I. PENDAHULUAN
Salah
satu unsur penting dari proses kependidikan adalah pendidik. Dipundak pendidik
terletak tanggungjawab yang amat besar dalam upaya mengantarkan peserta didik
ke arah tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Hal ini disebabkan pendidikan
merupakan cultural transition yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan
secara continue, sebagai sarana fital untuk membangun kebudayaan dan peradaban
umat manusia. Dalam hal ini pendidik bertanggung jawab memenuhi kebutuhan
peserta didik, baik spiritual, intelektual, moral, estetika maupun kebutuhan
fisik peserta didik.
Nasib pendidikan Indonesia memang sangat
menyedihkan. Kenyataan ini diperkuat dengan berita yang menyatakan bahwa
Indonesia termasuk satu dari tujuh Negara yang dinilai dari organisasi guru
International yang tidak memperdulikan bidang pendidikan. Cermin ketidak
pedulian itu terlihat dari rendahnya anggaran pendapatan dan belanja nasional
yang dialokasikan untuk pendidikan.[1]
Oleh karena itu pentingnya seorang pendidik maka dikesempatan kali ini
pemakalah akan membahas tentang hakekat pendidik dalam pendidikan Islam.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian pendidik dalam pendidikan
islam
B. Syarat – syarat untuk menjadi pendidik
dalam pndidikan islam
C. Sifat – sifat dan tugas pendidik dalam
pendidikan islam
D. Pendidik dalam perspektif pendidikan
islam
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidik dalam pendidikan
islam
Pengertian
pendidik dalam islam adalah orang – orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi
peserta didik seperti afektif (rasa), kognitif (cipta) dan psikomotorik
(karsa).[2]
Pendidik
berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada
peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai
tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaanya,
mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah SWT. Dan mampu melakukan
tugas sebagai mahluk sosial dan sebagai mahluk individu yang mandiri[3]
Ø Orang tua
Pendidik
pertama dan utama adalah orang tua sendiri. Mereka berdua yang bertanggung
jawab penuh atas kemajuan perkembangan anaknya, karna sukses dan tidaknya anak
sangat tergantung pada pengasuhan, perhatian, dan pedidikanya. Kesuksesan anak merupakan
cerminan atas kesuksesan orang tua juga. Firman Allah SWT:
ﻳﺎﺃﻳﻬﺎ ﺍﻠﺫﻳﻥ ﺍﻣﻧﻮﺍ ﻗﻮﺍ ﺃﻧﻓﺳﻛﻢ
ﻮﺃﻫﻠﻳﻛﻢ ﻧﺎﺭﺍ
Artinya:
periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
(QS. Al – Tahrim:6)
Sebagai
pendidik pertama dan utama terhadap anak – anaknya, orang tua tidak selamanya
memiliki waktu yang leluasa dalam mendidik anak – anaknya. Selain karena
kesibukan kerja, tingkat efektifitas dan efesiensi pendidikan tidak akan baik
jika pendidikan hanya dikelola secara alamiah. Dalam konteks ini, anak lazimnya
di masukan kedalam lembaga sekolah, yang karenanya, difinisi pendidik disini
adalah mereka yang memberi pelajaran peserta didik, yang memegang suatu mata
pelajaran tertentu di sekolah. Penyerahan peserta didik ke lembaga sekolah
bukan berarti melepaskan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik yang pertama
dan utama, tetapi orang tua tetap mempunyai saham yang besar dalam membina dan
mendidik anaknya[4]
Ø Guru
Guru
adalah orang yang menerima amanat orang tua untuk mendidik anaknya, yang
meliputi guru madrasah atau sekolah, dari taman kanak – kanak sampai sekolah
menengah, dosen di perguruan tinggi, kiyai pondok pesantrendan lain sebagainya.
Namun guru bukan hanya penerima amanat dari orang tua untuk mendidik anaknya,
melainkan dari setiap orang yang memerlukan bantuan untuk mendidiknya.
Sebagai
pemegang amanat, guru bertanggung jawab atas amanat yang diserahkan kepadanya.
Allah SWT menjelaskan:
ﺇﻥ ﷲ ﻳﺄﻣﺭﻛﻢ ﺃﻥ ﺗﺅﺩﻭﺍ
ﺍﻷﻣﺎﻧﺎﺕ ﺇﻟﻰ ﺃﻫﻟﻬﺎ ﻭ ﺇﻧ ﺍ ﺣﻛﻣﺗﻡ ﺑﻳﻥ ﺍﻟﻧﺎﺱ ﺃﻥ ﺗﺣﻛﻣﻭﺍ ﺑﺎﻟﻌﺩﻝ ﺇﻥ ﷲ ﻧﻌﻣﺎ ﻳﻌﻇﻛﻡ ﺑﻪ, ﺇﻥ
ﷲ ﻛﺎﻥ ﺳﻣﻳﻌﺎ ﺑﺻﻳﺭﺍ
Artinya: Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyampaikan amanat yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil,
sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik – baiknya kepadamu,
sesungguhnya Allah adalah maha mendengar lagi maha melihat (Qs surat al Nisa’:
58)
Ø Diri sendiri
Begitu
memasuki dewasa, setiap orang menjadi manusia yang bertanggung jawab,
ﻛﻝ ﺍﻣﺭﺉ ﺑﻣﺎ ﻛﺳﺏ
ﺭﻫﻳﻥ
Artinya: Setiap manusia
bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya (QS, AL Thur:21)
Ia
akan tahu tentang nilai dirinya baik tentang apa yang telah diperbuatnya maupun
tentang balasan yang diterimanya pada hari akhir.
Setiap
orang dewasa wajib mendidik dirinya sendiri, membimbing dan menuntunya kejalan
kebaikan. Sejauh mana ia menjalankan kebaikan, sejauh itu pula nilai dirinya.
Apabila ia membawa dirinya kejalan kejahatan, maka ia akan dimintai pertanggung
jawaban.
Dismping
itu untuk mencapai kesempurnaan, seseorang tidak cukup mengandalkan pendidikan
yang diberikan orang tuanya, tetapi harus terus menerus belajar sampai akhir
hayatnya jadi selama hayatnya disamping menjadi pendidik ia juga tetap menjadi
murid.[5]
B. Syarat – syarat untuk menjadi pendidik
Soejono
menyatakan bahwa syarat guru adalah sebagai berikut:
1) Tentang umur, harus sudah dewasa.
Tugas mendidik
adalah tugas yang amat penting karna menyangkut perkembangan seseorang, jadi
menyangkut nasib seseorang. Oleh karna itu, tugas tersebut harus dilakukan oleh
orang yang telah dewasa, karena anak – anak tidak dapat di mintai pertanggung jawaban.
Di Negara kita, seseorang dianggap dewasa sejak ia berumur 18 tahun atau dia
sudah kawin. Menurut ilmu pendidikan, adalah 21 tahun bagi laki – laki dan 18
tahun bagi perempuan. Bagi pendidik asli, yaitu orang tua anak, tidak di batasi
umur minimal, bila mereka telah mempunyai anak, maka mereka boleh mendidik
anaknya. Dilihat dari segi ini, sebaiknya umur kawin adalah 21 tahun bagi laki
– laki dan minimal 18 tahun bagi perempuan.
2) Tentang kesehatan, harus sehat jasmani
dan rohani
Jasmani yang
tidak sehat akan menghambat pelaksanaan pendidikan, bahkan akan membahayakan
anak didik bila mempunyai penyakit menular. Dari segi rohani, orang gila
berbahaya bila dia mendidik.
3) Tentang kemampuan mengajar, harus ahli
Ini penting
sekali bagi pendidik termasuk guru, orang
tua dirumah sebenarnya perlu sekali mempelajari teori – teori ilmu
pendidikan. Dengan pengetahuanya itu diharapkan ia akan lebih berkemampuan
menyelenggarakan pendidik bagi anak – anaknya di rumah. Sering kali terjadi
kelainan pada anak didik disebakan oleh kesalahan – kesalahan pendidikan di
dalam rumah tangga.
Syarat
– syarat tersebut amat penting dimiliki untuk melaksanakan tugas – tugas mendidik
selain mengajar. Bagaimana guru akan memberikan contoh – contoh kebaikan bila
dia sendiri tidak baik tingkah lakunya.
Syarat
– syarat tersebut adalah syarat – syarat bagi guru pada umunya. Syarat – syarat
ini dapat di terima dalam islam. Akan tetapi pada syarat ke dua yaitu tentang
kesehatan jasmani, islam dapat menerima guru yang cacat jasmani tetapi sehat.
Untuk guru di sekolah, misalnya orang buta atau cacat jasmani lainya dapat
diterima sebagai tenaga pengajar asal cacat itu tidak merintangi Tugasnya dalam
mengajar.[6]
C. Sifat – sifat dan tugas pendidik dalam
pendidikan islam
Adapun
sifat – sifat itu ialah:
1. Memiliki sifat zuhud, tidak mengutamakan
materi, dan mengajar karena mencari keridaan Allah semata.
2. Seorang guru harus bersih tubuhnya, jauh
dari dosa besar, sifat riya’, dengki, permusuhan, perselisihan, dan lain – lain
sifat yang tercela.
3. Ikhlas dalam pekerjaan. Keikhlasan dan
kejujuran seorang guru dalam pekerjaanya merupakan jalan terbaik kearah
suksesnya didalam tugas dan suksesnya murid – murid
4. Seorang guru harus bersifat pema’af
terhadap muridnya. Dia sanggup menahan diri, menahan kemarahan, lapang hati,
banyak sabar dan jangan pemarah karena sebab – sebab yang kecil. Berpribadi dan
mempunyai harga diri.
5. Seseorang guru harus mencintai murid – muridnya
seperti cintanya terhadap anak – anaknya sendiri.
6. Seorang guru harus mengetahui tabiat,
pembawaan, adat kebiasaan, rasa dan pemikiran murid – muridnya agar ia tidak
keliru dalam mendidik murid – muridnya.
7. Seorang guru harus menguasai mata
pelajaran yang diberikanya serta memperdalam pengetahuan tentang itu sehingga
mata pelajaran itu tidak akan bersifat dangkal.[7]
Tugas
pendidik
Tugas pendidik
dalam pendidikan islam yaitu:
1. Sebagai pengajar (Instruksional), yang
bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang disusun,
dan akhirnya dengan pelaksanaan penilaian setelah program tersebut
dilaksanakan.
2. Sebagai pendidik (Educator), yang
mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan kepribadian yang sempurna
seiring dengan tujuan penciptaanNya.
3. Sebagai pemimpin (Managerial), yang
memimpin mengendalikan diri sendiri, peserta didik maupun masyarakat, upaya
pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas
program yang dilakukan.[8]
D. Pendidik dalam perspektif pendidikan
islam
Dalam
pendidikan islam pendidik memiliki arti dan peranan sangat penting. Hal ini
disebabkan ia memiliki tanggungjawab dan menentukan arah pendidikan. Itulah
sebabya pula islam sangat menghargai dan menghormati orang yang berilmu pengetahuan
dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat mereka dan memulyakan
mereka melebihi dari orang islam lainya yang tidak berilmu pengetahuan dan
bukan pendidik.
...
ﻳﺭﻓﻊ ﷲ ﺍﻟﺫﻳﻥ ﺍﻣﻧﻭﺍ ﻣﻧﻛﻡ ﻭﺍﻟﺫﻳﻥ ﺍﻭﺗﻭﺍ
ﺍﻟﻌﻟﻡ ﺩﺭﺟﺕ ...
Artinya : Allah akan meninggikan
(derajat) orang – orang yang berilmu diantara kamu dan orang – orang yang
diberi pengetahuan, beberapa derajat. (Surat al Mujadalah Ayat 11)
Bahkan
orang yang berilmu pengetahuan dan mau mengajarkan ilmunya kepada mereka yang
membutuhkan akan di sukai Allah dan di do’akan penghuni langit serta penghuni
bumi, seperti semut dan ikan didalam laut, agar ia mendapatkan keselamatan dan
kebahagiaan, Rosulullah SAW bersabda:
ﺍﻥﷲ ﺳﺑﺣﺎﻧﻪ ﻭﻣﻼﺌﻛﺗﻪ
ﻭﺃﻫﻝ ﺳﻣﺎﻭﺍﺗﻪ ﻭﺍﺭﺿﻪ ﺣﺗﻰ ﺍﻟﻧﻣﻟﺔ ﻓﻰﺣﺟﺭﻫﺎ ﻭﺣﺗﻰ ﺍﻟﺣﻭﺕ ﻓﻰﺍﻟﺑﺣﺭ ﻟﻳﺻﻟﻭﻥ ﻋﻟﻰ ﻣﻌﻟﻣﻰ
ﺍﻟﻧﺎﺱ ﺍﻟﺧﻳﺭ ﴿ﺭﻭﺍﻩﺍﻟﺗﺭﻣﺫﻯ﴾
Artinya: Sesungguhnya Allah
yang maha suci, malaikatNYA penghuni – penghuni langit dan bumi-NYA, termasuk
semut dalam lubangnya dan ikan dalam laut, akan mendoakan keselamatan bagi
orang – orang yang mengajarkan manusia pada kebaikan. (H.R turmizi)
Demikianlah
keberuntungan yang dimiliki oleh orang yang berilmu pengetahuan dan mau
mengajarkan ilmunya kepada orang lain dalam hal – hal kebaikan. Sehubungan
dengan itu, maka islam menghimbau kaum muslimin untuk mengamalkan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain. Bagi mereka yang tidak mau
menanggapi himbauan tersebut, bahkan menyembunyikan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya, maka ia di ancam api neraka.
Rosulullah
SAW bersabda:
ﻣﻥ ﻋﻟﻡ ﻋﻟﻣﺎ ﻓﻛﺗﻣﻪ
ﺍﻟﺟﻣﻪ ﷲ ﻳﻭﻡ ﺍﻟﻗﻳﺎﻣﺔ ﺑﻟﺟﺎﻡ ﻣﻥﻧﺎﺭ
Artinya: Siapa orangnya
yang diajari suatu ilmu lalu dia menyembunyikan, maka Allah akan mengekangnya
di hari kiamat dengan kekangan api neraka(HR Abu Dawud, Tirmizi Dan Ibn Hibban)
Agar
pendidik berhasil melakukan tugasnyan, al Ghazali menyarankan agar pendidik
memiliki adab yang baik. Hal ini di sebabkan anak didik itu akan selalu melihat
kepadanya sebagai contoh yang harus diikuti. Al Ghazali berkata mata anak didik
selalu tertuju padanya, telinganya selalu mendengarkan apa saja darinya, karena
itu apabila ia menganggap baik berarti baik pula bagi mereka dan apabila ia
menganggap jelek berarti jelek pula bagi mereka.[9]
IV. KESIMPULAN
Pengertian
pendidik dalam islam adalah orang – orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi
peserta didik seperti afektif (rasa), kognitif (cipta) dan psikomotorik
(karsa).[10]
Syarat-syarat
pendidik :
a. Tentang umur, harus sudah dewasa
b. Tentang kesehatan, harus sehat jasmani
dan rohani
c. Tentang kemampuan mengajar, Ia harus
ahli
Sifat-sifat
pendidik
a. Memiliki sifat zuhud
b. Seorang guru harus bersih jasmani dan
rohani
c. Iklas dalam pekerjaan
d. Pemaaf terhadap muridnya
e. Mencintai murud-muridnya
f. Mengetahui tabiat dan adat kebiasaan
muridnya
g. Menguasai materi pelajaran
Tugas pendidik
dalam pendidikan Islam ;
a. Sebagai pengajar (instruksional)
b. Sebagai pendidik (educator)
c. Sebagai pemimpin(menejerial)
V. PENUTUP
Demikianlah
makalah yang dapat kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua,
kami sadar dalam penulisan makakah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan oleh karna itu kritik dan
saran yang konstruktif kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya
DAFTAR
PUSTAKA
Al
Abrasyi Athiyah, Dasar – Dasar Pokok
Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970)
Nizar
Samsul, Filsafat Pendidikan Islam,
(Jakarta: Ciputat Pers, 2002)
Noer
Aly Hery, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 1999)
Roqib
Moh, Ilmu Pendidikan Islam,
(Yogyakarta: Perinting Cemerlang, 2009)
Subrata B Suryo, Beberapa Aspek Dasar Kependidikan,
(Jakarta: Bina Aksara, 1983)
Sudiyono M, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
Tafsir
Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif
Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992)
[1] Moh
Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
Perinting Cemerlang, 2009) Hlm 47
[2] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), Hlm 74
[3] Suryo Subrata B, Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, (Jakarta:
Bina Aksara, 1983), Hlm 26
[4] Ahmad
Tafsir, Op – Cit, hlm 75
[5] Hery
Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 1999), Hlm 84-93
[6] M.
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Hlm 122 - 123
[7] Athiyah
Al Abrasyi , Dasar – Dasar Pokok
Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970) Hlm 131 - 134
[8] Samsul
Nizar, Filsafat Pendidikan Islam,
(Jakarta: Ciputat Pers, 2002) Hlm 44
[9] M. Sudiyono, Op – Cit, hlm 134-136
[10] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), Hlm 74
0 komentar:
Post a Comment