Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Friday, 23 May 2014

MAKALAH Pendidikan Dalam Perspektif Kebudayaan


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan berperan strategis dalam pengembangan budaya. Akan menjadi apa sebuah bangsa sangat tergantung pada pendidikan yang mereka lakukan. Pendidikan  merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan dan sekaligus sebagai upaya pewarisan nilai-nilai budaya bagi kehidupan manusia. Dengan demikian, pendidikan merupakan produk budaya dan sebaliknya budaya merupakan produk pendidikan. Pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses mantransfernya yang paling efektif dengan cara pendidikan.


Pendidikan dan kebudayaan adalah dua kata saling berhubungan erat. Bahkan keduanya tidak dapat dipisahkan, karena keduanya merupakan entitas yang saling mencakupi. Pendidikan itu sendiri adalah kebudayaan. Karena pendidikan adalah kerjanya manusia. Kegiatan pendidikan merupakan proses pembudayaan, artinya pendidikan membuat manusia menjadi berbudaya. Kebudayaan merupakan salah satu landasan bagi pendidikan, karena di dalamnya terkandung nilai nilai kehidupan dan menjadi pedoman hidup masyarakat dimana pendidikan itu berlangsung.
Tujuan pendidikan pun adalah melestarikan dan selalu meningkatkan kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikanlah kita bisa mentransfer kebudayaan itu sendiri dari generasi ke generasi selanjutnya. Dan juga kita sebagai masyarakat mencita-citakan terwujudnya masyarakat dan kebudayaan yang lebih baik ke depannya, maka sudah dengan sendirinya pendidikan kitapun harus lebih baik lagi.

Rumusan Masalah
Apa pengertian Pendidikan?
Apa pengertian Kebudayaan?
Apa hubungan antara Kebudayaan dengan Pendidikan?


BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Pendidikan
Secara ontologis, sasaran obyek pendidikan adalah manusia. Karena Manusia mengandung banyak aspek dan sifatnya yang kompleks, karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada sebuah batasan yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan pendidikan yang dirumuskan oleh para ahli sangat beraneka ragam, dan kandungannyapun berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan atau karena falsafah yang melandasi luasnya aspek yang dibina oleh pendidikan.

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam pengertian yang sederhana, pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai yang ada dalam masyarakat.

Adapun menurut Carter V.Good dalam Dictinary of Education bahwa pendidikan itu mengandung pengertian:
Proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya
Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (misalnya sekolah) sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan pribadinya.
Sedangkan menurut konsep yang dikemukakan oleh Freeman Butt dalam bukunya yang terkenal Cultural History of Western Education bahwa: Pendidikan adalah kegiatan menerima dan memberikan pengetahuan sehingga kebudayaan dapat diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya.

Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan ketrampilan saja, namun diperluas, sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan. Pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi untuk kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju ke tingkat kedewasaan.

Dalam pengertian yang sederhana atau umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan adalah suatu proses menaburkan benih-benih budaya dan peradaban manusia yang hidup dan dihidupi oleh nilai-nilai atau visi yang berkembang di dalam suatu masyarakat. Inilah pendidikan suatu proses pembudaya.
Menurut Horton dan Hunt, pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata yaitu:
Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
Melestarikan kebudayaan.
Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

Konsep Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Menurut E.B. Tylor dalam H. Abu Ahmadi (2004) kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soekiman Soemardi (dalam H. Abu Ahmadi, 2004) kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. Manusia sebagai makhluk berakal dan berbudaya selalu berupaya untuk mengadakan perubahan. Dengan sifatnya yang kreatif dan dinamis, manusia terus berevolusi meningkatkan kualitas hidup yang semakin maju.

Dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Kerber dan Smith (Imran Manan, 1989) menyebutkan ada enam fungsi utama kebudayaan dalam kehidupan manusia, yaitu:
Penerus keturunan dan pengasuh anak
Pengembangan kehidupan berekonomi
Transmisi budaya
Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Pengendalian sosial
Rekreasi
Kneller (Imran Manan, 1989) menyebutkan tiga hal yang menimbulkan perubahan kebudayaan, yaitu:
Originasi atau penemuan-penemuan baru
Difusi atau pencampuran budaya baru dengan budaya lama
Reinterpretasi atau modifikasi kebudayaan agar sesuai dengan keadaan zaman

Pendidikan dalam Perspektif Kebudayaan
Dilihat dari sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha untuk menimbang dan menghubungkan potensi individu. Adapun dari sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi tua kepada generasi muda, agar nilai-nilai budaya tersebut tetap terpelihara. Maka sudah jelas bahwa pendidikan dan kebudayaan sangat erat hubungannya karena keduanya berkesinambungan, keduanya saling mendukung satu sama lainnya.

Pendidikan dapat dikonsepkan sebagai proses budaya manusia. Kegiatannya dapat berwujud sebagai upaya yang dipikirkan, dirasakan dan dikehendaki manusia. Pada dasarnya pendidikan merupakan unsur dan peristiwa budaya. Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan merupakan proses budaya dimana generasi manusia berturut-turut mengambil peran sehingga menghasilkan peradaban masa lampau dan mengambil peran di masa kini serta mampu menciptakan peradaban di masa depan.

Hasil kebudayaan juga ditransmisikan dari generasi tua kepada generasi muda. Selain kebudayaan yang ada, ditransmisikan melalui pendidikan tetapi juga ada perubahan-perubahan sesuai dengan kondisi baru, sehingga terbentuklah pola tingkah laku baru, nilai-nilai dan norma-norma baru yang sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat. Dengan pendidikan kebudayaan dapat diwariskan, dan dengan pendidikan kebudayaan dapat diperbaharui sesuai dengan kemajuan dan tuntutan masyarakat.

Dengan kata lain pendidikan memiliki tiga peran yaitu sebagai pewarisan, sebagai pemegang peran, dan sebagai pemberi kontribusi. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan sebagai aset untuk pemeliharaan masa lampau, penguatan individu dan masyarakat sekarang serta sebagai penyiapan manusia untuk berperan pada masa yang akan datang. Nilai-nilai budaya yang tinggi dan baik, pantas untuk dilestarikan, maka sekolah perlu untuk memelihara dan melestarikannya, sedangkan budaya yang tidak perlu seperti egosentris (mementingkan diri sendiri) harus dikurangi.

Pendidikan sebagai proses upaya pemeliharaan dan berperan dalam membangun peradaban dan pendidikan tidak terbatas pada benda-benda yang tampak seperti bangunan fisik melainkan meliputi gagasan, perasaan, kebiasaan, peran dan kehidupan masa sekarang juga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masa yang akan datang, karena pemeliharaan peradaban manusia merupakan tugas tanpa akhir.

Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk budaya dapat menyesuaikan diri dengan kebudayaan setempat. Salah satu cara menjaga kebudayaan adalah melalui pengajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan dapat berfungsi sebagai penyampai, pelestari, dan sekaligus pengembangan kebudayaan.
Lebih lanjut secara jelas disebutkan bahwa pendidikan itu merupakan bagian dari kebudayaan. Pendidikan itu merupakan bagian integral dari kebudayaan. Dari uraian di atas dapat diketahui dengan jelas bahwa pendidikan nasional Indonesia berkaitan erat dengan kebudayaan, sebab pendidikan nasional berakar pada kebudayaan Indonesia.

Ciri khusus agar pendidikan menjadi pusat kebudayaan adalah :
Peningkatan mutu pendidikan
Agar peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai secara optimal maka perlu diperhatikan antara lain:
Tujuan; baik tujuan institusional, tujuan kurikuler, maupun tujuan instruksional dirumuskan secara jelas, tepat, berdasarkan kompetensi.
Materi pelajaran; berbentuk pengetahuan, sikap dan ketrampilan, sesuai kebutuhan untuk mencapai kompetensi, dan isi. Materi pelajaran disusun sedemikian rupa untuk mencapai tujuan. Organisasi materi harus dapat memberi kesempatan menganalisis, menyimpulkan, berbuat sesuatu, dan mengerjakan sesuatu.
Metode pengajaran bervariasi; dapat meningkatkan siswa untuk berdis-kusi, berlatih, berpikir ilmiah, dapat menemukan sesuatu sendiri, belajar bekerja sama.
Kemampuan yang telah dimiliki siswa (entry behavior) diperhatikan. Metode dan materi pengajaran disesuaikan kemampuan siswa.
Fasilitas dan perlengkapan yang memadai; sehingga dapat mendukung terjadinya proses belajar mengajar yang optimal.
Menciptakan masyarakat belajar
Pendidikan hendaknya menciptakan siswa agar ada upaya untuk selalu ingin tahu dan agar tercipta keinginan belajar sepanjang hayat.
Sekolah dapat menjadi teladan dari masyarakat
Jika sekolah dapat menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya, maka sekolah dapat menjadi pusat kebudayaan.

Membentuk manusia Indonesia seutuhnya
Menurut UU No. 2 tahun 1989 bab II pasal 4 adalah: (1) Manusia yang beriman, (2) Memiliki pengetahuan dan ketrampilan, (3) Memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (4) Kepribadian yang matap dan mandiri, (5) serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan merupakan sarana untuk membudayakan anak. Hal ini tercermin dari fungsi sekolah adalah mentransformasikan nilai budaya dari satu generasi ke generasi lainnya. Lebih lanjut hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan hubungan transformatif. Dalam arti positif pendidikan dapat dipandang sebagai kegiatan inovasi. Melalui pendidikan di sekolah, pendidikan dalam rumah tangga maupun pendidikan di luar sekolah dapat dipakai sebagai sarana untuk pembentukan kebudayaan. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan sarana untuk pembudayaan.

Peranan sekolah dalam hal kebudayaan, yaitu:
Peranan sekolah sebagai pewaris
Kebudayaan tidak dengan sendirinya dimiliki anak didik tanpa diajarkan (ditransmisikan) kepada anak/dipelajari terlebih dahulu.
Peranan sekolah sebagai pemelihara
Nilai-nilai budaya yang tinggi dan pantas untuk dilestarikan, maka sekolah perlu memelihara, sedang budaya yang tidak perlu seperti egosentris (mementingkan diri sendiri) harus bisa dikurangi.
Peranan sekolah sebagai pembaharu kebudayaan
Budaya yang tidak sesuai dengan kehendak masyarakat dihilangkan, sedangkan yang sesuai dengan kehendak masyarakat dijaga dan dikembangkan, sehingga timbul budaya-budaya baru di kemudian hari.
BAB III
PENUTUP

Simpulan
Pendidikan bukan hanya menjadikan manusia itu berbeda dengan binatang yang dapat makan, minum, berpakaian dan mempunyai tempat tinggal, tetapi juga merupakan suatu proses humanisasi atau proses pemanusiaan seseorang. Hal ini berarti bahwa inti pendidikan ialah memiliki dan melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan yang berlaku di dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Nilai-nilai tersebut hidup dan berkembang, dikembangkan di lingkungan keluarga dan masyarakat yang berbudaya. Orientasi kebudayaan tersebut merupakan tuntutan kehidupan masa depan termasuk kehidupan global.

Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan. Dengan pendidikan kebudayaan dapat diwariskan, dan dengan pendidikan kebudayaan dapat diperbaharui sesuai dengan kemajuan dan tuntutan masyarakat.

Tanpa proses pendidikan tidak mungkin kebudayaan itu berlangsung dan berkembang. Melalui pendidikan, kepribadian seseorang itu dibentuk dan dikembangkan. Individu yang dididik melalui pendidikan merupakan kreator dan sekaligus sebagai manipulator dari kebudayaannya. Tanpa kepribadian manusia tidak ada kebudayaan, meskipun kebudayaan bukanlah sekedar jumlah dari kepribadian kepribadian. Sebaliknya kebudayaan akan sangat diperlukan upaya pembentukan kepribdian. Kesenian misalnya, sebagai aspek kebudayaan, sangat besar peranannya dalam pengembangan kepribadian seseorang, dan karena itu sangat penting bagi pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
http://hadirukiyah.blogspot.com/2010/07/hubungan-kebudayaan-dengan-pendidikan.html
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: MAKALAH Pendidikan Dalam Perspektif Kebudayaan Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda