Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Friday, 20 June 2014

Contoh Penerapan Kurikulum dan Strategi Pembelajaran SD



RPP yang digunakan masih menggunakan RPP yang dibuat dari Gugus SD. RPP ini dibuat pada kegiatan KKG. Mereka mengacu pada RPP PAKEM. Namun sebagaimana kami amati dari RPP yang diperlihatkan, RPP yang digunakan masih biasa. Terkadang ada pula yang masih menggunakan cara konvensional. Tapi tidak semuanya demikian, ada pula RPP yang sudah menggunakan tahapan PAKEM. Sumber belajar yang digunakan pun masih menggunakan buku paket, terkadang ada pula guru yang menggunakan sumber dari media online. 

Sedangkan untuk penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar, guru menyadari bahwa mereka belum mampu mengembangkan hal tersebut, mengingat letak mereka yang berada di tengah kota sehingga keterbatasan itu menjadi kendala. Untuk kelas rendah tambahan jam pelajaran tidak ada, sedangkan untuk kelas rendah terutama kelas VI jam tambahan sangat sering dilaksanakan, seperti jam ke 0 (nol) maupun jam tambahan di akhir pelajaran. Karena kelas VI sudah mendekati waktu ujian membuat penambahan jam lebih sering dilakukan, hal semacam ini ditujukan agar siswa dapat mendalami materi serta terbiasa terhadap soal-soal yang diberikan. Sehingga nantinya akan mempermudah mereka ketika UN.

Strategi Pembelajaran
Untuk kelas rendah, khususnya kelas I, Ibu A.A Sagung Puspawati, S.Pd selaku guru kelas IA menjelaskan dalam hal strategi pembelajaran, guru tidak menggunakan model pembelajaran inovatif, hal ini dikarenakan kelas gemuk atau jumlah siswa dalam kelas tertalu banyak yaitu 49 siswa. Dengan jumlah siswa yang banyak, guru juga merasa kesulitan dalam melakukan pengelolaan kelas, dalam mengajar, guru dibantu oleh guru bantu, jadi satu kelas diampu oleh dua orang guru. Meskipun demikian, pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, kelas gaduh sehingga suara guru tidak terdengar sampai belakang. Guru juga menggunakan alat peraga dalam kegiatan belajar dan mengajar, alat peraga atau media ini biasanya dari lingkungan sekitar. Akan tetapi penggunaan media atau alat peraga ini masih kurang karena guru tidak membuat media, sehingga pembelajaran sering tidak menggunakan media atau alat peraga. Terkadang guru membawa murid ke laboratorium pada mata pelajaran tertentu, misalnya Bahasa Indonesia dan Sains, tetapi hal ini juga jarang dilakukan karena keterbatasan laboratorium serta laboratorium sering gunakan oleh kelas tinggi. Tata tertib sekolah dipajang didinding bersama dengan bank data siswa, sehingga tata tertib ini bisa dilihat oleh semua siswa, selain tata tertib tertulis, guru juga memberikan tata tertib secara lisan seperti ketika melihat sampah disekitar lingkungan kelas harus segera dibuang, selain itu kedisiplinan siswa terlihat ketika pergantian jam pelajaran, siswa langsung memasukkan buku pelajaran yang usai kemudian mengeluarkan buku pelajaran yang akan dipelajari. Contoh lain misalnya ketika jam istirahat, siswa memasukkan barang kepunyaan mereka kedalam tas sehingga meja belajar mereka terlihat rapi dan bersih. Ketika jam istirahat tiba, guru memberikan peringatan agar siswa tidak main dekat-dekat pagar lantai dua karena SD Saraswati 2 sedang dalam proses pembangunan. Ketika mengajar, guru menguasai materi, guru memberikan cara mewarnai yang benar serta penggunaan warna-warna, namun, guru tidak membatasi kreativitas siswa. Guru juga bertanya apakah siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas, jika ada guru akan membantu siswa tersebut secara personal. Seperti kemarin, terdapat siswa yang kesulitan mengerjakan tugas, siswa tersebut diberi kelonggaran waktu untuk menyelesaikan kemudian dibimbing oleh guru bantu. Untuk evaluasi pembelajaran, guru kadang melakukan pretest untuk mengualang pelajaran yang telah diajarkan serta post test atau ulangan harian untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran. Selain itu guru juga melakukan penilaian proses untuk menilai tulisan siswa, ketepatan, dan kecepatan siswa. Untuk kelas I sendiri tidak ada program pengayaan, program remidial diberikan ketika ulangan akhir semester untuk membantu memperbaiki nilai siswa.
Di kelas V A, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pembelajaran yang inovatif dan metode yang efektif. Namun pengelolaan kelas di kelas ini masih konvensional, karena apabila ada salah seorang siswa yang tidak mengerjakan tugas rumah maka siswa tersebut dihukum guru dengan disuruh berdiri di depan kelas sampai jam pelajaran tersebut usai. Sebelum melakukan pembelajaran antara guru dan siswa membuat kontrak belajar atau mereka menyebutnya dengan tata tertib pemblajaran. Pembelajaran terpadu pada kelas ini tidak diterapkan , pembelajaran dilakukan per mata pelajaran.
Sedangkan di kelas V B dalam hal strategi pembelajaran, guru telah menggunakan model pembelajaran inovatif tetapi tidak bisa efektif karena keterbatasan fasilitas dan waktu. Soalnya ruang kelas digunakan bergantian
Di kelas VI dilakukan wawancara dengan wali kelas, bapak Drs. Dewa Gede Ardiwilaga dan siswa kelas VIA. Model pembelajaran yang dilaksanakan di SD Saraswati 2 Denpasar masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional. Hanya saja terkadang model pembelajaran inovatif digunakan apabila materi yang diajarkan kiranya mudah untuk disampaikan dengan menggunakan media ataupun model inovatif seperti cooperatif learning. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa metode maupun model pembelajaran yang digunakan masih minim akan pembaharuan. Sedangkan untuk pengelolaan kelas, wali kelas VI sudah cukup memperhatikan beberapa aspek seperti pencahayaan, penataan buku, penataan pajangan, serta sarana lain yang mendukung kegiatan pembelajaran.
Sementara di kelas VI C pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan tidak hanya diterapkan pada saat pembelajaran namun pada saat penugasan pun diterapkan, contohnya yaitu penugasan observasi, salah satu contohnya yaitu siswa ditugaskan untuk mengobservasi home industri di lingkungan sekitar rumahnya secara berkelompok, dan untuk memudahkan siswa dalam pembuatan laporan siswa pun dibebaskan sesuai kreativitas masing – masing kelompok.
Karena guru yang mengajar adalah guru mata pelajaran, maka pembelajaran terpadu kurang terlaksana. Secara umu guru bidang studi hanya mengajarkan materi sesuai dengan kemampuannnya saja. Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk memadukan pelajaran dengan pelajaran yang lain. Kondisi tersebut disesuaikan dengan materi serta kemampuan guru untuk mengembangkan materi. Serta pengembangannnya pun bersifat spontan atau tidak direncanakan dalam RPP.
Dalam penanaman disiplin, tentu saja tidak terlepas dari tata tertib yang berlaku di sekolah. Termasuk SD Saraswati 2 Denpasar. Tata tertib yang digunakan di kelas VI A sebagian besar menggunakan tata tertib yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Serta untuk setiap kelas juga memiliki  aturan tersendiri yang ditetapkan oleh siswa bersama dengan wali kelas. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa memiliki tanggung jawab terhadap peraturan yangg dibuat sendiri olehnya sehingga tanggung jawab disiplin dapat tertanam pada diri mereka.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Contoh Penerapan Kurikulum dan Strategi Pembelajaran SD Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda