BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tata bahasa memang tidak
menentukan hidup matinya suatu bahasa. Bahkan bahasa dalam pengejawantahannya
sebagai ujaran adakalanya tidak terikat pada suatu tata bahasa, tetapi
berlangsung sesuai dengan kelaziman penggunaan awam belaka. Makin pesat
perlunya memelihara dan melestarikan bahasa pemakainya, makin terasa perluanya
memelihara dan melestarikan bahasa Indonesia melalui pengadaan suatu tata
bahasa yang menjadi acuan normatif dalam penggunaan baik lisan maupun tulisan.
Salah satu cara melesatarikan
bahasa Indonesia adalah dengan mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan tentang
dunia kebahasaan. Ilmu bahasa begitu luas. Banyak hal yang dapat di bahas di
dalamnya. Salah satunya adalah morfologi. Pembelajaran di Sekolah Dasar baik di
kelas rendah maupun kelas tinggi tentu mencakup bidang ilmu morfologi. Meskipun
pada tingkat kelas rendah, kajian masih begitu sederhana karena disesuaikan
dengan tingkat perkembangan bahasa siswa Sekolah Dasar berdasarkan faktor usia.
Namun pengenalan materi kepada anak sejak usia dini tentu akan memberikan
pengalaman bermakna jika pendidik benar-benar memahami yang disampaikan dengan
cara yang menyenangkan. Pada dasarnya, bahasa adalah bidang yang menarik untuk
dipelajari.
Rumusan Masalah
Apa pengertian morfologi?
Apa saja materi morfologi
yang diajarkan pada siswa kelas rendah di Sekolah Dasar?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Morfologi
Morfologi menurut asal
usul
Kata Morfologi berasal dari
kata morphologie bentuk dari kata morphe dalam bahasa Yunani digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan logos
berarti ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphed dan logos ialah
bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Berdasarkan makna
unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
Morfologi berasal dari morf+o+logi,
morf artinya bentuk -o- adalah pembentuk dasar (stem formative) dan logi
artinya studi atau ilmu. Jadi, morfologi ialah ilmu cabang tata bahasa yang
membicarakan hubungan gramatikal bagian-bagian intern kata.
Morfologi merupakan cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk
kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti
kata. Dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta
fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Pengertian morfologi dari
beberapa ahli
Odien R. morfologi adalah cabang atau tataran ilmu bahasa yang
bersama-sama dengan sintaksis termasuk kedalam gramatika atau tata bahasa.
Crystal,
mendefinisikan morfologi
sebagai “the branch of grammar studies
the structure of words’’ (morfologi merupakan cabang gramatika/tata bahasa
yang mengkaji struktur kata.)
Kridalaksana, yang mendefinisikan morfologi sebagai (i)
bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi–kombinasinya, dan (ii)
bagian dari truktur bahasa yang mencakup kata dan bagian–bagian kata yakni
morfem.
Leehmann,
menyatakan bahwa “morphologi is the study of morphemes their
variation, and their combination in word” (morfologi adalah studi tentang
morfem, dan kombinasi–kombinasi didalam kata.)
Wardhaugh, mendefinisikan morfologi sebagai “the study of morphemes and their combination
in word.” (morfologi merupakan studi morfem dan kombinasi–kombinasi morfem
dalam kata.)
Ramlan, menjelaskan bahwa morfologi ialah bagian
dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk beluk bentuk
kata serta pengaruh perubahan–perubahan bentuk kata terhadap golongan kata dan
arti kata atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari
seluk beluk bentuk kata serta fungsi perubahan–perubahan bentuk kata itu baik
fungsi gramatika maupun fungsi semantik.
Nida, morfologi adalah studi tentang morfem dan
susunannya didalam pembentukan kata.
Verhaar, morfologi adalah cabang linguistik
yang mengidentifikasi satuan–satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
Secara umum morfologi adalah bidang linguistik yang
mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal. Maksud dari
gramatikal disini yaitu mutlak, karena setiap kata juga dapat dibagi atas
segmen yang terkecil yang disebut dengan fonem. Tetapi fonem-fonem tersebut
tidak harus berupa morfem. Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari
dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna
(arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk
kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain,
secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat
terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu
yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.
Contoh: terbangun terdiri
atas morfem ter- dan morfem bangun
Morf
Menurut
Odien R. morf adalah anggota
dari suatu morfem yang belum ditentukan distribusinya atau wujud konkret atau wujud
fonemis dari suatu morfem. Morf adalah nama untuk semua bentuk yang belum
diketahui statusnya. Morf merupakan bentuk lain dari alomorfemis dari suatu
morfem, tetapi bentuk yang hendak dipilih dianggap mewakili secara kongkrit
morfem yang bersangkutan sehingga istilah morf dipakai manfaat praktisnya.
Contoh:
satuan–satuan pe-, pem-,
peng-, peny- dan penge masing–masing disebut morf
morfem men- yang mempunyai
struktur fonologi mem- misalnya pada kata membawa. Mem-, men- adalah morf
Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang
berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. kata dasar atau akar kata adalah kata yang paling sederhana yang
belum memiliki imbuhan, juga dapat dikelompokkan sebagai bentuk asal (tunggal)
dan bentuk dasar (kompleks). Kata dasar
adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki makna. Kata tersebut belum mengalami
penambahan atau perubahan bentuk yang mengakibatkan perubahan makna.
Contoh: makan, lari, baca, renang
dan lain-lain
Kata Turunan
kata
turunan atau kata jadian adalah
kata baru yang diturunkan dari kata dasar yang mendapat imbuhan. Kata turunan
adalah kata dasar yang telah berubah karena mendapatkan imbuhan baik itu
awalan, sisipan maupun akhiran. Kata dasar tersebut telah dirangkai dengan
imbuhan-imbuhan itu. Macam-macam kata turunan yang terbentuk antara lain:
Imbuhan (awalan, sisipan,
akhiran) macamnya ada dua yaitu:
Ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya,
contoh: bermain, dikerjakan, lukisan.
Dirangkaikan dengan tanda
hubung, jika ditambahkan bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa
Indonesia. Contoh: mem-PHK-kan, di-upgrade.
Jika bentuk dasarnya berupa
gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh: bertepuk tangan, sebar luaskan.
Jika bentuk dasar berupa
gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu
ditulis serangkai. Contoh: menyebarluaskan.
Jika salah satu unsur
gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata tersebut ditulis
serangkai. Contoh: dasawarsa, ekstrakurikuler, transmigrasi. Unsur gabungan
kata dalam kombinasi atau gabungan kata yang ditulis serangkai terbagi menjadi
lima macam, antara lain:
Jika bentuk terikat diikuti
oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, tanda hubung (-) digunakan di
antara kedua unsur.
Contoh: pro-Indonesia
Jika kata maha sebagai unsur
gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan
tersebut ditulis terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan huruf kapital.
Contoh: Marilah kita
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
Penyayang.
Jika kata maha, sebagai unsur
gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa,
gabungan itu ditulis serangkai.
Contoh: Mudah-mudahan Tuhan
Yang Maha Esa mengampuni kita semua.
Bentuk-bentuk terikat dari
bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia yang dapat digunakan
sebagai bentuk dasar.
Contoh: mereka memperlihatkan
sikap anti terhadap korupsi.
Kata tak sebagai unsur
gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang
mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan.
Contoh: tak bersuara
Afiks
Afiks ialah satuan gramatik
terikat yang bukan merupakan bentuk dasar, tidak mempunyai makna leksikal, dan
hanya mempunyai makna gramatikal, serta dapat dilekatkan pada bentuk asal atau
bentuk dasar untuk membentuk bentuk dasar dan atau kata baru. Sebagai contoh,
satuan gramatik {meN-}, {di-}, {ter-}, {ke-an}, {se-nya}, {memper-},
{memper-i}, {ber-an} dan sebagainya. Karena satuan-satuan gramatik ini
merupakan bentuk terikat dan tidak mempunyai makna leksikal dan hanya akan
mempunyai makna gramatikal setelah digabung dengan satuan gramatik lain.
Jenis Afiks berdasarkan
posisinya dalam proses pembentukan kata:
1. Prefiks (Awalan)
Proses pembentukan kata
dengan menambahkan afiks atau imbuhan di depan bentuk dasarnya atau juga proses
pembentukan kata-kata yang dilakukan dengan cara membubuhkan atau menambahkan
atau menempelkan afiks di depan bentuk dasarnya. Contoh prefiks atau awalan,
yaitu di-, ter-, ke-, se-, men-, pen-, pra-, a-, per-, ber-, dan sebagainya.
2. Infiks
Proses
pembentukan kata dengan menambah afik atau imbuhan di tengah bentuk dasarnya.
Afik-afik yang ditambahkan tersebut disebut infik atau sisipan. Proses
pembentukan kata telinjuk, gemetar, dan gerigi, dilakukan dengan menambahkan
infik di tengah bentuk dasarnya. Contohnya : -el-, -er-, -em-, dan -in-.
3. Sufiks
Proses pembentukkan kata yang
dilakukan dengan cara menambahkan atau menempelkan afiks di akhir bentuk
dasarnya, maka afiks tersebut disebut sufiks atau akhiran. Istilah ini juga
berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere). Sufiks
asli dalam bahasa Indonesia juga sangat terbatas.
Kata Ulang
Kata Ulang atau reduplikasi
adalah Kata jadian yang terbentuk dengan
pengulangan kata. Bentuk-bentuk kata ulang:
1. Kata ulang murni atau
pengulangan seluruh atau dwilingga, yaitu
pengulangan seluruh kata dasar.
Contoh :
a. ibu-ibu
b. hitam-hitam
c. kuda-kuda
d. danau-danau
2. Kata ulang berimbuhan atau
kata ulang sebagian, yaitu bentuk pengulangan kata dengan mendapat awalan,
sisipan, akhiran atau gabungan imbuhan sebelum atau sesudah kata dasarnya
diulang.
Contoh :
a. berlari-lari
b. bermain-main
c. menari-nari
d. hormat-menghormati
e. bunga-bungaan
f. kekanak-kanakan
3. Kata ulang berubah bunyi atau bervariasi
fonem, baik vokal maupun konsonan.
Contoh:
a. lauk-pauk
b. serta-merta
c. warna-warni
d. gerak-gerik
e. mondar-mandir
4. Kata ulang suku awal atau dwipurwa, yaitu bentuk pengulangan suku
pertama kata dasarnya, biasanya disertai variasi e pepet.
Contoh :
a. lelaki = laki-laki ~ lalaki ~ lelaki
b. sesama = sama-sama ~ sasama ~ sesama
c. tetangga = tangga-tangga ~ tatangga ~
tetangga
Selain bentuk kata ulang di
atas, terdapat kata ulang semu atau kata dasar berulang.
Contoh :
- cumi-cumi
- paru-paru
- laba-laba
- pura-pura
- biri-biri
- kura-kura
- kupu-kupu
- kunang-kunang
Kata Majemuk
Kata majemuk adalah gabungan
dua buah morfem dasar atau lebih yang mengandung satu pengertian baru. Kata
majemuk tidak menonjolkan arti tiap kata. tetapi gabungan kata itu secara
bersama-sama membentuk suatu makna atau arti baru.
Bentuk-bentuk kata majemuk
a. Kata Majemuk senyawa
Kata majemuk senyawa adalah
kata majemuk yang cara penulisannya dirangkaikan. seolah-olah telah melebur
menjadi satu kata baru
Misalnya: matahari,
hulubalang. bumiputra
b. Kata majemuk tak-senyawa
Kata majemuk tak-senyawa
adalah kata majemuk yang cara penulisan morfem -morfem dasarnya tetap terpisah.
Misalnya: sapu tangan, kumis kucing. cerdik pandai
Kelas Kata
Kategori Morfologi Kelas Kata
Bahasa Indonesia dapat dibedakan atas:
1. Kelas Nomina
Untuk menentukan suatu kata
termasuk nomina, digunakan penanda valensi sintaktis karena perangkat kategori
morfologis pembangun kerangka sistem morfologi nomina itu ditandai oleh valensi
sintaktis yang sama, yaitu (1) mempunyai potensi berkombinasi dengan kata
bukan, (2) mempunyai potensi didahului oleh kata di, ke, dari, pada.
Kelas nomina yang ditemukan
dan data terdiri dan: (1) nomina murni, yakni nomina yang tidak berasal dari
kelas kata lain, (2) nomina deverbal, yakni nomina yang terbentuk dari verba.
2. Kelas Verba
Untuk menentukan suatu kata
termasuk verba, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori pembangun
kerangka sisteni morfologi verba itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama,
yaitu mempunya; potensi berkomhinasi dengan kata: tidak, sudah, sedang, akan,
baru, telah, belum, mau, hendak,
Kelas verba yang ditemukan
pada data terdiri dari (1) verba murni, yakni verba yang tidak berasal dari
kelas kata lain, (2) verba denominal, yakni verba yang terbentuk dari nomina,
(3) verba deadjektival, yakni verba yang terbentuk dan adjektiva, (4) verba
denuineral, yakni verba yang terbentuk dari numeralia, dan (5) verba
depronominal, yakni verba yang terbentuk dari pronomina.
3. Kelas Adjektiva
Untuk menentukan suatu kata
termasuk adjektiva, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori
morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adjektiva itu ditandai oleh
valensi sintaktis yang sama yaitu mempunyai potensi berkombinasi dengan kata:
sangat, agak, paling, amat, sekali,
Kelas adjektiva yang
ditemukan pada data hanya satu kategori morfologis, yaitu berupa adjektiva
bentuk dasar yang terdiri dari:
Contoh: apes, aman, akrab,
takut, basah, banyak, baik, bodoh, cukup, kerdil, salam, suka, sudah,
tersinggung, berwibawa, terlalu, spona, serius, sering, cantik, tenang.
4. Kelas Numeralia
Untuk menentukan suatu kata
lermasuk numeralia, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori
morfologis pembangun kerangka sistem morfologis numeralia itu ditandai oleh
valensi: sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan nomina.
Kelas numeralia yang
ditemukan pada data hanya ada satu macam yaitu nrmeralia murni. Adapun yang
dimaksud numeralia murni adalah numeralia yang tidak berasal dari kelas kata
lain. Numeralia murni ini terdiri dari numeralia dasar
monomorfemis) dan numeralia
tunman (polimortemis). Numeralia turunan yang terbentuk dari kata-kata
numeralia disebut niimeralia denumeral.
a. Numeralia Dasar
Numeralia murni berbentuk
dasar yang ditemukan pada data ada dua macam, yaitu:
Contoh: sebuah, sederet, dua,
tujuh, sembilan, setiap, seorang
b. Numeralia Denumeral
Numeralia denumeral tidak
ditemuka pada data kartu kata
5. Kelas Adverbia
Untuk menentukan suatu kata
termasuk adverbia, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori
morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adverbia itu ditandai oleh
valensi sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan verba.
Kelas adverbia yang ditemukan
pada data hanya ada satu kategori morfologis, yaitu berupa adverbia bentuk
dasar yang terdiri dari:
Contoh: tak, telah, akan,
baru, sudah, sedang, saja, juga,
6. Kelas Pronomina
Pronomina yang ditemukan pada
data meliputi tiga macam, yaitu:
a. Pronomina persona:
Contoh aku, suya,, anda,
mereka.
b. Pronomina penunjuk:
Contoh: itu, adalah
c. Pronomina penanya:
Contoh: bila, kapan.
7. KataTugas
Dari data yang ada ditemukan
kata tugas yang meliputi:
1. Preposisi:
Contoh: pada, kepada, di, terhadap, olch
karena.
Konjungsi:
Contoh: lalu, serta, yang,
bahkan, sebelum, kulau, karena, tetapi, ketika, kemudian, seakan-akan.
Rincian Materi dalam
Pembelajaran Bahasa pada Tingkatan Kelas Rendah
Penerapan materi pada kelas
rendah (kelas 1 - 3)
Kelas 1
|
Mengenal kata dasar dari
kata turunan melalui pendeskripsian, menyalin dan melengkapi kalimat (tingkat
pengenalan).
|
Contoh pendeskripsian:
Ini sepatu
Sepatu ini ada dua
Warnanya hitam dan putih
Contoh menyalin:
hadiah
….
Contoh melengkapi kalimat:
Ani …. bali (menari)
|
|
Kelas Kata
Menuliskan kata benda yang
ada di sekitar
|
Menyebutkan
nama-nama benda yang ada di sekitar. Contoh: buku, pensil, penghapus
|
Kelas 2
|
Mengenal kata dasar dan turunan
berimbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran), gabungan kata dasar dan awalan
sekaligus akhiran (tingkat pemula).
|
Teks
cerita kegiatan sehari-hari
Pergi Berbelanja
Sore hari ayah pulang kerja.
Ayah kelihatan bergembira.
Ibu dan aku heran melihatnya.
Ayah kemudian bercerita.
Ayah mendapat hadiah dari kantor.
Ayah mengajak berbelanja.
Aku sangat senang.
Begitu juga dengan ibu.
Sore itu juga kami berangkat.
Kami belanja di supermarket.
Ayah membelikan aku sepatu
baru.
Ibu membeli kebutuhan rumah
tangga.
Kami sangat bergembira.
Contoh kata dasar pada teks
cerita kegiatan yaitu:
hadiah, kantor, berangkat,
belanja, sepatu, pergi.
Contoh kata turunan
berimbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) pada teks cerita kegiatan yaitu:
Kelihatan, bergembira, bercerita, berbelanja, membelikan, membeli, kebutuhan
Pesan pendek
Saya ingin meminjam buku cerita
Pahlawan
Contoh kata turunan
gabungan kata dasar dan awalan yaitu meminjam
berasal dari kata dasar pinjam kemudian mendapat awalan mem.
Teks pendek ciri-ciri
tumbuhan dan binatang
Pohon Pepaya
Pohon pepaya banyak ditanam orang.
Bentuk buahnya bulat memanjang.
Pepaya memiliki banyak manfaat.
Daunnya dapat dibuat sayuran.
Daunnya juga berguna sebagai obat.
Obat untuk menambah nafsu makan
Buahnya mengandung vitamin A.
Memiliki nutrisi tinggi.
Daging buah muda untuk sayuran.
Ikan
Ikan hidup di air.
Ikan bernapas dengan insang.
Ikan memiliki sirip.
Dagingnya dapat dimakan.
Diksi pada Puisi
Ki
Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara
Kau pahlawan pendidikan
Bagi bangsa Indonesia
Namamu harum
Kau selalu dikenang
Baktimu sungguh agung
Cita-citamu akan kami lanjutkan
|
|
Kelas Kata
Kelas nomina dan adjectiva
(kata sifat) pada ciri-ciri buah dan daun
|
Stroberi
Aku
memiliki dua stroberi
Stroberiku
berwarna merah
Stroberiku
masih berada di tangkai
Stroberiku
memiliki tiga daun
Stroberiku
kecil dan berbintik-bintik
|
Kelas 3
|
Mengenal kata dasar dan
turunan berimbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran), gabungan kata dasar dan
awalan sekaligus akhiran (tingkat lanjutan).
|
Pendapat dan saran
Contoh pendapat: Tidak sepantasnya Ferdi memakai kaos
kaki yang berbeda warna.
Contoh
saran: Seharusnya, sebelum naik ke atas
panggung,
Ferdi mempersiapkan
dahulu
penampilannya
Teks pengumuman
Contoh teks pengumuman:
Lomba
Menulis
Dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional,
besok tanggal 9 September 2008, majalah CERIA mengadakan lomba menulis.
Persyaratan lomba:
Tulisan harus sesuai tema "Olahraga Sangat Penting Bagi
Kesehatan".
Karangan tulisan dalam bentuk tulisan tangan atau diketik di
2 (dua) lembar
kertas A4.
Tulisan dikirimkan ke
redaksi majalah CERIA:
PT
Ceria Sentosa
Jl.
Budi Utomo No. 21 Jakarta Selatan
Selambat-lambatnya
tanggal 28 September 2008 (cap pos)
Jangan lupa menuliskan nama, kelas, asal sekolah,
tanggal lahir, alamat rumah, dan nomor telepon.
Seluruh pendaftaran dan penjurian dilakukan oleh pihak majalah Ceria.
Pemenang lomba akan diumumkan di edisi majalah Ceria bulan
November.
Juara I : 1 set komputer
Juara II : 1 buah kamera
digital
Juara III : 1 buah sepeda
Hadiah hiburan : 100 buah tas sekolah
Menjelaskan petunjuk
Contoh menjelaskan
petunjuk:
Siapkan bahan
untuk membuat jus berikut.
1. Dua buah
belimbing. Buang isi dan bagian tepinya, potong kasar.
2. 150 gram
nanas kupas, potong dadu
3. Satu
sendok makan air jeruk lemon
4. Enam
sendok makan sirup
5. 75 ml air
putih
6. Es batu
secukupnya
7. Untuk
membuat jus, kalian memerlukan blender
Cara membuat:
1. Campurkan
semua bahan kecuali air jeruk lemon.
2. Masukkan
dalam blender. Proses hingga lembut.
3. Tuangkan
ke jus campur ke dalam gelas. Tambahkan air jeruk
lemon, aduk
rata. Tambahkan es batu jika suka. Sajikan untuk 1
gelas.
Sumber:
Nyata edisi IV Februari 2007
|
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Morfologi adalah cabang ilmu
linguistik yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi
perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Materi ilmu morfologi yang
dipelajari pada siswa kelas rendah (kelas I-III) berupa morf, kata dasar, kata
turunan, dan beberapa kelas kata seperti kata benda, kata nomina, dan kata
sifat.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. 2007.
Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
M. Verhaar, J.W.
1982. Pengantar Lingguistik jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soegijo. 1985.
Morfologi Bahasa Indonesia. Semarang: IKIP Semarang Press.
Suhardi. 2013.
Pengantar Linguistik Umum. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Disalin dari pusat
pembinaan dan pengembangan bahasa departemen pendidikan nasional republik
Indonesia. 2012. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga. Bandung: Yrama Widya.
http://id.wikipedia.org/wiki/linguistik
http://susandi.wordpress.com/seputar-bahasa/morfologi-2/
Khusnin. 2008.
Kategori Morfologi Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia.
http://khusnin.wordpress.com/2008/09/27/kategori-morfologi-kelas-kata-dalam-bahasa-indonesia/
diunduh pada tanggal 24 Oktober 2013.
Suherman. 2012.
Kata Majemuk dan Contohnya. http://suhermanuhim.blogspot.com/ diunduh pada tanggal 24 Oktober 2013.
0 komentar:
Post a Comment