RPP yang digunakan masih menggunakan RPP yang dibuat dari
Gugus SD. RPP ini dibuat pada kegiatan KKG. Mereka mengacu pada RPP PAKEM.
Namun sebagaimana kami amati dari RPP yang diperlihatkan, RPP yang digunakan
masih biasa. Terkadang ada pula yang masih menggunakan cara konvensional. Tapi
tidak semuanya demikian, ada pula RPP yang sudah menggunakan tahapan PAKEM.
Sumber belajar yang digunakan pun masih menggunakan buku paket, terkadang ada
pula guru yang menggunakan sumber dari media online.
Sedangkan untuk penggunaan lingkungan sebagai
sumber belajar, guru menyadari bahwa mereka belum mampu mengembangkan hal tersebut,
mengingat letak mereka yang berada di tengah kota sehingga keterbatasan itu
menjadi kendala. Untuk kelas rendah tambahan jam pelajaran tidak ada, sedangkan
untuk kelas rendah terutama kelas VI jam tambahan sangat sering dilaksanakan,
seperti jam ke 0 (nol) maupun jam tambahan di akhir pelajaran. Karena kelas VI
sudah mendekati waktu ujian membuat penambahan jam lebih sering dilakukan, hal
semacam ini ditujukan agar siswa dapat mendalami materi serta terbiasa terhadap
soal-soal yang diberikan. Sehingga nantinya akan mempermudah mereka ketika UN.
Strategi Pembelajaran
Untuk kelas rendah, khususnya kelas I, Ibu A.A Sagung
Puspawati, S.Pd selaku guru kelas IA menjelaskan dalam hal strategi
pembelajaran, guru tidak menggunakan model pembelajaran inovatif, hal ini
dikarenakan kelas gemuk atau jumlah siswa dalam kelas tertalu banyak yaitu 49
siswa. Dengan jumlah siswa yang banyak, guru juga merasa kesulitan dalam
melakukan pengelolaan kelas, dalam mengajar, guru dibantu oleh guru bantu, jadi
satu kelas diampu oleh dua orang guru. Meskipun demikian, pada saat guru
menjelaskan materi pelajaran, kelas gaduh sehingga suara guru tidak terdengar
sampai belakang. Guru juga menggunakan alat peraga dalam kegiatan belajar dan
mengajar, alat peraga atau media ini biasanya dari lingkungan sekitar. Akan tetapi
penggunaan media atau alat peraga ini masih kurang karena guru tidak membuat
media, sehingga pembelajaran sering tidak menggunakan media atau alat peraga.
Terkadang guru membawa murid ke laboratorium pada mata pelajaran tertentu,
misalnya Bahasa Indonesia dan Sains, tetapi hal ini juga jarang dilakukan
karena keterbatasan laboratorium serta laboratorium sering gunakan oleh kelas
tinggi. Tata tertib sekolah dipajang didinding bersama dengan bank data siswa,
sehingga tata tertib ini bisa dilihat oleh semua siswa, selain tata tertib
tertulis, guru juga memberikan tata tertib secara lisan seperti ketika melihat
sampah disekitar lingkungan kelas harus segera dibuang, selain itu kedisiplinan
siswa terlihat ketika pergantian jam pelajaran, siswa langsung memasukkan buku
pelajaran yang usai kemudian mengeluarkan buku pelajaran yang akan dipelajari.
Contoh lain misalnya ketika jam istirahat, siswa memasukkan barang kepunyaan
mereka kedalam tas sehingga meja belajar mereka terlihat rapi dan bersih.
Ketika jam istirahat tiba, guru memberikan peringatan agar siswa tidak main
dekat-dekat pagar lantai dua karena SD Saraswati 2 sedang dalam proses
pembangunan. Ketika mengajar, guru menguasai materi, guru memberikan cara
mewarnai yang benar serta penggunaan warna-warna, namun, guru tidak membatasi
kreativitas siswa. Guru juga bertanya apakah siswa mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas, jika ada guru akan membantu siswa tersebut secara personal.
Seperti kemarin, terdapat siswa yang kesulitan mengerjakan tugas, siswa tersebut
diberi kelonggaran waktu untuk menyelesaikan kemudian dibimbing oleh guru
bantu. Untuk evaluasi pembelajaran, guru kadang melakukan pretest untuk
mengualang pelajaran yang telah diajarkan serta post test atau ulangan harian
untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran. Selain itu guru juga
melakukan penilaian proses untuk menilai tulisan siswa, ketepatan, dan
kecepatan siswa. Untuk kelas I sendiri tidak ada program pengayaan, program
remidial diberikan ketika ulangan akhir semester untuk membantu memperbaiki
nilai siswa.
Di kelas V A, pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan pembelajaran yang inovatif dan metode yang
efektif. Namun pengelolaan kelas di kelas ini masih konvensional, karena
apabila ada salah seorang siswa yang tidak mengerjakan tugas rumah maka siswa
tersebut dihukum guru dengan disuruh berdiri di depan kelas sampai jam
pelajaran tersebut usai. Sebelum melakukan pembelajaran antara guru dan siswa
membuat kontrak belajar atau mereka menyebutnya dengan tata tertib pemblajaran.
Pembelajaran terpadu pada kelas ini tidak diterapkan , pembelajaran dilakukan
per mata pelajaran.
Sedangkan di kelas V B dalam hal strategi pembelajaran, guru telah
menggunakan model pembelajaran inovatif tetapi tidak bisa efektif karena
keterbatasan fasilitas dan waktu. Soalnya ruang kelas digunakan bergantian
Di kelas VI dilakukan wawancara dengan wali kelas, bapak
Drs. Dewa Gede Ardiwilaga dan siswa kelas VIA. Model pembelajaran yang
dilaksanakan di SD Saraswati 2 Denpasar masih menggunakan model pembelajaran yang
konvensional. Hanya saja terkadang model pembelajaran inovatif digunakan
apabila materi yang diajarkan kiranya mudah untuk disampaikan dengan
menggunakan media ataupun model inovatif seperti cooperatif learning. Dengan
begitu dapat disimpulkan bahwa metode maupun model pembelajaran yang digunakan
masih minim akan pembaharuan. Sedangkan untuk pengelolaan kelas, wali kelas VI
sudah cukup memperhatikan beberapa aspek seperti pencahayaan, penataan buku,
penataan pajangan, serta sarana lain yang mendukung kegiatan pembelajaran.
Sementara di kelas VI C pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan tidak hanya diterapkan pada
saat pembelajaran namun pada saat penugasan pun diterapkan, contohnya yaitu
penugasan observasi, salah satu contohnya yaitu siswa ditugaskan untuk
mengobservasi home industri di lingkungan sekitar rumahnya secara berkelompok,
dan untuk memudahkan siswa dalam pembuatan laporan siswa pun dibebaskan sesuai
kreativitas masing – masing kelompok.
Karena guru yang mengajar adalah guru mata pelajaran, maka
pembelajaran terpadu kurang terlaksana. Secara umu guru bidang studi hanya
mengajarkan materi sesuai dengan kemampuannnya saja. Namun, hal tersebut tidak
menutup kemungkinan bagi guru untuk memadukan pelajaran dengan pelajaran yang
lain. Kondisi tersebut disesuaikan dengan materi serta kemampuan guru untuk
mengembangkan materi. Serta pengembangannnya pun bersifat spontan atau tidak
direncanakan dalam RPP.
Dalam penanaman disiplin, tentu saja tidak terlepas dari
tata tertib yang berlaku di sekolah. Termasuk SD Saraswati 2 Denpasar. Tata
tertib yang digunakan di kelas VI A sebagian besar menggunakan tata tertib yang
telah ditentukan oleh pihak sekolah. Serta untuk setiap kelas juga
memiliki aturan tersendiri yang
ditetapkan oleh siswa bersama dengan wali kelas. Hal tersebut dimaksudkan agar
siswa memiliki tanggung jawab terhadap peraturan yangg dibuat sendiri olehnya
sehingga tanggung jawab disiplin dapat tertanam pada diri mereka.
0 komentar:
Post a Comment