Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Sunday, 25 May 2014

Rincian Materi Morfologi Dalam Pembelajaran Bahasa Pada Tingkatan Kelas Rendah Di Sekolah Dasar



BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tata bahasa memang tidak menentukan hidup matinya suatu bahasa. Bahkan bahasa dalam pengejawantahannya sebagai ujaran adakalanya tidak terikat pada suatu tata bahasa, tetapi berlangsung sesuai dengan kelaziman penggunaan awam belaka. Makin pesat perlunya memelihara dan melestarikan bahasa pemakainya, makin terasa perluanya memelihara dan melestarikan bahasa Indonesia melalui pengadaan suatu tata bahasa yang menjadi acuan normatif dalam penggunaan baik lisan maupun tulisan.


Salah satu cara melesatarikan bahasa Indonesia adalah dengan mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan tentang dunia kebahasaan. Ilmu bahasa begitu luas. Banyak hal yang dapat di bahas di dalamnya. Salah satunya adalah morfologi. Pembelajaran di Sekolah Dasar baik di kelas rendah maupun kelas tinggi tentu mencakup bidang ilmu morfologi. Meskipun pada tingkat kelas rendah, kajian masih begitu sederhana karena disesuaikan dengan tingkat perkembangan bahasa siswa Sekolah Dasar berdasarkan faktor usia. Namun pengenalan materi kepada anak sejak usia dini tentu akan memberikan pengalaman bermakna jika pendidik benar-benar memahami yang disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Pada dasarnya, bahasa adalah bidang yang menarik untuk dipelajari.

Rumusan Masalah
Apa pengertian morfologi?
Apa saja materi morfologi yang diajarkan pada siswa kelas rendah di Sekolah Dasar?


BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Morfologi
Morfologi menurut asal usul
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie bentuk dari kata morphe dalam  bahasa Yunani digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphed dan logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
Morfologi berasal dari morf+o+logi, morf artinya bentuk -o- adalah pembentuk dasar (stem formative) dan logi artinya studi atau ilmu. Jadi, morfologi ialah ilmu cabang tata bahasa yang membicarakan hubungan gramatikal bagian-bagian intern kata.
Morfologi merupakan cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Pengertian morfologi dari beberapa ahli
 Odien R. morfologi adalah cabang atau tataran ilmu bahasa yang bersama-sama dengan sintaksis termasuk kedalam gramatika atau tata bahasa.
Crystal, mendefinisikan morfologi sebagai “the branch of grammar studies the structure of words’’ (morfologi merupakan cabang gramatika/tata bahasa yang mengkaji struktur kata.)
Kridalaksana, yang mendefinisikan morfologi sebagai (i) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi–kombinasinya, dan (ii) bagian dari truktur bahasa yang mencakup kata dan bagian–bagian kata yakni morfem.
Leehmann, menyatakan bahwa “morphologi is the study of morphemes their variation, and their combination in word” (morfologi adalah studi tentang morfem, dan kombinasi–kombinasi didalam kata.)
Wardhaugh, mendefinisikan morfologi sebagai “the study of morphemes and their combination in word.” (morfologi merupakan studi morfem dan kombinasi–kombinasi morfem dalam kata.)
Ramlan, menjelaskan bahwa morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan–perubahan bentuk kata terhadap golongan kata dan arti kata atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata serta fungsi perubahan–perubahan bentuk kata itu baik fungsi gramatika maupun fungsi semantik.
Nida, morfologi adalah studi tentang morfem dan susunannya didalam pembentukan kata.
Verhaar, morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan–satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
Secara umum morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal. Maksud dari gramatikal disini yaitu mutlak, karena setiap kata juga dapat dibagi atas segmen yang terkecil yang disebut dengan fonem. Tetapi fonem-fonem tersebut tidak harus berupa morfem. Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.
Contoh: terbangun terdiri atas morfem ter- dan morfem bangun
Morf
Menurut Odien R. morf adalah anggota dari suatu morfem yang belum ditentukan distribusinya atau wujud konkret atau wujud fonemis dari suatu morfem. Morf adalah nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya. Morf merupakan bentuk lain dari alomorfemis dari suatu morfem, tetapi bentuk yang hendak dipilih dianggap mewakili secara kongkrit morfem yang bersangkutan sehingga istilah morf dipakai manfaat praktisnya.
Contoh:
satuan–satuan pe-, pem-, peng-, peny- dan penge masing–masing disebut morf
morfem men- yang mempunyai struktur fonologi mem- misalnya pada kata membawa. Mem-, men- adalah morf
Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. kata dasar atau akar kata adalah kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan, juga dapat dikelompokkan sebagai bentuk asal (tunggal) dan bentuk dasar (kompleks). Kata dasar adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki makna. Kata tersebut belum mengalami penambahan atau perubahan bentuk yang mengakibatkan perubahan makna.
Contoh: makan, lari, baca, renang dan lain-lain
Kata Turunan
kata turunan atau kata jadian adalah kata baru yang diturunkan dari kata dasar yang mendapat imbuhan. Kata turunan adalah kata dasar yang telah berubah karena mendapatkan imbuhan baik itu awalan, sisipan maupun akhiran. Kata dasar tersebut telah dirangkai dengan imbuhan-imbuhan itu. Macam-macam kata turunan yang terbentuk antara lain:
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) macamnya ada dua yaitu:
 Ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya, contoh: bermain, dikerjakan, lukisan.
Dirangkaikan dengan tanda hubung, jika ditambahkan bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia. Contoh: mem-PHK-kan, di-upgrade.
Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh: bertepuk tangan, sebar luaskan.
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Contoh: menyebarluaskan.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata tersebut ditulis serangkai. Contoh: dasawarsa, ekstrakurikuler, transmigrasi. Unsur gabungan kata dalam kombinasi atau gabungan kata yang ditulis serangkai terbagi menjadi lima macam, antara lain:
Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur.
Contoh: pro-Indonesia  
Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan tersebut ditulis terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan huruf kapital.
Contoh: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Penyayang.
Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai.
Contoh: Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa mengampuni kita semua.
Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia yang dapat digunakan sebagai bentuk dasar.
Contoh: mereka memperlihatkan sikap anti terhadap korupsi.
Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan.
Contoh: tak bersuara
Afiks
Afiks ialah satuan gramatik terikat yang bukan merupakan bentuk dasar, tidak mempunyai makna leksikal, dan hanya mempunyai makna gramatikal, serta dapat dilekatkan pada bentuk asal atau bentuk dasar untuk membentuk bentuk dasar dan atau kata baru. Sebagai contoh, satuan gramatik {meN-}, {di-}, {ter-}, {ke-an}, {se-nya}, {memper-}, {memper-i}, {ber-an} dan sebagainya. Karena satuan-satuan gramatik ini merupakan bentuk terikat dan tidak mempunyai makna leksikal dan hanya akan mempunyai makna gramatikal setelah digabung dengan satuan gramatik lain.
Jenis Afiks berdasarkan posisinya dalam proses pembentukan kata:
1.  Prefiks (Awalan)
Proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di depan bentuk dasarnya atau juga proses pembentukan kata-kata yang dilakukan dengan cara membubuhkan atau menambahkan atau menempelkan afiks di depan bentuk dasarnya. Contoh prefiks atau awalan, yaitu di-, ter-, ke-, se-, men-, pen-, pra-, a-, per-, ber-, dan sebagainya.
2. Infiks
            Proses pembentukan kata dengan menambah afik atau imbuhan di tengah bentuk dasarnya. Afik-afik yang ditambahkan tersebut disebut infik atau sisipan. Proses pembentukan kata telinjuk, gemetar, dan gerigi, dilakukan dengan menambahkan infik di tengah bentuk dasarnya. Contohnya : -el-, -er-, -em-, dan -in-.
3.  Sufiks
Proses pembentukkan kata yang dilakukan dengan cara menambahkan atau menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya, maka afiks tersebut disebut sufiks atau akhiran. Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere). Sufiks asli dalam bahasa Indonesia juga sangat terbatas.
Kata Ulang
Kata Ulang atau reduplikasi adalah Kata jadian yang terbentuk dengan  pengulangan kata. Bentuk-bentuk kata ulang:
1. Kata ulang murni atau pengulangan seluruh atau dwilingga, yaitu   pengulangan seluruh kata dasar.
Contoh :
a.   ibu-ibu        
b.   hitam-hitam
c.   kuda-kuda 
d.   danau-danau      
2. Kata ulang berimbuhan atau kata ulang sebagian, yaitu bentuk pengulangan kata dengan mendapat awalan, sisipan, akhiran atau gabungan imbuhan sebelum atau sesudah kata dasarnya diulang.
     Contoh :
a.   berlari-lari             
b.   bermain-main
c.   menari-nari         
d.   hormat-menghormati
e.   bunga-bungaan  
f.    kekanak-kanakan
3.  Kata ulang berubah bunyi atau bervariasi fonem, baik vokal maupun konsonan.
Contoh:
a.         lauk-pauk
b.         serta-merta
c.         warna-warni
d.         gerak-gerik
e.         mondar-mandir
4. Kata ulang suku awal atau dwipurwa, yaitu bentuk pengulangan suku pertama kata dasarnya, biasanya disertai variasi e pepet.
Contoh :
a.   lelaki = laki-laki ~ lalaki ~ lelaki
b.   sesama = sama-sama ~ sasama ~ sesama
c.   tetangga = tangga-tangga ~ tatangga ~ tetangga
Selain bentuk kata ulang di atas, terdapat kata ulang semu atau kata dasar berulang.
Contoh :
- cumi-cumi 
- paru-paru
- laba-laba          
- pura-pura
- biri-biri 
- kura-kura
- kupu-kupu 
- kunang-kunang
Kata Majemuk
Kata majemuk adalah gabungan dua buah morfem dasar atau lebih yang mengandung satu pengertian baru. Kata majemuk tidak menonjolkan arti tiap kata. tetapi gabungan kata itu secara bersama-sama membentuk suatu makna atau arti baru.
Bentuk-bentuk kata majemuk
a. Kata Majemuk senyawa
Kata majemuk senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisannya dirangkaikan. seolah-olah telah melebur menjadi satu kata baru
Misalnya: matahari, hulubalang. bumiputra
 b. Kata majemuk tak-senyawa
Kata majemuk tak-senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisan morfem -morfem dasarnya tetap terpisah. Misalnya: sapu tangan, kumis kucing. cerdik pandai
Kelas Kata
Kategori Morfologi Kelas Kata Bahasa Indonesia dapat dibedakan atas:
1. Kelas Nomina
Untuk menentukan suatu kata termasuk nomina, digunakan penanda valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi nomina itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu (1) mempunyai potensi berkombinasi dengan kata bukan, (2) mempunyai potensi didahului oleh kata di, ke, dari, pada.
Kelas nomina yang ditemukan dan data terdiri dan: (1) nomina murni, yakni nomina yang tidak berasal dari kelas kata lain, (2) nomina deverbal, yakni nomina yang terbentuk dari verba.
2. Kelas Verba
Untuk menentukan suatu kata termasuk verba, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori pembangun kerangka sisteni morfologi verba itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu mempunya; potensi berkomhinasi dengan kata: tidak, sudah, sedang, akan, baru, telah, belum, mau, hendak,
Kelas verba yang ditemukan pada data terdiri dari (1) verba murni, yakni verba yang tidak berasal dari kelas kata lain, (2) verba denominal, yakni verba yang terbentuk dari nomina, (3) verba deadjektival, yakni verba yang terbentuk dan adjektiva, (4) verba denuineral, yakni verba yang terbentuk dari numeralia, dan (5) verba depronominal, yakni verba yang terbentuk dari pronomina.
3. Kelas Adjektiva
Untuk menentukan suatu kata termasuk adjektiva, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adjektiva itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama yaitu mempunyai potensi berkombinasi dengan kata: sangat, agak, paling, amat, sekali,
Kelas adjektiva yang ditemukan pada data hanya satu kategori morfologis, yaitu berupa adjektiva bentuk dasar yang terdiri dari:
Contoh: apes, aman, akrab, takut, basah, banyak, baik, bodoh, cukup, kerdil, salam, suka, sudah, tersinggung, berwibawa, terlalu, spona, serius, sering, cantik, tenang.
4. Kelas Numeralia
Untuk menentukan suatu kata lermasuk numeralia, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologis numeralia itu ditandai oleh valensi: sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan nomina.
Kelas numeralia yang ditemukan pada data hanya ada satu macam yaitu nrmeralia murni. Adapun yang dimaksud numeralia murni adalah numeralia yang tidak berasal dari kelas kata lain. Numeralia murni ini terdiri dari numeralia dasar
monomorfemis) dan numeralia tunman (polimortemis). Numeralia turunan yang terbentuk dari kata-kata numeralia disebut niimeralia denumeral.
a. Numeralia Dasar
Numeralia murni berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada dua macam, yaitu:
Contoh: sebuah, sederet, dua, tujuh, sembilan, setiap, seorang
b. Numeralia Denumeral
Numeralia denumeral tidak ditemuka pada data kartu kata
5. Kelas Adverbia
Untuk menentukan suatu kata termasuk adverbia, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adverbia itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan verba.
Kelas adverbia yang ditemukan pada data hanya ada satu kategori morfologis, yaitu berupa adverbia bentuk dasar yang terdiri dari:
Contoh: tak, telah, akan, baru, sudah, sedang, saja, juga,
6. Kelas Pronomina
Pronomina yang ditemukan pada data meliputi tiga macam, yaitu:
a. Pronomina persona:
Contoh aku, suya,, anda, mereka.
b. Pronomina penunjuk:
Contoh: itu, adalah
c. Pronomina penanya:
Contoh: bila, kapan.
7. KataTugas
Dari data yang ada ditemukan kata tugas yang meliputi:
1. Preposisi:
    Contoh: pada, kepada, di, terhadap, olch karena.
Konjungsi:
Contoh: lalu, serta, yang, bahkan, sebelum, kulau, karena, tetapi, ketika, kemudian, seakan-akan.

Rincian Materi dalam Pembelajaran Bahasa pada Tingkatan Kelas Rendah
Penerapan materi pada kelas rendah (kelas 1 - 3)
Kelas 1
Mengenal kata dasar dari kata turunan melalui pendeskripsian, menyalin dan melengkapi kalimat (tingkat pengenalan).
Contoh pendeskripsian:
Ini sepatu
Sepatu ini ada dua
Warnanya hitam dan putih
Contoh menyalin:
hadiah
….
Contoh melengkapi kalimat:



Ani …. bali (menari)

Kelas Kata
Menuliskan kata benda yang ada di sekitar
Menyebutkan nama-nama benda yang ada di sekitar. Contoh: buku, pensil, penghapus
Kelas 2
Mengenal kata dasar dan turunan berimbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran), gabungan kata dasar dan awalan sekaligus akhiran (tingkat pemula).

Teks cerita kegiatan sehari-hari
Pergi Berbelanja
Sore hari ayah pulang kerja.
Ayah kelihatan bergembira.
Ibu dan aku heran melihatnya.
Ayah kemudian bercerita.
Ayah mendapat hadiah dari kantor.
Ayah mengajak berbelanja.
Aku sangat senang.
Begitu juga dengan ibu.
Sore itu juga kami berangkat.
Kami belanja di supermarket.
Ayah membelikan aku sepatu baru.
Ibu membeli kebutuhan rumah tangga.
Kami sangat bergembira.
Contoh kata dasar pada teks cerita kegiatan yaitu:
hadiah, kantor, berangkat, belanja, sepatu, pergi.
Contoh kata turunan berimbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) pada teks cerita kegiatan yaitu:
Kelihatan, bergembira, bercerita, berbelanja, membelikan, membeli, kebutuhan
Pesan pendek
Saya ingin meminjam buku cerita
Pahlawan
Contoh kata turunan gabungan kata dasar dan awalan yaitu meminjam berasal dari kata dasar pinjam kemudian mendapat awalan mem.
Teks pendek ciri-ciri tumbuhan dan binatang
Pohon Pepaya
Pohon pepaya banyak ditanam orang.
Bentuk buahnya bulat memanjang.
Pepaya memiliki banyak manfaat.
Daunnya dapat dibuat sayuran.
Daunnya juga berguna sebagai obat.
Obat untuk menambah nafsu makan
Buahnya mengandung vitamin A.
Memiliki nutrisi tinggi.
Daging buah muda untuk sayuran.
Ikan
Ikan hidup di air.
Ikan bernapas dengan insang.
Ikan memiliki sirip.
Dagingnya dapat dimakan.
Diksi pada Puisi
Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara
Kau pahlawan pendidikan
Bagi bangsa Indonesia
Namamu harum
Kau selalu dikenang
Baktimu sungguh agung
Cita-citamu akan kami lanjutkan

Kelas Kata
Kelas nomina dan adjectiva (kata sifat) pada ciri-ciri buah dan daun
Stroberi
Aku memiliki dua stroberi
Stroberiku berwarna merah
Stroberiku masih berada di tangkai
Stroberiku memiliki tiga daun
Stroberiku kecil dan berbintik-bintik
Kelas 3
Mengenal kata dasar dan turunan berimbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran), gabungan kata dasar dan awalan sekaligus akhiran (tingkat lanjutan).

Pendapat dan saran
Contoh pendapat: Tidak sepantasnya Ferdi memakai kaos kaki yang berbeda warna.
Contoh saran: Seharusnya, sebelum naik ke atas
panggung, Ferdi mempersiapkan
dahulu penampilannya
Teks pengumuman
Contoh teks pengumuman:
Lomba Menulis
Dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional, besok tanggal 9 September 2008, majalah CERIA mengadakan lomba menulis.
Persyaratan lomba:
Tulisan harus sesuai tema "Olahraga Sangat Penting Bagi Kesehatan".
Karangan tulisan dalam bentuk tulisan tangan atau diketik di 2 (dua) lembar
kertas A4.
Tulisan dikirimkan ke redaksi majalah CERIA:
PT Ceria Sentosa
Jl. Budi Utomo No. 21 Jakarta Selatan
Selambat-lambatnya tanggal 28 September 2008 (cap pos)
Jangan lupa menuliskan nama, kelas, asal sekolah, tanggal lahir, alamat rumah, dan nomor telepon.
Seluruh pendaftaran dan penjurian dilakukan oleh pihak majalah Ceria.
Pemenang lomba akan diumumkan di edisi majalah Ceria bulan November.
Juara I : 1 set komputer
Juara II : 1 buah kamera digital
Juara III : 1 buah sepeda
Hadiah hiburan : 100 buah tas sekolah
Menjelaskan petunjuk
Contoh menjelaskan petunjuk:
Siapkan bahan untuk membuat jus berikut.
1. Dua buah belimbing. Buang isi dan bagian tepinya, potong kasar.
2. 150 gram nanas kupas, potong dadu
3. Satu sendok makan air jeruk lemon
4. Enam sendok makan sirup
5. 75 ml air putih
6. Es batu secukupnya
7. Untuk membuat jus, kalian memerlukan blender
Cara membuat:
1. Campurkan semua bahan kecuali air jeruk lemon.
2. Masukkan dalam blender. Proses hingga lembut.
3. Tuangkan ke jus campur ke dalam gelas. Tambahkan air jeruk
lemon, aduk rata. Tambahkan es batu jika suka. Sajikan untuk 1
gelas.
Sumber: Nyata edisi IV Februari 2007









BAB III
PENUTUP

Simpulan
Morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Materi ilmu morfologi yang dipelajari pada siswa kelas rendah (kelas I-III) berupa morf, kata dasar, kata turunan, dan beberapa kelas kata seperti kata benda, kata nomina, dan kata sifat.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
M. Verhaar, J.W. 1982. Pengantar Lingguistik jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soegijo. 1985. Morfologi Bahasa Indonesia. Semarang: IKIP Semarang Press.
Suhardi. 2013. Pengantar Linguistik Umum. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Disalin dari pusat pembinaan dan pengembangan bahasa departemen pendidikan nasional republik Indonesia. 2012. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga. Bandung: Yrama Widya.
http://id.wikipedia.org/wiki/linguistik

http://susandi.wordpress.com/seputar-bahasa/morfologi-2/

Khusnin. 2008. Kategori Morfologi Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. http://khusnin.wordpress.com/2008/09/27/kategori-morfologi-kelas-kata-dalam-bahasa-indonesia/ diunduh pada tanggal 24 Oktober 2013.

Suherman. 2012. Kata Majemuk dan Contohnya. http://suhermanuhim.blogspot.com/  diunduh pada tanggal 24 Oktober 2013.


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Rincian Materi Morfologi Dalam Pembelajaran Bahasa Pada Tingkatan Kelas Rendah Di Sekolah Dasar Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda