Kebutuhan
pelaksanaan bimbingan dan konseling berlatar belakang beberapa aspek,
diantaranya aspek psikologis, sosial budaya, dan paedagogis.
1.
Latar Belakang Psikologis
Dalam
proses pendidikan di sekolah SD Saraswati 02 Denpasar, siswa sebagai subjek
didik, merupakan pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Sebagai
pribadi yang unik, terdapat perbedaan yang individual antara siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya, terdapat
adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil proses belajar. Hal tersebut
merupakan beberapa aspek psikologis dalam pendidikan yang bersumber dari siswa
sebagai subjek didik dan dapat menimbulkan berbagai masalah. Untuk itu perlu
adanya upaya pemecahan melalui layanan bimbingan dan konseling. Beberapa
masalah psikologis yang merupakan latar belakang perlunya bimbingan dan
konseling di sekolah yaitu:
a.
Masalah perkembangan individu
Sejak individu terbentuk sebagai suatu
organisme hingga akhir hayatnya individu terus tumbuh dan berkembang. Tujuan
proses pertumbuhan dan perkembangan adalah mencapai kedewasaan yang sempurna
secara optimal.
Proses perkembangan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik dari dalam diri individu maupun dari luar. Dari dalam dipengaruhi
oleh faktor bawaan dan kematangan, sedangkan dari luar dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Akan lebih baik kalau faktor-faktor tersebut saling mendukung dan
saling melengkapi. Oleh karena itu harus ada asuhan yang terarah melalui
belajar sering disebut dengan pendidikan.
Pendidikan sebagai salah satu bentuk
lingkungan bertanggung jawab dalam memberikan asuhan terhadap perkembangan
individu. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada
individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat
perkembangannya, juga daapt membantu dalam mencapai tugas-tugas perkembangan
individu dengan baik.
b.
Masalah perbedaan individu
Keunikan dari individu mengandung arti bahwa
tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek – aspek
pribadinya, baik aspek jasmaniah maupun rohaniah.
Di sekolah SD Sarawati 02 Denpasar sering
terdapat beberapa masalah perbedaan
individu misalnya ada yang siswa sangat cepat dan ada yang lambat belajar, hal
ini menimbulkan siswa mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri antara
keunikan dirinya dengan tuntutan dalam lingkungannya, ini disebabkan karena
pada umumnya layanan pendidikan memberikan pelajaran atas dasar ukuran umum
atau rata- rata. Untuk itu diperlukan suatu layanan yang dapat mengurangi
masalah – masalah tersebut.
Beberapa aspek perbedaan individu yang perlu
mendapatkan perhatian di SD Saraswati 02 Denpasar adalah kecerdasan, kecakapan,
hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita,
kebutuhan, minat, pola dan tempo perkembangan, ciri – ciri jasmani, latar
belakang keluarga ( lingkungan )
c.
Masalah kebutuhan individu
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah
laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi
kebutuhannya. Secara psikologis ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu
yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Selain itu perlu
diperhatikan juga kebutuhan fisiologis, rasa aman , cinta dan dicintai, harga
diri dan aktualisasi diri
d.
Masalah penyesuaian diri
Penyesuaian diri banyak sekali menimbulkan
berbagai masalah terutama bagi diri individu itu sendiri. SD Saraswati 02
Denpasar sudah menempatkan sekolahnya sebagai lingkungan yang memberikan
kemudahan untuk tercapaianya penyesuaian diri yang baik.
e.
Masalah belajar
Dalam perbuatan belajar timbul berbagai
masalah baik bagi diri pelajar maupun pengajar. Untuk itu Sd Saraswati 02
Denpasar memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi masalah yang timbul
dalam kegiatan belajar melalui program BK.
2.
Latar Belakang Sosial Budaya
Makin derasnya perubahan sosial dan makin
kompleksnya keadaan masyarakat akan membawa pengaruh besar terhadap
perkehidupan dan perkembangan anak – anak dan remaja. Untuk itu SD saraswati 02
Denpasar bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil
dalam menyesuaikan diri dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui
program bimbingan dan konseling yang diterapkan dalam sekolah.
3.
Latar Belakang Paedagogis
Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar
untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung disekolah maupun diluar
sekolah. Dengan kata lain kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada
tercapainya pribadi yang berkembang secara menyeluruh yang tidak hanya berupa
kegiatan instruksional tetapi kegiatan yang menjamin setiap anak didik mendapat
layanan untuk berkembang secara optimal, akan tetapi di SD Saraswati 02
Denpasar masih terdapat suatu pendidikan yang belum sepenuhnya dapat membantu
perkembangan anak didik secara optimal. Beberapa hal yang masih harus ditangani
secara serius yaitu adanya anak yang tinggal kelas, lambat belajar, bersikap
santai, kurang responsif, kurang percaya diri dan lain-lain.
Sehubungan dengan hal itu, layanan bimbingan
di SD Saraswati 02 Denpasar seharusnya dilaksanakan dengan baik agar peran
layanan bimbingan tersebut mencapai tujuan pendidikan secara optimal.
4.
Permasalahan di SD Saraswati 02 Denpasar
Selayaknya manusia biasa, semua manusia pasti
mempunyai permasalahan. Begitu pula dengan para siswa dan guru di SD Saraswati
02 Denpasar, mereka juga mempunyai masalah. Jika masalah tersebut berkaitan
dengan sekolah maka pihak sekolah akan berusaha menyelesaikan masalah tersebut
sampai tuntas, karena hal ini sudah menjadi tanggung jawab sekolah.
Ada beberapa contoh masalah yang ada di SD
Saraswati 02 Denpasar, yaitu:
·
Masalah pada siswa SD Saraswati 02 Denpasar
Pada tanggal 15 April 2010 siswa kelas VI B
yang bernama Adityo Nugroho, Dedy Ardion dan Indra Adiningrat keluar dari
lingkungan sekolah pada saat jam sekolah tanpa izin dari guru. Untuk mengatasi
hal tersebut, guru kelas memanggil ketiga siswa untuk diberi peringatan agar
tidak keluar dari lingkungan sekolah lagi pada saat jam sekolah. Setelah diberi
peringatan, ketiga siswa tersebut tidak mengulangi kesalahannya lagi.
Siswa yang bernama Arya kelas VI C jarang
masuk sekolah (sering absen). Untuk mengatasi masalah tersebut pihak sekolah
memanggil orang tua Arya untuk membujuk anaknya agar rajin ke sekolah. Setelah
Arya mau masuk sekolah kembali, Arya diberi kebebasan untuk memilih tempat
duduk sendiri dan teman sebangku yang disenanginya. Hal ini dilakukan agar Arya
termotivasi untuk lebih rajin masuk sekolah.
Tanggal 21 Oktober 2010, Dwi Agus W siswa
kelas VI A dipanggil ke kantor oleh guru kelas karena dia sering mengganggu teman
sekelasnya pada saat proses kegitan belajar mengajar. Dia diberi pengarahan
dari guru agar tidak mengganggu teman sekelasnya lagi. Setelah dipanggil ke
kantor Dwi agus akhirnya jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Bagus Arya Candra, pada tanggal 27 Oktober
2010 melempar sampah dari lantai atas. Dia langsung dipanggil ke ruang kepala
sekolah. Di ruang kepala sekolah, dia diminta untuk memberitahukan alasan
mengapa dia membuang sampah dari lantai atas dan diperingatkan agar tidak
mengulangi perbuatannya lagi. Setelah mendapat peringatan dari kepala sekolah,
dia tidak mengulangi perbuatannya lagi.
·
Masalah yang dialami oleh Guru SD Saraswati 02
Denpasar
Pada
tanggal 19 Agustus 2009, seorang guru yang bernama Nym Tina, S.Pd dianggap
kurang bertanggung jawab dalam memanfaatkan fasilitas sekolah (menggunakan
internet secara berlebihan). Oleh kepala sekolah Ibu Tina diberi saran agar
lebih bertanggung jawab dalam menggunakan fasilitas sekolah. Saran ini di
mengerti dengan baik oleh Ibu Tina.
Tanggal
13 september 2008 KD Juniati, S.Pd memberikan jawaban kepada orang tua siswa
dengan nada yang agak ketus sehingga menyinggung perasaan orang tua. Untuk
mengatasi hal tersebut, kemudian kepala sekolah memanggil orang yang
bersangkutan untuk memberikan jawaban dengan benar dan menyejukkan sehingga
tidak menyinggung perasaan. Selain itu guru tersebut juga meminta maaf kepada
orang tua siswa.
Tanggal
30 September 2010, seorang guru yang bernama N. Rai Suadnyani (wali kelas II C)
membentak siswa yang bernama Amelia sehingga orang tua Amelia datang ke sekolah
karena tidak terima. Bu Suadnyani menerima kedatangan orang tua Amelia dan
meminta maaf atas apa yang telah dilakukan terhadap Amelia.
Selain
contoh di atas masih ada lagi masalah di SD Saraswati 02 Denpasar kaitannya
dengan perbedaan individu dalam proses belajar mengajar. Setiap siswa mempunyai
kemampuan belajar yang berbeda-beda antara satu siswa dengan yang lain. Ada
yang proses belajarnya cepat tapi ada juga yang proses belajarnya lambat. Hal
ini menjadi sedikit masalah bagi para guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Untuk mengatasi hal ini guru memberikan kesempatan bagi para siswa yang lambat
belajar untuk mendapat waktu belajar yang lebih lama dari siswa yang lain.
Kejadian
diatas adalah beberapa contoh permasalahan yang ada di SD Saraswati 02
Denpasar. Menurut kami permasalahan yang
ada di SD Saraswati 02 Denpasar masih dalam taraf yang wajar. Kenakalan para
siswa masih setingkat dengan kenakalan anak SD pada umumnya. Para guru dan
kepala sekolah telah mempunyai cara untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam hal
ini guru kelas juga berperan sebagai guru BK untuk mengatasi setiap
permasalahan yang ada dan untuk memberi pengarahan dan bimbingan kepada para
siswa.
0 komentar:
Post a Comment