi, lisan, tertulis
Alat
Tes : Lembar soal, lembar pengamatan
Media dan Sumber Belajar
Media: Teks puisi kupu-kupu anak, buku
Sumber :
Silabus BSNP. 2006. Model Silabus Kelas I. Jakarta: BSNP.
Standar Proses dan Standar
Isi
Jaruki, Muhammad. 2008. Bahasa Kita Bahasa Indonesia untuk SD/MI kelas V (BSE). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Suprijono, Agus.
2009. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suyatno. 2009. Menjelalah
Pembelajaran Inovatif. Sidoarja: Masmedia Buana Pustaka
Semarang, 14 Desember 2013
Kepala Sekolah Guru Kelas
………………….. Hamidulloh
Ibda
……………….. NIM 0103513094
0 komentar:
Post a Comment