Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Monday, 9 June 2014

Hakikat Pendidik Dalam Pendidikan Islam



       I.      PENDAHULUAN
Salah satu unsur penting dari proses kependidikan adalah pendidik. Dipundak pendidik terletak tanggungjawab yang amat besar dalam upaya mengantarkan peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan cultural transition yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue, sebagai sarana fital untuk membangun kebudayaan dan peradaban umat manusia. Dalam hal ini pendidik bertanggung jawab memenuhi kebutuhan peserta didik, baik spiritual, intelektual, moral, estetika maupun kebutuhan fisik peserta didik.
   Nasib pendidikan Indonesia memang sangat menyedihkan. Kenyataan ini diperkuat dengan berita yang menyatakan bahwa Indonesia termasuk satu dari tujuh  Negara yang dinilai dari organisasi guru International yang tidak memperdulikan bidang pendidikan. Cermin ketidak pedulian itu terlihat dari rendahnya anggaran pendapatan dan belanja nasional yang dialokasikan untuk pendidikan.[1] Oleh karena itu pentingnya seorang pendidik maka dikesempatan kali ini pemakalah akan membahas tentang hakekat pendidik dalam pendidikan Islam.

    II.      RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian pendidik dalam pendidikan islam
B.  Syarat – syarat untuk menjadi pendidik dalam pndidikan islam
C.  Sifat – sifat dan tugas pendidik dalam pendidikan islam
D. Pendidik dalam perspektif pendidikan islam

 III.      PEMBAHASAN
A.    Pengertian pendidik dalam pendidikan islam
Pengertian pendidik dalam islam adalah orang – orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik seperti afektif (rasa), kognitif (cipta) dan psikomotorik (karsa).[2]
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaanya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah SWT. Dan mampu melakukan tugas sebagai mahluk sosial dan sebagai mahluk individu yang mandiri[3]
Ø Orang tua
Pendidik pertama dan utama adalah orang tua sendiri. Mereka berdua yang bertanggung jawab penuh atas kemajuan perkembangan anaknya, karna sukses dan tidaknya anak sangat tergantung pada pengasuhan, perhatian, dan pedidikanya. Kesuksesan anak merupakan cerminan atas kesuksesan orang tua juga. Firman Allah SWT:
ﻳﺎﺃﻳﻬﺎ ﺍﻠﺫﻳﻥ ﺍﻣﻧﻮﺍ ﻗﻮﺍ ﺃﻧﻓﺳﻛﻢ ﻮﺃﻫﻠﻳﻛﻢ ﻧﺎﺭﺍ

Artinya: periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (QS. Al – Tahrim:6)
Sebagai pendidik pertama dan utama terhadap anak – anaknya, orang tua tidak selamanya memiliki waktu yang leluasa dalam mendidik anak – anaknya. Selain karena kesibukan kerja, tingkat efektifitas dan efesiensi pendidikan tidak akan baik jika pendidikan hanya dikelola secara alamiah. Dalam konteks ini, anak lazimnya di masukan kedalam lembaga sekolah, yang karenanya, difinisi pendidik disini adalah mereka yang memberi pelajaran peserta didik, yang memegang suatu mata pelajaran tertentu di sekolah. Penyerahan peserta didik ke lembaga sekolah bukan berarti melepaskan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama, tetapi orang tua tetap mempunyai saham yang besar dalam membina dan mendidik anaknya[4] 
Ø Guru
Guru adalah orang yang menerima amanat orang tua untuk mendidik anaknya, yang meliputi guru madrasah atau sekolah, dari taman kanak – kanak sampai sekolah menengah, dosen di perguruan tinggi, kiyai pondok pesantrendan lain sebagainya. Namun guru bukan hanya penerima amanat dari orang tua untuk mendidik anaknya, melainkan dari setiap orang yang memerlukan bantuan untuk mendidiknya.
Sebagai pemegang amanat, guru bertanggung jawab atas amanat yang diserahkan kepadanya. Allah SWT menjelaskan:

ﺇﻥ ﷲ ﻳﺄﻣﺭﻛﻢ ﺃﻥ ﺗﺅﺩﻭﺍ ﺍﻷﻣﺎﻧﺎﺕ ﺇﻟﻰ ﺃﻫﻟﻬﺎ ﻭ ﺇﻧ ﺍ ﺣﻛﻣﺗﻡ ﺑﻳﻥ ﺍﻟﻧﺎﺱ ﺃﻥ ﺗﺣﻛﻣﻭﺍ ﺑﺎﻟﻌﺩﻝ ﺇﻥ ﷲ ﻧﻌﻣﺎ ﻳﻌﻇﻛﻡ ﺑﻪ, ﺇﻥ ﷲ ﻛﺎﻥ ﺳﻣﻳﻌﺎ ﺑﺻﻳﺭﺍ

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil, sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik – baiknya kepadamu, sesungguhnya Allah adalah maha mendengar lagi maha melihat (Qs surat al Nisa’: 58)
Ø Diri sendiri
Begitu memasuki dewasa, setiap orang menjadi manusia yang bertanggung jawab,
ﻛﻝ ﺍﻣﺭﺉ ﺑﻣﺎ ﻛﺳﺏ ﺭﻫﻳﻥ
Artinya: Setiap manusia bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya (QS, AL Thur:21)
Ia akan tahu tentang nilai dirinya baik tentang apa yang telah diperbuatnya maupun tentang balasan yang diterimanya pada hari akhir.
Setiap orang dewasa wajib mendidik dirinya sendiri, membimbing dan menuntunya kejalan kebaikan. Sejauh mana ia menjalankan kebaikan, sejauh itu pula nilai dirinya. Apabila ia membawa dirinya kejalan kejahatan, maka ia akan dimintai pertanggung jawaban.
Dismping itu untuk mencapai kesempurnaan, seseorang tidak cukup mengandalkan pendidikan yang diberikan orang tuanya, tetapi harus terus menerus belajar sampai akhir hayatnya jadi selama hayatnya disamping menjadi pendidik ia juga tetap menjadi murid.[5]
B.     Syarat – syarat untuk menjadi pendidik
Soejono menyatakan bahwa syarat guru adalah sebagai berikut:
1)   Tentang umur, harus sudah dewasa.
Tugas mendidik adalah tugas yang amat penting karna menyangkut perkembangan seseorang, jadi menyangkut nasib seseorang. Oleh karna itu, tugas tersebut harus dilakukan oleh orang yang telah dewasa, karena anak – anak tidak dapat di mintai pertanggung jawaban. Di Negara kita, seseorang dianggap dewasa sejak ia berumur 18 tahun atau dia sudah kawin. Menurut ilmu pendidikan, adalah 21 tahun bagi laki – laki dan 18 tahun bagi perempuan. Bagi pendidik asli, yaitu orang tua anak, tidak di batasi umur minimal, bila mereka telah mempunyai anak, maka mereka boleh mendidik anaknya. Dilihat dari segi ini, sebaiknya umur kawin adalah 21 tahun bagi laki – laki dan minimal 18 tahun bagi perempuan.
2)   Tentang kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani
Jasmani yang tidak sehat akan menghambat pelaksanaan pendidikan, bahkan akan membahayakan anak didik bila mempunyai penyakit menular. Dari segi rohani, orang gila berbahaya bila dia mendidik.
3)   Tentang kemampuan mengajar, harus ahli
Ini penting sekali bagi pendidik termasuk guru, orang  tua dirumah sebenarnya perlu sekali mempelajari teori – teori ilmu pendidikan. Dengan pengetahuanya itu diharapkan ia akan lebih berkemampuan menyelenggarakan pendidik bagi anak – anaknya di rumah. Sering kali terjadi kelainan pada anak didik disebakan oleh kesalahan – kesalahan pendidikan di dalam rumah tangga.
Syarat – syarat tersebut amat penting dimiliki untuk melaksanakan tugas – tugas mendidik selain mengajar. Bagaimana guru akan memberikan contoh – contoh kebaikan bila dia sendiri tidak baik tingkah lakunya.
Syarat – syarat tersebut adalah syarat – syarat bagi guru pada umunya. Syarat – syarat ini dapat di terima dalam islam. Akan tetapi pada syarat ke dua yaitu tentang kesehatan jasmani, islam dapat menerima guru yang cacat jasmani tetapi sehat. Untuk guru di sekolah, misalnya orang buta atau cacat jasmani lainya dapat diterima sebagai tenaga pengajar asal cacat itu tidak merintangi Tugasnya dalam mengajar.[6]
C.     Sifat – sifat dan tugas pendidik dalam pendidikan islam
Adapun sifat – sifat itu ialah:
1.      Memiliki sifat zuhud, tidak mengutamakan materi, dan mengajar karena mencari keridaan Allah semata.
2.      Seorang guru harus bersih tubuhnya, jauh dari dosa besar, sifat riya’, dengki, permusuhan, perselisihan, dan lain – lain sifat yang tercela.
3.      Ikhlas dalam pekerjaan. Keikhlasan dan kejujuran seorang guru dalam pekerjaanya merupakan jalan terbaik kearah suksesnya didalam tugas dan suksesnya murid – murid
4.      Seorang guru harus bersifat pema’af terhadap muridnya. Dia sanggup menahan diri, menahan kemarahan, lapang hati, banyak sabar dan jangan pemarah karena sebab – sebab yang kecil. Berpribadi dan mempunyai harga diri.
5.      Seseorang guru harus mencintai murid – muridnya seperti cintanya terhadap anak – anaknya sendiri.
6.      Seorang guru harus mengetahui tabiat, pembawaan, adat kebiasaan, rasa dan pemikiran murid – muridnya agar ia tidak keliru dalam mendidik murid – muridnya.
7.      Seorang guru harus menguasai mata pelajaran yang diberikanya serta memperdalam pengetahuan tentang itu sehingga mata pelajaran itu tidak akan bersifat dangkal.[7]
Tugas pendidik
Tugas pendidik dalam pendidikan islam yaitu:
1.      Sebagai pengajar (Instruksional), yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang disusun, dan akhirnya dengan pelaksanaan penilaian setelah program tersebut dilaksanakan.
2.      Sebagai pendidik (Educator), yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan kepribadian yang sempurna seiring dengan tujuan penciptaanNya.
3.      Sebagai pemimpin (Managerial), yang memimpin mengendalikan diri sendiri, peserta didik maupun masyarakat, upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program yang dilakukan.[8]         
D.    Pendidik dalam perspektif pendidikan islam
Dalam pendidikan islam pendidik memiliki arti dan peranan sangat penting. Hal ini disebabkan ia memiliki tanggungjawab dan menentukan arah pendidikan. Itulah sebabya pula islam sangat menghargai dan menghormati orang yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat mereka dan memulyakan mereka melebihi dari orang islam lainya yang tidak berilmu pengetahuan dan bukan pendidik.
... ﻳﺭﻓﻊ ﷲ ﺍﻟﺫﻳﻥ ﺍﻣﻧﻭﺍ ﻣﻧﻛﻡ  ﻭﺍﻟﺫﻳﻥ ﺍﻭﺗﻭﺍ ﺍﻟﻌﻟﻡ ﺩﺭﺟﺕ ...

Artinya : Allah akan meninggikan (derajat) orang – orang yang berilmu diantara kamu dan orang – orang yang diberi pengetahuan, beberapa derajat. (Surat al Mujadalah Ayat 11)
Bahkan orang yang berilmu pengetahuan dan mau mengajarkan ilmunya kepada mereka yang membutuhkan akan di sukai Allah dan di do’akan penghuni langit serta penghuni bumi, seperti semut dan ikan didalam laut, agar ia mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan, Rosulullah SAW bersabda:

ﺍﻥﷲ ﺳﺑﺣﺎﻧﻪ ﻭﻣﻼﺌﻛﺗﻪ ﻭﺃﻫﻝ ﺳﻣﺎﻭﺍﺗﻪ ﻭﺍﺭﺿﻪ ﺣﺗﻰ ﺍﻟﻧﻣﻟﺔ ﻓﻰﺣﺟﺭﻫﺎ ﻭﺣﺗﻰ ﺍﻟﺣﻭﺕ ﻓﻰﺍﻟﺑﺣﺭ ﻟﻳﺻﻟﻭﻥ ﻋﻟﻰ ﻣﻌﻟﻣﻰ ﺍﻟﻧﺎﺱ ﺍﻟﺧﻳﺭ  ﴿ﺭﻭﺍﻩﺍﻟﺗﺭﻣﺫﻯ﴾

Artinya: Sesungguhnya Allah yang maha suci, malaikatNYA penghuni – penghuni langit dan bumi-NYA, termasuk semut dalam lubangnya dan ikan dalam laut, akan mendoakan keselamatan bagi orang – orang yang mengajarkan manusia pada kebaikan. (H.R turmizi)
Demikianlah keberuntungan yang dimiliki oleh orang yang berilmu pengetahuan dan mau mengajarkan ilmunya kepada orang lain dalam hal – hal kebaikan. Sehubungan dengan itu, maka islam menghimbau kaum muslimin untuk mengamalkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain. Bagi mereka yang tidak mau menanggapi himbauan tersebut, bahkan menyembunyikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, maka ia di ancam api neraka.
Rosulullah SAW bersabda:

ﻣﻥ ﻋﻟﻡ ﻋﻟﻣﺎ ﻓﻛﺗﻣﻪ ﺍﻟﺟﻣﻪ ﷲ ﻳﻭﻡ ﺍﻟﻗﻳﺎﻣﺔ ﺑﻟﺟﺎﻡ ﻣﻥﻧﺎﺭ

Artinya: Siapa orangnya yang diajari suatu ilmu lalu dia menyembunyikan, maka Allah akan mengekangnya di hari kiamat dengan kekangan api neraka(HR Abu Dawud, Tirmizi Dan Ibn Hibban)
Agar pendidik berhasil melakukan tugasnyan, al Ghazali menyarankan agar pendidik memiliki adab yang baik. Hal ini di sebabkan anak didik itu akan selalu melihat kepadanya sebagai contoh yang harus diikuti. Al Ghazali berkata mata anak didik selalu tertuju padanya, telinganya selalu mendengarkan apa saja darinya, karena itu apabila ia menganggap baik berarti baik pula bagi mereka dan apabila ia menganggap jelek berarti jelek pula bagi mereka.[9]

 IV.      KESIMPULAN
Pengertian pendidik dalam islam adalah orang – orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik seperti afektif (rasa), kognitif (cipta) dan psikomotorik (karsa).[10]
Syarat-syarat pendidik :
a.       Tentang umur, harus sudah dewasa
b.      Tentang kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani
c.       Tentang kemampuan mengajar, Ia harus ahli
Sifat-sifat pendidik
a.       Memiliki sifat zuhud
b.      Seorang guru harus bersih jasmani dan rohani
c.       Iklas dalam pekerjaan
d.      Pemaaf terhadap muridnya
e.       Mencintai murud-muridnya
f.       Mengetahui tabiat dan adat kebiasaan muridnya
g.      Menguasai materi pelajaran
Tugas pendidik dalam pendidikan Islam ;
a.       Sebagai pengajar (instruksional)
b.      Sebagai pendidik (educator)
c.       Sebagai pemimpin(menejerial)

    V.      PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, kami sadar dalam penulisan makakah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan  oleh karna itu kritik dan saran yang konstruktif  kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya




DAFTAR PUSTAKA
Al Abrasyi Athiyah, Dasar – Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970)
Nizar Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)
Noer Aly Hery, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999)
Roqib Moh, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Perinting Cemerlang, 2009)
Subrata B Suryo, Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1983)
Sudiyono M, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992)



[1] Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Perinting Cemerlang, 2009) Hlm 47
[2] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), Hlm 74
[3] Suryo Subrata B, Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1983), Hlm 26
[4] Ahmad Tafsir, Op – Cit, hlm 75
[5] Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Hlm 84-93
[6] M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Hlm 122 - 123
[7] Athiyah Al Abrasyi , Dasar – Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970) Hlm 131 - 134
[8] Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) Hlm 44
[9] M. Sudiyono, Op – Cit, hlm 134-136
[10] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), Hlm 74
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Hakikat Pendidik Dalam Pendidikan Islam Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda