BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Pengajaran
sastra di sekolah dasar (SD) diarahkan terutama pada proses pemberian
pengalaman bersastra. Siswa diajak untuk mengenal bentuk dan isi sebuah karya
sastra melalui kegiatan mengenal dan mengakrabi cipta sastra sehingga tumbuh
pemahaman dan sikap menghargai cipta sastra sebagai suatu karya yang indah dan
bermakna.
Karya
sastra anak yang merupakan jenis bacaan cerita anak-anak merupakan bentuk karya
sastra yang ditulis untuk konsumsi anak-anak. Sebagaimana karya sastra pada
umumnya, bacaan sastra anak-anak merupakan hasil kreasi imajinatif yang mampu
menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman keindahan tertentu.
Didalam makalah ini akan dirinci materi-materi sastra pada pembelajaran sastra
di Sekolah Dasar.
Perumusan
Masalah
Apa pengertian kesastraan?
Apa saja materi sastra yang diajarkan pada siswa di Sekolah Dasar?
BAB
II
PEMBAHASAN
Pengertian
Kesusastraan
Secara
etimologi, istilah kesusastraan berasal dari bahasa Sansekerta, yakni susastra.
Su berarti ‘bagus’ atau ‘indah’
Sastra berarti ‘buku’ atau ‘huruf’
Dengan
demikian, susastra berarti tulisan yang bagus atau tulisan yang indah. Kesusastraan
(Kosasih, 2012:1) kemudian diartikan sebagai tulisan atau karangan yang
mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dalam bahasa yang indah.
Berdasarkan
definisi tersebut, dirumuskan ciri-ciri kesusastraan sebagai berikut (Kosasih,
2012:1).
Bahasanya
terpelihara baik.
Isinya
menggambarkan kebenaran dalam kehidupan manusia.
Cara
menyajikannya menarik, sehingga berkesan di hati pembaca.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sastra
adalah karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain memiliki berbagai
keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi, dan
ungkapannya. Karya sastra berarti karya yang mengandung nilai-nilai kebaikan
yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan bahasa yang umum
tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual dengan caranya yang khas.
Jenis-jenis
Sastra
Puisi
Pengertian
Puisi
Puisi
adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna
(Kosasih, 2012:97). Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima,
dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu. Adapun kaya makna yang
terkandung dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa
Unsur-Unsur
Puisi
Menurut
Waluyo (dalam Kosasih, 2012:97) unsure-unsur puisi terbagi ke dalam dua macam
yaitu:
Unsur
Fisik
Unsur
fisik meliputi hal-hal sebagai berikut.
Diksi
(Pemilihan Kata)
Pengimajinasian
Kata
Konkrit
Bahasa
Figuratif (Majas)
Rima/
Ritma
Tata
Wajah (Tipografi)
Unsur
Batin
Ada
empat unsur batin puisi yaitu tema (sense),
perasaan penyair (feeling), nada atau
sikap penyair terhadap pembaca (tone),
dan amanat (intention).
Tema (sense)
Perasaan
penyair (feeling)
Nada
atau sikap penyair terhadap pembaca (tone)
Amanat (intention).
Jenis-Jenis
Puisi
Berdasarkan
cara penyair mengungkapkan isi gagasan yang hendak disampaikan, puisi terbagi
ke dalam jenis-jenis berikut.
Puisi
Naratif
Puisi
Lirik
Puisi
Deskriptif
Puisi
Kontemporer
Berdasarkan
periode perkembangannya, puisi Indonesia dikelompokkan ke dalam puisi lama dan
puisi baru.
Puisi
Lama
Puisi
lama terikat oleh berbagai ketentuan, seperti banyaknya larik setiap bait,
banyaknya suku kata pada setiap larik, ataupun pola rimanya.
Pantun
Syair
Gurindam
Puisi
Baru
Prosa
Prosa
(Kosasih, 2012:3) adalah bentuk sastra yang dilukiskan dalam bahasa yang bebas
dan panjang dengan penyampaian secara naratif (bercerita). Definisi lain
menyebutkan bahwa prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita
yang bebas, tidak terikat oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi
seperti puisi. Bahasa prosa seperti bahasa sehari-hari.
Menurut isinya
prosa dibagi menjadi 2,
yaitu:
1. Prosa Fiksi
2. Prosa Non Fiksi
Prosa Fiksi ialah prosa yang berupa cerita rekaan
atau khayalan pengarangnya. Isi cerita tidak sepenuhnya berdasarkan
pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/imajinatif.
Prosa fiksi
/ prosa baru berbentuk :
Cerpen adalah cerita rekaan yang pendek dalam arti
hanya berisi pengisahan dengan fokus pada satu konflik saja dengan tokoh-tokoh
yang terbatas tetapi tidak berkembang atau tidak mengakibatkan perubahan nasib
pelaku utama. Alur cerita sederhana hanya memaparkan penyelesaian konflik yang
diungkapkan.
Novel berasal dari bahasa Italia, novella yang berarti barang baru
yang kecil. Kemudian, kata tersebut menjadi istilah sebuah karya sastra dalam
bentuk prosa. Novel lebih panjang isinya dari pada cerpen. Konflik yang
dikisahkannya lebih luas. Para tokoh dan watak tokoh pun lebih berkembang
sampai mengalami perubahan nasib. Penggambaran latar lebih detail. Bersamaan
dengan perjalanan waktu terjadi perubahan-perubahan hingga konflik
terselesaikan.
Dongeng adalah cerita rekaan yang sama dengan novel
atau cerpen. Dongeng adalah cerita yang dikisahkan tentang hal-hal yang tidak
masuk akal atau tak mungkin terjadi.
Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama
dari kecil sampai mati, mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat
secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang.
Esai
Esai adalah ulasan/kupasan suatu masalah secara
sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa
berupa hikmah hidup, tanggapan,renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni,
fenomena sosial, politik, pementasan drama, film dll. Esai bersifat sangat
subjektif atau sangat pribadi.
Resensi
Resensi/timbangan buku adalah
pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film,drama,dll.) atau membahas dan memberikan penilaian
terhadap buku yang baru terbit. Isi resensi bersifat
memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek
seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll., sering juga disertai
penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau
dinikmati.
Prosa
Liris
Prosa
liris merupakan sastra berbentuk puisi yang isinya berupa cerita (Kosasih,
2012:4). Prosa liris dapat pula diartikan sebagai prosa yang dipuisikan. Dalam
pengertian lain menyebutkan bahwa prosa liris merupakan bentuk karya sastra yang berisi curahan perasaan
pengarang secara subyektif yang disajikan seperti bentuk puisi, namun
menggunakan bahasa yang bebas terurai seperti pada prosa.
Ciri-ciri prosa liris
dapat dijabarkan sebagai berikut.
Terdiri dari baris-baris seperti pada puisi.
Tidak terikat oleh baris, bait serta rima dan irama.
Dipengaruhi oleh siapa pengarangnya.
Isinya mengambil bahan dari kehidupan sehari-hari.
Prosa liris adalah salah satu bentuk karya sastra dalam
ragam prosa yang ditulis dan diungkapkan dengan menggunakan unsur-unsur puisi.
Meskipun bahasanya berirama, dan pencitraannya seperti puisi, tetapi ikatan
antarkata dalam sebuah kalimat, atau hubungan antarkalimat dalam sebuah
paragraf (secara sintaksis) lebih mendekati bentuk prosa.
Dalam
kesusastraan barat penulis belum menemukan istilah prosa lirik, yang ada
adalah istilah puisi lirik (poesie
lyrique). Tetapi gaya penulisan puisi lirik tersebut sama dengan yang kita
sebut sebagai prosa lirik, sebagai mana pengertian di atas. Dikatakan liris,
karena puisi tersebut merupakan gairah penyair yang meluap-luap, dan sangat
emosial dalam mengekspresikan perasaan pribadinya, seperti pada Nyanyian
Roland, Tristan dan Isue yang sering dinyanyikan para troubadur untuk menghibur
raja-raja di dalam istana.
Dalam
sebuah kata pengartar buku Esai dan Prosa karya Amir Hamzah, Sutan Takdir
Alisyahbana sangat tertarik dengan karya-karya prosa lirik yang ditulis
pengarangnya, di antaranya:
BERSELISIH
Karya Amir Hamzah
Berselisih
kami, ia dua berjalan, aku seperti selamanya seorang diri. Adiknya yang
dipimpinnya itu menoleh-noleh ke belakang, matanya berkilat-kilat melihat
segala berwarna warni, putar-rimutar, kelap-kumilap di tepi jalan itu.
Ya,
panjang-jinjing, lembut-lemah, kudungnya, tertudung-singkap, diusap-usap angin,
ditolak-tolakkan anak rambutnya.
Berhenti
ia, payung bertulis, dihujam agak tipis, dipanas agak kecil, dilihat,
dipulung-pulungnya, ditawarnya, kemahalan ...
Terhenti
aku, kakiku enggan terus, di hadapanku berdiri perempuan tua, sanggulnya
merangkum kuntum, layu belum, kembang tak jadi. Bertanya beliau. Menoleh
ia ke belakang, kulihat matanya seketika, rasaku bercermin pada air yang
jernih, dangkal entahkan dalam, kelopak matanya yang segan terbuka, enggan
bertemu itu, melayap-hinggap semangatku serasa bermimpi, mendaduhkan hatiku
yang rusuh-resah ini...
Di
manakah aku telah melihatnya? Kutandai muka dan rupa, bangun dan anggunnya,
kukenal seluk-bentuk tubir bibirnya ...
Aduh
hatiku, terasa ada, terkatakan tidak.
Drama
Pengertian
Drama
Menurut
Kosasih (2012:4) drama merupakan bentuk sastra yang dilukiskan dalam bahasa
bebas dan panjang serta dilukiskan dengan menggunakan dialog atau monolog.
Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa
yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan
suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari
drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang
memainkan drama disebut aktoratau lakon.
Jenis-jenis Drama
Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis
yaitu drama baru dan drama lama.
Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk
memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia
sehari-hari.
Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya
menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan
dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Jenis-jenis drama berdasarkan kandungan cerita :
Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik
penuh keceriaan.
Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh
kemalangan.
Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan
ada lucunya.
Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
Lelucon/Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah
pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
Operet
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk
gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi
oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur
agama/relijius.
Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka
wayang. Dan lain sebagainya.
Ciri-ciri Drama
Drama merupakan prosa moden yang dihasilkan sebagai
naskhah untuk dibaca dan dipentaskan.
Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi.
Drama terdiri daripada dialog yang disusun oleh
pengarang dengan watak yang diwujudkan.
Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui
dialog watak-wataknya
Manfaat Drama
Memupuk kerja sama yang baik dalam pergaulan sosial.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melahirkan
daya kreasi masing-masing.
Mengembangkan emosi yang sehat pada anak-anak.
Menghilangkan sifat malu, gugup, dan lain-lain.
Mengembangkan apresiasi dan sikap yang baik.
Menghargai pendapat dan pikiran orang lain.
Dapat membantu sisiwa dalam pemahaman dan penggunaan
bahasa (untuk berkomunikasi).
Melatih keterampilan membaca (bentuk teks).
Melatih keterampilan menyimak (bentuk pementasan).
Melatih keterampilan menulis (resensi naskah drama,
resensi pementasan drama)
Rincian
Materi
PUISI
KELAS
I
Menyalin
puisi anak sederhana dengan huruf lepas
|
|
ayo kawan
ke kebun binatang
melihat monyet singa
dan zebra
juga gajah kijang dan rusa
kita gembira sambil belajar
alangkah kaya alam kita
karya fajar dinda mutiara
|
|
KELAS
II
Menjelaskan
isi puisi anak yang dibaca
|
|
|
sampah
sampah bertebaran di mana mana
cih alangkah banyaknya
di pasar
di jalan
di selokan
cih alangkah menjijikkannya
bau busuk menusuk nusuk
menyebar ke mana mana
cih alangkah tidak sedapnya
ayo kawan jagalah kebersihan
jangan kau buang sampah
sembarangan
itu tanda orang beriman
karya fajar mutiara
|
KELAS
III
Melengkapi
puisi anak berdasarkan gambar
|
|
|
|
|
|
KELAS
IV
|
|
Pantun
|
|
|
|
KELAS
V
|
|
Puisi
|
|
|
|
Perhatikan
contoh penggunaan tanda jeda berikut.
Keterangan:
/ = bacaan
berhenti sebentar
// = bacaan berhenti agak lama
/ = bacaan berhenti
|
|
KELAS
VI
Parafrase
Puisi
|
|
|
|
Puisi tersebut dapat diubah menjadi cerita sebagai
berikut.
|
|
|
PROSA
KELAS I
|
|
|
|
||
|
||
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
KELAS
II
|
||
|
||
Ada seekor harimau.
Harimau itu tinggal di hutan.
Harimau itu besar dan garang.
Semua binatang takut padanya.
Harimau itu selalu mengaum.
Semua binatang yang melihat bersembunyi.
Binatang yang tidak bersembunyi dimakannya.
Pada suatu hari, datang seekor kancil.
Tiba-tiba terdengar ranting patah.
Kancil segera menoleh.
Ia melihat harimau menghampirinya.
Ia tahu harimau berniat memakannya.
Harimau mengaum.
Suaranya yang kuat sangat menakutkan.
Namun, kancil tidak melarikan diri.
“Aku akan makan kamu, kancil!”
Kata harimau dengan garangnya.
“Hei, nanti dulu!”
“Jangan makan aku”
“Nanti kamu akan celaka”
“Kamu akan dimakan binatang besar,” kata kancil.
“Siapa yang berani denganku?” tanya harimau.
“Tadi aku berjumpa seekor harimau”
“Dia lebih besar dari kamu”
“Dialah binatang yang paling kuat” kata kancil.
Harimau sangat marah.
Ia mengaum sekeras-kerasnya.
“Tunjukkan di mana harimau itu.
Aku akan kalahkan dia!” kata harimau.
Kancil pun lalu menunjukkannya.
Ia meninggalkan tempat itu.
Harimau mengikutinya.
Kancil terus berjalan.
Kemudian sampai di sebuah kolam.
Kancil memandang ke dalam air.
“Tadi aku melihatnya di sini’
“Coba, kamu tengok” kata kancil.
Harimau menengok ke dalam kolam.
Bayangannya muncul di permukaan air.
Harimau mengaum dengan garang.
Ia membuka mulutnya lebar-lebar.
Harimau dalam kolam juga membuka mulutnya.
“Kalau kau berani, kalahkan dia,” kata kancil.
Harimau terjun ke dalam kolam.
Bayang-bayangnya pun hilang.
Barulah ia sadar dirinya ditipu.
Harimau tidak bisa berenang.
Akhirnya, ia mati tenggelam.
Kancil selamat dari terkaman harimau.
Sumber:
www.moe.edu.
dengan pengubahan seperlunya.
|
||
KELAS
III
|
|
|
|
|
|
Coba
kamu baca dongeng berikut ini dengan seksama.
Air Mata Emas
Konon,
ada sebuah sumur ajaib. Letaknya di tengah hutan. Bila
kita menginginkan
sesuatu, kita tinggal melempar sekeping uang emas
ke
dalamnya sambil mengucapkan keinginan kita, niscaya permintaan
kita
akan terkabul. Namun, tidak semua orang percaya hal tersebut. Sudah
ada
yang membuktikan. Hasilnya nihil.
Namun,
bagi Rina hal tersebut mungkin saja. Sebab keajaiban bisa
terjadi.
Maka dia berangan-angan, ”Kalau aku punya uang emas, aku
akan
minta rumah yang bagus,” gumam Rina.
Untuk
mendapatkan uang emas, Rina bekerja sebagai pelayan di rumah
seorang
bangsawan. Akhirnya, majikannya memberi sekeping uang emas
padanya.
Dengan gembira, ia menerimanya dan segera pergi ke sumur ajaib.
Di
tengah perjalanan, Rina bertemu dengan pedagang keliling, ”Mau
pergi
ke mana, anak manis?” tanya orang itu.
”Saya
mau melempar uang emas ini ke sumur ajaib,” jawabnya.
”Mengapa
kau menyia-nyiakan uangmu? Di sana uangmu takkan
jadi
apa-apa, lebih baik kau belikan sisir.” Bujuk penjual sisir itu. Rina lalu
membeli sisir itu. Ia melanjutkan perjalanannya dan bertemu
lagi
dengan orang laki-laki yang sedang menjual pipa.
”Kau
akan pergi ke mana,
anak
manis?” tanya orang itu.
”Saya
akan melempar
uang
emas ke sumur ajaib,
Pak.”Jawab
Rina.
Orang
itu menawarkan
pipanya
yang terukir indah
kepada
Rina. Rina langsung
membelinya.
Orang yang ketiga
yang dijumpainya
adalah
seorang
wanita miskin dengan
tiga
anaknya yang kurus-kurus.
Kali
ini tanpa berpikir panjang
lagi,
Rina memberikan uangnya
pada
wanita itu.
”Ya,
sudahlah, uangku
habis.
Tak apalah, tapi aku sudah
terlanjur
ke sini. Setidak-tidaknya
aku dapat
melihat sumur itu,"
pikir
Rina.
Setibanya
di sumur ajaib, ia menatap ke dalam sumur. Tidak terlihat
apa-apa.
Hanya gelap. Saat itu Rina teringat akan semua keinginannya.
Tanpa
disadarinya ia meneteskan air mata. Tanpa dia tahu, air matanya
berubah
berkilau sebening emas. Tanpa sadar Rina membisikkan
keinginannya
untuk mendapatkan rumah indah dan uang untuk bekal
hidupnya.
Setelah itu ia bergegas pulang.
Sesampai
di rumah, alangkah terkejutnya Rina. Di rumahnya yang
sangat
sederhana itu, kini telah berdiri sebuah rumah yang besar dan
sangat
indah. Di depan rumah, keluarganya telah menantikan
kedatangannya.
Mereka pun berpelukan. Tapi Rina tak pernah tahu,
mengapa
permintaannya terkabul. Itu semua karena Rina berhati emas,
ya,
kan?
Sumber:
Bobo Th XXIV Tanggal 15 Agustus 1996
|
||
KELAS
V
|
||
|
|
|
|
||
|
||
KELAS
IV
|
||
|
||
DRAMA
Kelas III semester 2
Mendengarkan Pembacaan Teks Drama
Bacalah dialog berikut!
Praktikkan di depan kelas
bersama temanmu!
Hakim yang
Cerdik
Di tepi danau dalam sebuah hutan,
tinggal Bapak Sapi, Ibu Sapi, dan Anak Sapi yang masih remaja. Mereka hidup bahagia di sana. Suatu
hari, Anak Sapi minta izin untuk berjalan-jalan.
Anak Sapi :
"Bu, saya mau main ke tepi sungai.”
Ibu Sapi :
"Boleh saja, tapi hati-hati, ya dan jangan lama-lama."
Ketika
Anak Sapi sedang
berjalan-jalan, tiba-tiba terdengar teriakan
minta tolong.
Buaya :
"Tolong, tolong aku, Anak Sapi!"
Anak Sapi :
"Ada apa, Pak Buaya? Apa yang terjadi?"
Buaya
: "Tolong aku, Anak Sapi. Sudah dua hari aku tertindih
pohon ini. Pohon tumbang saat aku lewat."
Anak Sapi :
"Aku rasa,
aku tidak bisa menolongmu, Pak Buaya."
Buaya :
"Mengapa? Kamu pasti dapat mendorong pohon ini."
Anak Sapi :
"Ya kuat pasti kuat, tapi ......."
Buaya :
"Tapi, mengapa
kamu tidak mau menolong?"
Anak Sapi :
"Aku tidak mau menolongmu karena aku tidak percaya
padamu."
Buaya :
"Jangan khawatir, aku tidak akan melukaimu."
Anak Sapi :
"Tidak!
Aku tidak percaya padamu!"
Buaya :
"Anak Sapi yang baik,
tidakkah kamu kasihan
padaku?
Sudah dua hari aku tertindih.
Aku tidak bisa makan, minum.
Aku merasa sesak."
Anak Sapi merasa kasihan dan menolong
Bapak Buaya. Ia mendorong
pohon yang menimpa Bapak Buaya dengan sekuat tenaga.
Begitu lepas dari pohon itu,
Bapak Buaya langsung meloncat ke
punggung Anak Sapi dan menggingit punggungnya.
Anak Sapi : "Hai, Pak Buaya! Mengapa
kamu menerkam aku? Kamu
sudah berjanji tidak akan melukaiku! Ini tidak adil!"
Buaya : "Ha ha ha ... di sini berlaku hukum
rimba. Siapa yang kuat,
dia akan menang. Aku akan memakanmu."
Anak Sapi : "Oh, tunggu dulu. Aku akan minta pendapat teman yang
lain."
Di tepi danau, tampak Bibi Bebek Tua berenang. Anak Sapi dan
Bapak
Buaya memanggil Bibi Bebek Tua dan meminta
pendapatnya. Bibi Bebek Tua : "Menurut pendapat
saya, Buaya benar.
Manusia pun
kejam. Ketika aku masih muda, aku dipelihara. Aku
memberi telur pada mereka, tetapi aku
tetap akan disembelih. Untung aku dapat melarikan diri. Jadi, tidak apa-apa.
Buaya boleh saja memakan Anak
Sapi.
Kebetulan, Kancil lewat di depan Bapak Buaya dan Anak Sapi saat
itu. Bapak Buaya yang meminta
pendapat Kancil. Ia yakin, Kancil
akan membelanya.
Kancil : "Aku harus tahu bagaimana awal peristiwanya. Aku minta,
ulangi kejadian yang kalian alami."
Buaya : "Baiklah, aku tidak keberatan."
Bapak
Buaya kembali ke pohon. Anak Sapi mengembalikan pohon ke atas tubuh
Bapak Buaya.
Kancil : "Apakah benar seperti itu?"
Buaya : "Benar, kejadiannya
seperti itu.”
Kancil
mendekati Anak Sapi dan berbisik.
Kancil : "Ayo, kita tinggalkan tempat
ini!”
Anak Sapi segera mengikuti Kancil dan lari meninggalkan Bapak
Buaya.
Ia tidak menghiraukan teriakan Bapak Buaya.
Siapa
saja tokoh dalam kisah “Hakim yang Cerdik”?
2. Siapa
yang meminta tolong?
3. Apa yang dilakukan
buaya setelah ditolong
sapi?
4. Bagaimana pendapat bebek tua?
5. Apa hikmah dari kisah “Hakim yang Cerdik”?
Kelas V Semester 1
B. Memerankan Drama Pendek
Melalui kegiatan ini, diharapkan kamu dapat:
Memerankan tokoh drama pendek yang sesuai dengan lafal, intonasi,
dan ekspresi yang tepat.
Mencari
contoh naskah drama dan memerankannya.
Bacalah naskah drama pendek di bawah ini, kemudian peragakan
di depan kelas!
Telur Asin
Edo, Rina, Adi, dan Tomi sedang bergurau
di kantin. Mereka membicarakan rencana kegiatan liburan semester yang akan datang.
Edo : "Rin, apa rencanamu untuk liburan nanti?"
Rina : "Belum punya. Kamu bagaimana?"
Adi : "Bagaimana kalau kita rekreasi?"
Edo : "Rekreasi? Jangan,... rekreasi itu membutuhkan banyak biaya!"
Adi : "Tidak. Ini rekreasi murah, cukup dengan jalan kaki."
Rina : "Ya, itu cocok untuk kita, sambil mengenal alam."
Tomi : "Apa tidak melelahkan?"
Rina : "Kita jalan santai saja."
Tomi : "Tidak. Aku tidak ikut."
Edo : "Tidak ikut, ya sudah. Tapi, kamu akan menyesal, kalau tidak ikut."
Rina : "Jalan santai bersama itu menyenangkan, Tom."
Adi : "Apa yang harus kita bawa?"
Edo : "Tentu saja pakaian dan makanan."
Tomi : "Jadi, kita memasak?"
Adi : "Ya, tapi kita membawa lauk dari rumah saja."
Edo : "Lauk apa yang dibawa?"
Adi : "Bagaimana kalau daging?"
Edo : "Daging tidak awet. Kita harus membawa lauk yang tahan lama."
Tomi : "Lalu apa yang dibawa?"
Rina : "Telur asin saja."
Tomi : "Apa telur asin tidak mudah busuk?"
Rina : "Kalau telur biasa, mudah busuk, tetapi setelah diasinkan akan awet."
Edo : "Kamu bisa membuatnya,
Rin?"
Rina : "Itu mudah."
Adi : "Bagaimana caranya?"
Rina : "Telur kita bungkus dengan serbuk batu bata."
Tomi : "Garami dahulu serbuk bata itu!"
Rina : "Kamu juga tahu, Tomi!"
Tomi : "Ibuku pernah membuatnya."
Rina : "Setelah dibungkus, telur disimpan selama kurang lebih satu minggu."
Edo : "Ya, bagus. Selain digunakan sebagai lauk, telur asin juga dapat
digunakan sebagai kudapan."
Dikutip dari: Bahasa Indonesia Bahasaku,
halaman 57 dengan pengubahan
Latihan
Tandailah teks tokoh drama yang akan kamu perankan.
Hafalkan teks sesuai dengan peran masing-masing, kemudian peragakan
di depan kelas!
Carilah naskah drama pendek di majalah atau surat kabar kemudian perankan di depan kelas!
Kelas VI Semester 2
Mendengarkan naskah drama
Dengarkan naskah drama yang akan dibacakan
Candi Roro Jonggrang
Bandung Bondowoso : (Seorang
yang gagah perkasa, muda, dan sakti mandraguna)."Wahai Roro Jonggrang yang
cantik rupawan, sudikah dirimu menjadi istriku?"
Roro Jonggrang : (Dengan
wajah penuh kebencian,
dia
memandang Bandung Bondowoso). "Tidak, aku
tidak akan pernah sudi menjadi istri seorang pembunuh sepertimu. Apalagi kau
telah begitu tega membunuh ayahku".
Bandung Bondowoso : (Berjalan
mendekat Roro Jonggrang). "Jangan begitu, aku melakukannya karena terpaksa.
Keadaan yang membuatku harus bertindak seperti itu".
Roro Jonggrang : (Berjalan menjauhi Bandung Bondowoso) Sudah, pergilah! Kumohon".
Bandung Bondowoso :
"Aku tidak akan pergi, sebelum kau menerima pinanganku ini, kumohon".
Roro Jonggrang : (Kelihatan sedang berpikir) "Baiklah,
tapi ada syaratnya".
Bandung Bondowoso :
"Apakah itu? Sebutkan
saja, apa pun permintaanmu pasti akan aku
penuhi".
Roro Jonggrang
: "Aku ingin mas kawin berupa seribu
candi yang kau buat sendiri dalam waktu semalam saja".
Bandung Bondowoso :
"Ha ... ha ... ha .... Gampang
sekali, apakah hanya
itu persyaratanmu".
Roro Jonggrang : "Iya, hanya itu. Aku ingin esok
sebelum ayam jago pertama berkokok candi-candi itu harus sudah lengkap semua.
Bandung Bondowoso :
Baiklah. Aku jamin candi-candi itu sudah selesai sebelum ayam jago
berkokok. Kalau begitu aku pergi dulu”. (Dengan sikap percaya diri Bandung
Bondowoso pergi meninggalkan Roro Jonggrang untuk menuju ke hutan).
Bandung Bondowoso :
"Baguslah kalau begitu". (Wajahnya kelihatan puas sekali).
Bandung Bondowoso :
(Di dalam hutan
dengan kesaktiannya Bandung
Bondowoso memanggil Raja Bangsa Jin). "Hai pengikutku Raja Bangsa Jin,
keluarlah!"
Raja Bangsa Jin : (Tiba-tiba muncul
di depan Bandung Bondowoso). "Sendiko dawuh
Tuanku, ada yang dapat saya bantu?"
Bandung Bondowoso :
"Aku ingin kamu
dan anak buahmu membuatkanku seribu candi dalam waktu
satu malam".
Raja Bangsa Jin : "Baiklah Tuan, tapi bolehkah saya
tahu untuk apa candi sebanyak itu?"
Bandung Bondowoso :
Candi-candi itu akan aku persembahkan kepada Roro Jonggrang sebagai mas
kawin yang dia syaratkan padaku".
Raja Bangsa Jin : "Oh
… begitu, ya
Tuan. Baiklah saya laksanakan perintah Tuanku (Dengan
seketika di hutan bermunculan beratus-ratus pasukan bangsa jin dan mereka langsung
bekerja di bawah komando Raja Bangsa Jin).
Bandung Bondowoso :
(Berjalan-jalan
sambil mengawasi
pembangunan candi-candi tersebut). "Bagaimana Raja Jin, apakah semuaya
lancar?"
Raja Bangsa Jin : "Beres Tuanku, semua pasti selesai
pada waktunya".
Adegan III
Roro Jonggrang : (Dengan wajah ketakutan karena melihat pembuatan
candi-candi sudah hampir selesai padahal hari masih malam). "Wahai para
gadis-gadis desa, bangunlah!
Para gadis desa :
"Ada apa Tuan Putri?"
Roro Jonggrang : "Tolong bantulah aku menumbuk lesung
padi untuk membangunkan ayam-ayam jago yang ada di desa ini".
Para gadis desa : "Baiklah, Tuan Putri". (Bersama-sama
mereka menumbuk lesung padi tersebut. Mendengar suara itu, ayam jago mulai
bangun dan berkokok).
Raja Bangsa Jin : (Wajah panik mendengar suara kokok ayam) "Suara
apa ini? Ayam jago? Apakah matahari sudah terbit? Tidak!"
Bandung Bondowoso :
(Bingung melihat kegaduhan yang ditimbulkan pasukan jin) "Ada apa
ini?"
Raja Bangsa Jin : "Maaf Tuanku, kami harus pergi, kami
tidak dapat menyelesaikan candi yang terakhir, karena matahari telah
terbit". (Kemudian langsung menghilang)
Bandung Bondowoso :
Tunggu…, sialan! Aku telah ditipu oleh Roro Jonggrang. Wahai Roro
Jonggrag keluarlah!" (Wajahnya penuh dengan kemarahan)
Roro Jonggrang : (Keluar dari dalam rumah dengan tersenyum)
"Ada apa Bandung Bondowoso? Apakah candi-candi itu sudah jadi?"
Bandung Bondowoso :
"Tidak usah basa-basi, aku sudah tahu semua tipu dayamu. Kukutuk
kau menjadi candi yang ke-1000 ha ... ha ... ha ... "(seketika Roro
Jonggrang berubah menjadi candi)
Setelah mendengar naskah drama
yang dibacakan,
tentunya kalian telah memahami isi teks drama tersebut.
Coba kalian
ceritakan kembali secara singkat
naskah drama tersebut dengan bahasa kalian sendiri di depan kelas. Sehingga,
dapat didengarkan oleh teman- teman yang lain.
Latihan soal!
Apa judul drama di depan?
Dari mana cerita rakyat dalam bacaan tersebut
berasal?
Siapa
tokoh utama dalam drama tersebut?
Jelaskan watak masing-masing tokohnya?
Bagaimana akhir cerita tersebut?
Membaca dan Memerankan Naskah Drama
Bacalah naskah drama berikut ini! Kemudian
pentaskanlah! Buatlah kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari tiga anak!
Bermainlah dengan penuh penghayatan, serta ekspresikan dengan gerak-gerik dam
mimik yang sesuai!
Judul :
Rencana yang Gagal
Pemain :
Roni
Dandi
Bu Desi
Waktu :
Pagi
dan siang hari
Tempat :
Halaman rumah Bu Desi dan halaman sekolah
Adegan I
Pagi itu Roni dan Dandi berangkat ke sekolah
bersama-sama. Sesampainya di depan rumah Bu Desi, mereka berhenti. Mereka
memperhatikan pohon mangga yang berbuah ranum milik Bu Desi
Roni
: "Mangga itu pasti manis
sekali".
Dandi : "Ya, pasti segar sekali".
Roni
: "Bagaimana
kalau kita ambil beberapa?"
Dandi : "Tidak!
Lihatlah di sini terlalu banyak
orang. Gimana kalo nanti malam saja?"
Roni
: "Benar
juga idemu. Okelah Bos kalo gitu ha ... ha ... ha .... Akhirnya mereka melanjutkan
perjalanan ke sekolah.
Adegan II
Pada waktu istirahat, Roni dan Dandi terlihat mengobrol
di bangku
taman sekolah.
Roni
: "Gimana nanti malam, Bos?"
Dandi : (nampak bingung) "Nanti malam apanya?"
Roni
: "Ayolah, tidak usah berpura-pura begitu".
Dandi : "Benar, aku benar-benar tidak ingat".
Roni
: "Itu lho yang tadi pagi".
Dandi : "(kaget) "Ya ampun, aku lupa. Apakah
kamu serius mau mencuri mangga Bu Desi?"
Roni
: "Ya iyalah, gimana sih! Kenapa, kamu
takut?"
Dandi : "Ku kira tadi pagi itu kamu cuma bercanda.
Gimana ya?"
Roni
: "Dasar
kamu penakut! Masa begitu saja tidak berani!"
Dandi : "Okelah kalau begitu aku ikut".
Roni
: "Itu baru temenku ha ... ha ... ha ... ha
.... Aku punya rencana, kita menemuinya sehabis pulang mengaji saja. Kita tunggu
sampai teman-teman sudah melewati rumah Bu Desi barulah setelah kita beraksi, gimana?"
Dandi : "Terserah kamu saja, Ron. Aku ikut saja".
Roni
: "Beres
kalau begitu”.
Tiba-tiba datang Bu Desi menghampiri mereka
Dandi : (kaget dan takut) "Tidak Bu, saya tidak mencuri".
Roni
: (melotot
ke arah Dandi) "Hus! Diam!"
Bu Desi : (tersenyum) "Ada apa Dandi? Kamu
kelihatannya takut sekali melihat saya".
Dandi : "Tidak Bu, maafkan saya".
Bu Desi : "Dandi,
Budi, Ibu sudah tahu semuanya".
Roni
: (Tampak kaget) "Ibu sudah tahu? Dari mana?
Bu Desi : "Ibu
tadi mendengar semua pembicaraan kalian".
Dandi : (ketakutan) "Maafkan kami, Bu".
Bu Desi :
Iya, tapi lain kali kalian tidak boleh
seperti itu lagi. Kalau memang kalian menginginkan sesuatu. Mintalah secara baik-baik".
Roni dan Dandi : (serempak menjawab) "Baik Bu, maafkan
kami".
Bu Desi
: "Oh ya, nanti sepulang
sekolah kalian mampirlah ke rumah Ibu. Ibu akan memberi kalian mangga".
Roni
: (tersenyum dengan
malu-malu). "Baik Bu, terima kasih".
Dandi : "Iya Bu, terima kasih".
Latihan soal!
Siapa yang membuat rencana?
2 .
Apa yang mereka rencanakan?
3 .
Kapan dan di mana rencana itu akan dilaksanakan?
4 .
Mengapa rencana itu gagal?
5 .
Siapa yang menggagalkan rencana itu?
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Karya sastra berarti karya yang mengandung nilai-nilai
kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan bahasa yang
umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual dengan caranya yang
khas.
Materi
sastra yang diajarkan pada siswa Sekolah Dasar berupa puisi, prosa, dan drama.
\
DAFTAR
PUSTAKA
Faisal.2009.
Kajian Bahasa Indonesia SD.Jakarta:
DIKTI
Ismoyo.
2008. Aku Bangga Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Kelas 3. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas
Kosasih.
2012. Dasar-dasar Keterampilan
Bersastra.Bandung: Yrama Widya
Nuraini,
Umri. 2008. Bahasa Indonesia untuk Kelas I. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
__________.
2008. Bahasa Indonesia untuk Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Suyatno,
Dkk. 2008. Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia :untuk SD/MI Kelas II Jakarta:
Pusat Perbukuan Depdiknas
Warsidi,
Edi dan Farikha. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas untuk Kelas IV Sekolah
Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
____________.
2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas untuk Kelas VI Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
http://phierda.wordpress.com/2012/11/03/implementasi-drama-dan-deklamasi-bagi-siswa-sekolah-dasar/ (online) 30 November 2013
http://prosalirik.blogspot.com/2011/05/pengerian-prosa-lirik.html (online) 30 November 2013
0 komentar:
Post a Comment