BAB II
HASIL PENGAMATAN
LANDASAN TEORI
Pendidikan sekolah
dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut. Keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam pengembangan
sekolah, tetapi juga untuk memperbaiki mutu dalam rangka pembentukan
peran-peran social melalui berbagai bentuk partisipasinya dalam kelembagaan
pendidikan. Gorton (1976) menandaskan bahwa untuk membangun sekolah yang efektif
perlu melibatkan peran serta masyarakat.
Selain itu di Indonesia, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) mulai dikenal pada tahun 1999. Awalnya
dimulai dari kerja sama Unicef, UNESCO, dan Depdiknas dalam hal ini
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Program rintisan MBS itu bernama creating learning community for children
(CLCC) atau "menciptakan masyarakat peduli pendidikan anak".
Program CLCC bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
pengembangan model untuk memberdayakan SD melalui pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah (MBS), metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), dan peran serta masyarakat (PSM) dalam
lingkungan sekolah yang ramah anak (child-friendly school).
Kegiatan ini
berlandaskan asumsi bahwa sekolah akan meningkat mutunya jika kepala sekolah,
guru, dan masyarakat termasuk orangtua siswa diberikan kewenangan yang cukup
besar untuk mengelola urusan sendiri, termasuk perencanaan dan pengelolaan
keuangan sekolah, proses belajar - mengajar menjadi aktif dan menarik, para
pendidiknya lebih ditingkatkan kemampuannya dan masyarakat sekitar sekolah ikut
aktif dalam urusan persekolahan secara umum.
Pada manajemen
berbasis sekolah, sekolah memiliki otonomi (kemandirian) untuk berbuat yang
terbaik bagi sekolah. Ketergantungan pada tingkat pusat makin kecil, sehingga
sekolah harus dewasa dan meyakini bahwa perubahan pendidikan tidak akan terjadi
jika sekolah sendiri tidak berubah. Tentu saja kemandirian ini menuntut
kemampuan sekolah untuk mengatur dan mengurus sekolahnya menurut prakarsanya
sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang -
undangan yang berlaku.
Bimbingan dan Konseling yang merupakan pelayann dari,
untuk dan oleh manusia memiliki pengertian-pengertian yang khas. Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seseorang atau kepada
individu dengan menggunakan berbagai prosedur , cara, dan bahan agar indivu tersebut mampu mandiri
dalam mencegah, memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dan akhirnya dapat
mengembangkan diri. Menurut Crow & Crow ( Erman Amti 1992:2) bimbingan
adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita, yang
telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian dan pendidikan yang memadai
kepada seorang, dari semua usia untuk membantunya mengatur kegiatan, keputusan sendiri,
dan menanggung bebannya sendiri.
Sedangkan konseling
merupakan proses pemberian bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara
konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu (disebut klien)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Menurut Division of Counseling Psychology
(Prayitno, 1994:1001) konseling diartikan suatu proses untuk membantu individu
mengatasi hambatan-hambatan dirinya,dan untuk mencapai perkembangan optimal
kemampuan pribadi yang dimilikinya, dimana proses tersebut terjadi setiap
waktu.
Dengan memperhatikan
keduannya jelaslah bahwa konseling merupakan salah satu tehnik pelayanan dalam
bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan memberikan bantuan secara individual
(face to face relationship). Bimbingan
dan konseling mempunyai hubungan yang sangat erat, perbedaannya terletak di
dalam tingkatannya.
Profil SD Saraswati 2 Denpasar
Identitas Sekolah
Nomor data sekolah : 10 22 090003
NSS : 10 222 090 1055
Nama sekolah : SD Saraswati 2
Alamat, jalan/desa/kelurahan : Jl.Gadung 28A Dangri Kangin
Kecamatan
Denpasar Utara
Kodya
Denpasar
Provinsi
Bali
Nama yayasan/penyelenggara : PR. Saraswati
Alamat yayasan : Jl. Kamboja
Tahun pendirian sekolah : 1954
Jenjang akreditasi saat ini : disamakan
Pelaksanaan PBM : pagi dan siang
Status fasilitas sekolah : milik yayasan
Luas tanah seluruhnya : 10.000 m2
luas bangunan : 520 m2
Identitas Kepala Sekolah
Nama : Drs. I.N. Suwastha
Usia : 46 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Lama menjabat : 6 bulan
Pendidikan tertinggi : S1
Penataran yang diikuti 3 tahun terakhir : 8 kali
Kegiatan PSM di SD Saraswati 2 Denpasar
Implementasi PSM SD Saraswati 2 Denpasar
Berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tanggapan masyarakat terhadap
SD Saraswati 02 adalah cukup baik, hal ini terbukti dari banyaknya jumlah siswa
yang masuk ke SD Saraswati 02. Dari hasil observasi terhadap masyarakat sekitar
dan guru serta staf karyawan juga kepala sekolah menunjukkan bahwa SD Saraswati
termasuk sekolah yang diminati, karena pada saat penerimaan peserta didik di
tahun ajaran baru biasanya dilakukan sebelum dimulainya tahun ajaran baru,
sehingga pada tahun ajaran baru penerimaan peserta didik sudah ditutup. Orang
tua memasukkan anak ke sekolah dan menyerahkan sepenuhnya pada pihak sekolah
dengan alasan lokasi yang strategis, dekat dengan rumah, selain itu orang tua
sudah percaya penuh terhadap sekolah karena kualitas sekolah bagus, guru-guru
pengajarnya juga ramah terhadap orang tua, dan fasilitas yang dibutuhkan oleh
peserta didik telah memadai dan terpenuhi. Peran serta orang tua selain
memasukkan anaknya di SD Saraswati 02 juga ikut memotivasi anaknya di rumah dan
mengevaluasi program-program yang diadakan di sekolah tersebut, sehingga orang
tua tidak hanya menyerahkan anaknya ke pihak sekolah tetapi orang tua ikut
memotivasi, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan atau program-program
yang ada di sekolah tersebut.
SD Saraswati 02 merupakan
sekolah swasta dimana sekolah tersebut di bawah naungan sebuah yayasan. Dalam
kegiatan perencanaan, pengembangan, dan pembangunan sekolah peran masyarakat
kurang terlihat karena urusan itu sepenuhnya menjadi wewenang penuh pihak
yayasan dan diawasi oleh yayasan yang menaunginya. Secara tidak langsung peran
masyarakat dalam kegiatan pengembangan dan pembangunan adalah memberikan
sumbangan berupa jasa yang diperlukan oleh sekolah untuk tercapainya
kegiatan-kegiatan tersebut. Misalnya dalam pembangunan gedung sekolah, maka
masyarakat akan menyumbangkan jasanya seperti tenaga yang diperlukan dalam
pembangunan gedung sekolah. Masyarakat jarang memberikan sumbangan dana pada SD
Saraswati 02 ini karena semua dana yang dibutuhkan telah disediakan oleh
yayasan dan masyarakat tidak tahu menahu darimana dana itu berasal. Sedangkan
sumbangan lain yang diberikan oleh masyarakat adalah SPP yang dibayar tiap
bulan besarnya bervariasi menurut tingkat kelasnya, misalnya untuk kelas I Rp
130.000,00 dan kelas II Rp 148.000,00.
Dalam pelaksanaan program
sekolah di SD Saraswati 02 ini biasanya mengikutsertakan masyarakat, masyarakat
diikutsertakan dalam proses mengevaluasi program-program sekolah yang telah
dilaksanakan, sehingga apabila program sekolah kurang sesuai maka masyarakat
dapat memberikan kritik dan saran terhadap program sekolah tersebut melalui
kepala sekolah dan akan disampaikan pada yayasan. Pada setiap program sekolah
disusun dan dikelola oleh guru dan pengelola sendiri yang berasal dari yayasan.
Sedangkan anggota yayasan sendiri berasal dari masyarakat sehingga secara tidak
langsung peran masayarakat dalam pelaksanaan program sekolah di SD Saraswati 02
memang diperlukan dan diikutsertakan dalam pelaksanaan program sekolah.
Masyarakat tidak menerima
secara pasif apa pun yang diputuskan oleh pihak yang terkait dengan SD
Saraswati, karena masyarakat sebenarnya ikut berperan aktif membuat keputusan
yang ada di SD Saraswati. Peran masyarakat dapat disalurkan melalui komite
dimana komite itu tidak lain adalah yayasan karena dalam suatu yayasan tidak
ada komite karena komite berasal dari masyarakat dari berbagai golongan
sedangkan yayasan juga berasal dari berbagai golongan yang ada dalam masyarakt
sehingga dalam sebuah yayasan tidak ada komite. Sehingga peran masyarakat dalam
membuat keputusan disalurkan oleh yayasan dan hasil keputusan itu nantinya akan
disampaikan kepada orang tua melalui selebaran surat resmi.
Masyarakat juga menerima
konsultasi mengenai hal-hal yang terkait dengan sekolah. Misalnya kepala
sekolah berkonsultasi dengan komite sekolah dan orang tua murid mengenai
masalah pendidikan, masalah pembelajaran yang dilaksanakan, dll. Konsultasi-konsultasi
tersebut dimaksudkan sebagai jalinan kerja sama antara pihak sekolah dengan
pihak masyarakat untuk perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan sehingga
terjadi hubungan timbal balik yang saling menguntungkan diantara keduanya.
Masyarakat diikutsertakan
dalam evaluasi program sekolah. Program-program sekolah yang dilaksanakan
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Evalusi tersebut bisa berupa pengadaan
rapat untuk membahas sejauh mana program sekolah tersebut dilaksanakan, apakah
memberikan kontribusi yang baik atau tidak. Selain itu, pembagian rapor siswa
kepada pihak orang tua merupakan bentuk evaluasi program sekolah juga.
Masyarakat bisa menilai kualitas SD tersebut bagus atau tidak dilihat dari
output yang dihasilkan (lulusan).
Sebagai bentuk keprofesionalannya,
SD Saraswati 02 juga memberikan pelayanan khusus. Pelayanan khusus yang
diberikan misalnya, sekolah menjalin kerjasama dengan mitra tertentu. Salah
satunya adalah kerjasama dengan produk stabilo. Sebagai tandanya diberikan
piagam yang ditempel di dinding kantor kepala sekolah. Selain itu juga ada
kantin sekolah yang menjual jajanan untuk anak-anak dan peralatan tulis mereka
sehingga akan lebih memudahkan pengawasan orangtua terhadap makanan yang
dikonsumsi siswa di sekolah.
Peran tokoh masyarakat
seperti kepala daerah adalah memberikan ijin pelaksanaan pembelajaran yang ada
di SD Saraswati 02, memberikan mata pelajaran sesuai dengan keyakinan. Tokoh
agama berperan dalam memperdalam agama dan keyakinan yang dianut oleh siswa,
sehingga sekolah memfasilitasi dengan mendatangkan ahli-ahli atau tokoh agama
ke sekolah.
Kegiatan MBS
Karakteristik MBS
Karakterisik sekolah yang
melaksanakan MBS:
1. Proses belajar - mengajar yang efektivitasnya tinggi.
2. Kepemimpinan sekolah kuat.
3. Lingkungan sekolah aman dan tertib.
4. Pengelolaan tenaga kependidikan efektif.
5. Memiliki budaya mutu.
6. Memiliki tim kerja yang kompak, cerdas, dan dinamis.
7. Memiliki kewenangan (kemandirian).
8. Partisipasi tinggi dari warga sekolah dan masyarakat.
9. Memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen.
10. Memiliki kemauan untuk berubah.
11. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.
12. Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan.
13. Memiliki komunikasi yang baik.
14. Memiliki akuntabilitas.
15. Memiliki kemampuan menjaga keberlanjutan.
1. Proses belajar - mengajar yang efektivitasnya tinggi.
2. Kepemimpinan sekolah kuat.
3. Lingkungan sekolah aman dan tertib.
4. Pengelolaan tenaga kependidikan efektif.
5. Memiliki budaya mutu.
6. Memiliki tim kerja yang kompak, cerdas, dan dinamis.
7. Memiliki kewenangan (kemandirian).
8. Partisipasi tinggi dari warga sekolah dan masyarakat.
9. Memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen.
10. Memiliki kemauan untuk berubah.
11. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.
12. Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan.
13. Memiliki komunikasi yang baik.
14. Memiliki akuntabilitas.
15. Memiliki kemampuan menjaga keberlanjutan.
Penerapan MBS di SD Saraswati
2 Denpasar
Program Pengajaran
Berdasarkan hasil
pengamatan dan wawancara pada salah satu guru yang tepatnya di kelas I C yang
berjumlah 50 siswa, yaitu 21 perempuan dan 29 laki-laki dapat diperoleh
informasi bahwa dalam proses pembelajaran, guru sudah menggunakan RPP yang berstandar proses. Pada
proses pembelajarannya sudah berjalan secara efektif yang didukung dengan
fasilitas yang memadahi. Lingkungan sekolahpun mendukung yaitu aman dan tidak
bising walaupun sekolah tersebut terletak di kota.
Kodisi ruangan kelas dan
lingkunganna tertata rapi. Pada ruangan kelas terdapat beberapa papan
keterangan, antara lain jadwal pelajaran, jadwal piket, papan observasi,
organisasi kelas, dan bank data kelas.
SD Saraswati 02 tidak
pernah mengalami kekurangan siswa, bahkan menolak sejumlah siswa. Penolakan
tersebut berdasarkan/melalui seleksi.
Ada beberapa siswa yang pindah sekolah, hal tersebut bukan dikarenakan
fasilitas atu pelayanan sekolah yang kurang baik, namun pindah sekolah tersebut
hanya disebabkan oleh satu alasan, yaitu mengikuti orang tua yang berpindah
tugas ke daerah lain.
SD Saraswati 02 terletak
bersebelahan dengan SD Saraswati 01 yang memiliki kepala sekolah yang berbeda.
Berbedanya kepala sekolah ini menyebabkan berbedanya pula sistem pengelolaan
sekolah. Hal ini akan menyebabkan kemajuan yang berbeda sehingga dapat
menimbulkan persaingan yang dapat menyebabkan adanya sekolah favorit.
Administrasi Keuangan
Dari kegiatan observasi yang dilakukan oleh observer, diperoleh hasil
sebagai berikut:
Dari Pengamatan Langsung
Dari pengamatan observer, setiap kelas di SD Saraswati 2 Denpasar
memiliki papan observasi, buku presensi murid dan buku presensi harian murid.
Papan observasi di pajang di dinding setiap kelas, dan di isi setiap hari oleh
siswa. Sedangkan buku presensi murid dan buku presensi harian murid dibawa oleh
wali kelas masing-masing, dan digunakan untuk mengabsen kehadiran murid di
setiap awal pelajaran dimulai.
Guru juga memiliki administrasi siswa, antara lain buku induk murid,
buku presensi harian murid, daftar nilai, raport, rekap presensi bulanan, rekap
murid naik kelas, catatan peserta EBTA, dan jumlah siswa menurut tingkat/kelas
yang meliputi jenis kelamin, usia dan asal. Catatan peserta EBTA hanya dimiliki
oleh wali kelas VI, dan selain itu dimiliki oleh masing-masing wali kelas.
Dalam administrasi kesiswaan, TU memiliki daftar calon murid baru,
daftar murid baru, daftar masuk, rekap murid naik kelas, jumlah siswa menurut
tingkat/kelas yang meliputi jenis kelamin, usia dan asal, rekap presensi
bulanan, daftar nilai semua kelas,
catatan peserta EBTA, tanda peserta EBTA, permohonan pindah sekolah,
surat keterangan pindah sekolah, dan mutasi. Semua administrasi tersebut
tersimpan dan ditata rapi oleh petugas TU .
Dari Wawancara
Dalam observasi, observer juga melakukan wawancara pada salah satu
petugas TU. Demikian hasil wawancara tersebut:
Evaluasi
Untuk mengevaluasi siswa, SD Saraswati 2 Denpasar memiliki berbagai
cara, antara lain mengadakan ulangan bersama setiap 2 bulan sekali, TTS (tes
tengah semester), tes semester, try out pada kelas tinggi (kelas IV, V, dan
VI), dan ujian praktek pada kelas VI.
Perumusan visi, misi dan tujuan sekolah
Dalam merumuskan visi, misi dan tujuan sekolah, SD Saraswati 2 Denpasar
melakukan rapat yang dihadiri oleh para
guru, petugas TU dan dipimpin oleh kepala sekolah. Tujuan sekolah disesuaikan dengan
perkembangan pendidikan dan masyarakat sekitar.
Identifikasi fungsi-fungsi yang diperlukan untuk pencapaian sasaran
Untuk mengidentifikasi fungsi yang diperlukan untuk pencapaian sasaran,
SD Saraswati 2 Denpasar menentukan siapa/apa yang terlibat, fungsi dalam
pencapaian sasaran, keadaan ideal serta keadaan nyata.
Analisis SWOT
Dalam analisis SWOT, SD Saraswati 2 Denpasar mempertimbangkan berbagai
fungsi dan faktor yang mendukung PBM, keadaan ideal, dan keadaan nyata untuk
mencari alternatif pemecahan masalahnya.
Pemecahan masalah
Untuk pemecahan masalah, SD Saraswati 2 Denpasar memperhatikan faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhinya untuk kenudian dicari pemecahannya.
Misalnya untuk mencapai target rata-rata nilai Matematika 8,50 SD Saraswati 2
Denpasar memiliki alternatif pemecahannya, antara lain:
Dari faktor internal:
Memberikan bimbingan untuk guru Matematika setiap kelas.
Mengadakan roling bagi guru kelas yang menguasai Matematika.
Mengadakan KKG untuk metode mengajar.
Mengadakan bimbingan dan penyuluhan.
Mengefektifkan waktu belajar dengan tambahan jam belajar sore hari dan
mengadakan latihan soal-soal Matematika.
Memberikan beasiswa bagi siswa kurang mampu.
Dari faktor eksternal:
Memberikan bimbingan dan penyuluhan.
Mengadakan pendekatan dengan orang tua.
Mengefektifkan belajar kelompok dan memperbanyak pekerjaan rumah.
Untuk lebih lengkapnya observer melampirkan tabel identifikasi fungsi
SD Saraswati 2 Denpasar.
Evaluasi dan monitoring pelaksanaan
Evaluasi dan monitoring pelaksanaan dilakukan oleh kepala sekolah dan
semua pihak yang berkepentingan, antara lain masyarakat, tokoh masyarakat, dan
guru.
Rencana peningkatan mutu
Rencana peningkatan mutu di SD Saraswati 2 Denpasar melalui
program-program tertentu. Misalnya untuk meningkatkan mutu pada program
penunjang sumber belajar, sekolah menambah sarana belajar yaitu pengadaan
bangku dan meja siswa, pengdaan bangku dan meja guru, kursi meja TU, menambah
sumber belajar (buku penunjang kelas, penambahan buku BOS), alat peraga (kaset
CD Bahasa Indonesia, kaset CD Tari, dan kaset biasa), dan menambah media
belajar (komputer, Tape recorder, Mic upacara bendera, dan laptop). Contoh
program yang lain antara lain peningkatan sarana olahraga, pramuka dan
kesenian, program peningkatan sarana perpustakaan, dan program peningkatan
nilai-nilai keagamaan. Untuk lebih jelasnya, observer melampirkan rencana
anggaran program peningkatan mutu.
Perumusan sasaran mutu baru
Untuk perumusan sasaran mutu baru, SD Saraswati 2 Denpasar mempertimbangkan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, misalnya perkembangan pendidikan, tuntutan
masyarakat sekitar, kemampuan siswa itu sendiri, dan tuntutan sekolah di
jenjang yang lebih tinggi.
Administrasi Kepegawaian
Dari hasil
observasi yang dilakukan di SD Saraswati 2 Denpasar, administrasi
kepegawaiannya dapat dijabarkan sebagai berikut:
Rencana kebutuhan guru
dan pegawai dan usulan pengadaan guru dan pegawai
sepenuhnya berada dalam penguasaan yayasan. Usulan kenaikan gaji disesuaikan
dengan gaji pegawai negeri. Usulan
kenaikan pangkat dan golongan kenaikan pangkat dan golongan disesuaikan dengan masa kerja dan
pendidikan, hal ini diatur oleh pihak yayasan. Guru dinilai oleh yayasan dan buku dipegang oleh yayasan. Daftar urutan pangkat golongan / daftar
urutan kepangkatan tercantum
pada papan keadaan guru dan pegawai. Guru dinilai oleh yayasan dan buku
daftar penilaian pekerjaan dipegang oleh yayasan. SD Saraswati 2
Denpasar juga memiliki buku cuti
guru dan pegawai, surat
permintaan pensiun, surat
permintaan pembayaran pensiun, daftar presensi guru dan data kepegawaian, data kepegawaian, kartu pribadi guru dan pegawai.
Pada dasarnya hal-hal
yang menyangkut administrasi kepegawaian sepenuhnya dibawah monitoring dan
pengawasan yayasan.
Peran yayasan:
Sebagai supervisior:
yaitu yayasan bertugas sebagai pengembang dan memperbaiki kinerja dan
program-program SD yang diampu.
Sebagai administrator:
disisni peran yayasan sebagai monitoring dan pengontrol dalam kegiatan
administrasi dari SD yang diampu. Yayasan layaknya sebagai UPTD Kecamatan yang
membawahi SD di sekolah negeri. Yayasan merupakan puncak dari pengumpulan
laporan keuangan dari tiap SD
Yayasan berperan
sebagai komite sekolah, berhak ikut
mengawasi serta turut andil peran serta dalam kegiatan penentuan kebijakan
sekolah.
Administrasi Keuangan
Administrasi keuangan pada SD Saraswati 02 terbilang lengkap dan
teroganisir dengan baik. Untuk masalah administrasi keuangan SD Saraswati 02
diserahkan pada tata usaha adapun. Pada awal tahun SD Saraswati 02 membuat
rencana anggaran kegiatan sekolah yang berisi pemasukan dan pengeluaran dana.
Sumber dana SD Saraswati 02 berasal dari :
Bantuan
Sumber dana yang berasal dari bantuan ini meliputi : BOS, PEMDA, dana
hibah yang diperoleh dari Provinsi dan Kota.
Yayasan/Komite
Sumber dana ini diperoleh dari wali murid berupa SPP tiap bulan yang
nantinya akan masuk dalam keuangan yayasan.
Mengenai perincian penggunaan dana di SD Saraswati 02 dana yang berasal
dari BOS lebih ditekankan pada belanja barang untuk keperluan belajar mengajar
peserta didik. Dana BOS ini tidak diuangkan akan tetapi langsung diterima dalam
bentuk barang. Sedangkan dana yang berasal dari wali murid masuk dalam yayasan
dan digunakan untuk belanja pegawai. Contohnya untuk memberi gaji pada guru
honorer.
Kegiatan Mulok
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, muatan lokal di SD
Saraswati 2 Denpasar, diberi alokasi waktu 2 jam pelajaran tiap minggunya.
Jenis mulok yang dikembangkan di SD tersebut adalah :
Mulok Wajib :
Bahasa Bali
Bahasa Inggris
Budi Pekerti
Mulok Pilihan :
Tata Boga (untuk kelas 4 )
Meja Jahitan : seni merangkai sesaji ( untuk kelas 5 )
Menganyam ( untuk kelas 6 )
Dalam kegiatan pembelajaran, sekolah mendatangkan guru khusus untuk
mulok Bahasa Bali dan Bahasa Inggris. Sedangkan mulok Budi Pekerti, Tata Boga,
Meja Jahitan dan Menganyam diasuh langsung oleh guru kelas.
Dalam pelaksanaannya, mulok-mulok tersebut mendapat sambutan yang
positif dari siswa. Terutama untuk mulok Meja Jahitan dan Menganyam yang banyak
digemari oleh siswa-siswa di SD II Saraswati.
Mulok yang dikembangkan di SD II Saraswati sifatnya adalah mandiri,
maksudnya, mulok dikembangkan sendiri oleh sekolah, belum ada keterlibatan
dengan pengembang misalnya PT,industri,BAPEDA, ataupun masyarakat. Produk yang
dihasilkan siswa. Dalam hal ini berbagai bentuk anyaman, biasanya dipajang di
ruang perpustakaan atau di ruang kelas. Dan di akhir tahun produk-produk
tersebut dipamerkan di hadapan wali murid.
Sedangkan untuk strategi pembelajaran mulok tidaklah berbeda dengan
mata pelajaran lain, yaitu menggunakan metode-metode yang biasa digunakan dalam
maple lain, seperti pakem, kontekstual, dan lain-lain. Begitu juga dengan
evaluasi pembelajarannya. Evaluasi pembelajaran diadakan secara tes dan non tes.
0 komentar:
Post a Comment