Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Friday, 27 June 2014

Konsep Dasar Bimbingan Konseling di SD



LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seseorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Bimbingan memiliki makna bantuan yang diberikan kepada individu-individu agar mereka dapat:
a.       mengatur kegiatannya sendiri;
b.      mengembangkan pandangannya sendiri;
c.       mengambil keputusan sendiri;
d.      menanggung bebannya sendiri sebagai akibat keputusan itu.
Konseling atau penyuluhan adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (yang disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Secara formal kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah digariskan di dalam Undang-undang No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional beserta perangkat peraturan pemerintahnya. Hal-hal yang berkenaan dengan pendidikan Dasar, dimana Sekolah Dasar ada didalamnya, dibicarakan secara khusus dalam PP No.28 tahun 1989. pada pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa:
    1.     bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi , mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
    2.     bimbingan diberikan oleh guru pembimbing, sesuai dengan peraturan tersebut setiap sekolah khususnya sekolah dasar diwajibkan memberikan bimbingan kepada siswa-siswinya.

B.       Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling
Kebutuhan pelaksanaan bimbingan dan konseling berlatar belakang beberapa aspek, diantaranya aspek psikologis, sosial budaya, dan paedagogis.

1.         Latar Belakang Psikologis
Dalam proses pendidikan di sekolah SD Saraswati 02 Denpasar, siswa sebagai subjek didik, merupakan pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Sebagai pribadi yang unik, terdapat perbedaan yang individual antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, terdapat  adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil proses belajar. Hal tersebut merupakan beberapa aspek psikologis dalam pendidikan yang bersumber dari siswa sebagai subjek didik dan dapat menimbulkan berbagai masalah. Untuk itu perlu adanya upaya pemecahan melalui layanan bimbingan dan konseling. Beberapa masalah psikologis yang merupakan latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah yaitu:
a.         Masalah perkembangan individu
Sejak individu terbentuk sebagai suatu organisme hingga akhir hayatnya individu terus tumbuh dan berkembang. Tujuan proses pertumbuhan dan perkembangan adalah mencapai kedewasaan yang sempurna secara optimal. Proses perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam diri individu maupun dari luar. Dari dalam dipengaruhi oleh faktor bawaan dan kematangan, sedangkan dari luar dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Akan lebih baik kalau faktor-faktor tersebut saling mendukung dan saling melengkapi. Oleh karena itu harus ada asuhan yang terarah melalui belajar sering disebut dengan pendidikan.
Pendidikan sebagai salah satu bentuk lingkungan bertanggung jawab dalam memberikan asuhan terhadap perkembangan individu. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya, juga daapt membantu dalam mencapai tugas-tugas perkembangan individu dengan baik.
b.        Masalah perbedaan individu
Keunikan dari individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek – aspek pribadinya, baik aspek jasmaniah maupun rohaniah. Oleh karena itu, antara siswa yang satu dengan yang lain mempunyai keunikan sendiri-sendiri dan biasanya keunikan tersebut menimbulkan suatu permasalahan disinilah fungsi dari bimbingan dan konseling yang setidaknya dapat mengurangi atau menghindaripermasalahan diantara individu. Beberapa aspek perbedaan individu yang perlu mendapatkan perhatian adalah kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat, pola dan tempo perkembangan, ciri – ciri jasmani, latar belakang keluarga ( lingkungan ).
c.         Masalah kebutuhan individu
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Secara psikologis ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Selain itu perlu diperhatikan juga kebutuhan fisiologis, rasa aman , cinta dan dicintai, harga diri dan aktualisasi diri.
d.        Masalah penyesuaian diri
Penyesuaian diri banyak sekali menimbulkan berbagai masalah terutama bagi diri individu itu sendiri. Perananan sekolah dan kegiatan bimbingan dan konseling yaitu sebagai lingkungan yang memberikan kemudahan untuk tercapaianya penyesuaian diri yang baik.
e.         Masalah belajar
Dalam perbuatan belajar timbul berbagai masalah baik bagi diri pelajar maupun pengajar.
2.    Latar Belakang Sosial Budaya
Makin derasnya perubahan sosial dan makin kompleksnya keadaan masyarakat akan membawa pengaruh besar terhadap kehidupan dan perkembangan anak – anak dan remaja. Untuk itu sekolah bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil dalam menyesuaikan diri dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui program bimbingan dan konseling yang diterapkan dalam sekolah.
3.    Latar Belakang Paedagogis
Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung disekolah maupun diluar sekolah. Dengan kata lain kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi yang berkembang secara menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan instruksional tetapi kegiatan yang menjamin setiap anak didik mendapat layanan untuk berkembang secara optimal.



C.    Fungsi dan Peranan Bimbingan Konseling
Empat fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
1.      Fungsi pemahaman
Dengan fungsi ini memungkinkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan peningkatan perkembangan dan kehidupan klien memahami berbagai hal yang esensial berkenaan dengan perkembangan dan kehidupan klien. Pemhaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak lain yang membantu klien, termasuk juga pemahaman tentang lingkungan diri klien. Pemahaman dituju pada pemahaman tentang klien, pemahaman tentang masalah klien, dan pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas.
2.      Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan yaitu usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangan. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data, dan sebagainya.
3.      Fungsi pengentasan
Individu yang mengalami masalah akan merasa ada sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya. Klien yang mengalami masalah akan datang kepada konselor dengan tujuan untuk dientaskannya masalah yang tidak mengenakan dari dirinya. Fungsi ini yaitu mengahsilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami klien.
4.      Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat membantu para klien dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan. Diharapkan klien dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Fungsi bimbingan terdiri atas kegiatan dan pelayanan yang merupakan usaha perseorangan untuk membantu anak dalam mengembangkan potensinya secara maksimal sesuai dengan latar belakang dan bakatnya yang khas. Kegiatan ini membantu anak dalam memahami diri pribadinya dan masyarakat, sehingga ia dapat lebih bertanggung jawab dalam pengarahan kejuruan, pribadi, dan emosinya.
            Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah merupakan upaya dengan berbagai cara yang digunakan untuk mendayagunakan secara optimal dan efektif, semua komponen dan smuber daya (tenaga, dana, sarana dan prasarana) dan sistem informasi yang meliputi himpunan data bimbingan dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan. Dalam menejemen bimbingan dan konseling terkandung aspek-aspek: perencanaan program, pelaksanaan dan pengarahan program, pengorganisasian,evaluasi dan supervisi.
            Dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah menganut pola pengorganisasian tertentu yang struktur hirarkisnya mengatur tugas dan tanggung jawab personil yang terlibat antara lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator guru pembimbing,guru pembimbing, guru, wali kelas dan staf administrasi atau tata usaha. Pada sekolah dasar yaitu dikhususkan kepada guru kelas.
D.    Tujuan Bimbingan dan Konseling
a.       Tujuan Umum
Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya, berbagai latar belakang yang ada serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
b.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran dari tujuan umum yang dimaksudkan untuk membantu individu agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi-sosial, belajar dan karier.
E.     Asas- Asas Bimbingan dan Konseling
a.       Asas Kerahasiaan
Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disebarluaskan pada pihak-pihak lain.
b.      Asas Kesukarelaan
Kesukarelaan itu ada pada konselor maupun pada klien artinya klien secara suka dan rela tanpa ada perasaan terpaksa, mau menyampaikan masalah yang dihadapinya dengan mengungkapkan secara terbuka hal-hal yang dialaminya.
c.       Asas Keterbukaan
Suasana keterbukaan antara konselor dengan klien dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan, karena penerapan asas ini akan lebih mempermudah pencapaian tujuan bimbingan dan konseling.
d.      Asas Kekinian
Masalah klien yang ditangani melalui kegiatan bimbingan dan konseling adalah masalah-masalah yang saat ini sedang dirasakan.
e.       Asas Kemandirian
Konselor hendaknya senantiasa berusaha menghidupkan kemandirian pada diri klien, bukan justru menghidupkan ketergantungan klien pada konselor.
f.       Asas Kegiatan
Hasil usaha layanan bimbingan dan konseling tidak akan berarti bila klien yang bersangkutan tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan.
g.      Asas Kedinamisan
Asas kedinamisan ini hendaknya mengacu pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat pada proses koinseling dan hasil-hasilnya.
h.      Asas Keterpaduan
Layanan bimbingan dan konseling berupaya memadukan berbagai aspek dari klien yang dibimbing.
i.        Asas Kenormatifan
Usaha layanan bimbingan dan konseling ttidak boleh bertentangan dengan norma- norma yang berlaku.
j.        Asas Keahlian
Usaha layanan bimbingan dan konseling dilakukan secara teratur, sistematik, dan dengan mempergunakan prosedur, teknik serta alat yang memadai.



k.      Asas Alih Tangan
Apabila masalah yang dialami klien berada di luar kemampuan dan kewenangannya, konselor mengalihtangankan klien tersebut pada petugas atau badan lain yang lebih ahli.
l.        Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini menuntut agar layanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan keberadaannya pada waktu klien menghadapi masalah dan menghadap konselor saja, namun di luar hubungan kerja pelaksanaan bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan keberadaan dan manfaatnya.
















Hasil Wawancara
1.      Adakah program Bimbingan Konseling di sekolah dasar ini ?
2.      Siapa sajakah yang melakukan Bimbingan Konseling di sekolah dasar?
3.      Adakah tenaga kependidikan khusus (guru Bimbingan Konseling) di sekolah dasar ?
4.      Apa saja kelengkapan fasilitas sekolah dasar dalam upaya layanan Bimbingan Sekolah ?
5.      Permasalahan bimbingan konseling apakah yang paling sering terjadi di sekolah dasar?
6.      Permasalahan bimbingan konseling apakah yang paling serius yang pernah di tangani oleh sekolah?
7.      Strategi apa yang digunakan untuk menangani permasalahan siswa dalam upaya pelaksanaan program bimbingan konseling?
8.      Bagaimana pelaksanaan program perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi dalam penanganan masalah Bimbingan Konseling?
9.      Bidang bimbingan apakah yang paling sering dilakukan di ssekolah dasar ( bimbingan pribadi, sosial, belajar, karier) ?
10.  Bagaimana upaya preventif dan kuratif sekolah dasar dalam pelayanan bimbingan konseling?
11.  Adakah kerjasama dengan instansi lain dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling di sekolah dasar?
12.  Bagaimana hasil dari upaya layanan bimbingan konseling yang dilakukan oleh sekolah?
13.  Bagaimanakah cara menangani anak berkebutuhan khusus?





Jawaban Dari Wawancara

1.      Di SD Dauh Puri 22 belum ada layanan bimbingan dan konseling. Disebabkan sekolah ini letaknya berdampingan dengan sekolah luar biasa yang lebih ditekankan unuk anak-anak autis. Dan direncanakan akan dilakukan penggabungan antara SD Dauh Puri 22 dengan sekolah tersebut.
2.      Layanan bimbingan di sekolah dilakukan oleh guru-guru dan kepala sekolah dari sekolah dasar tersebut. Pihak pertama yang menangani sutu permasalahan siswa adalah guru kelas, apabila belum bisa tereslesaikan maka kepla sekolah ikut andil dalam penyelesaian masalah tersebut.
3.      Belum ada guru khusus yang menangani masalah bimbingan konseling, masalah cukup ditangani oleh guru (wali kelas). Karena permasalah hanya menyangkut permasalahan kecil (kenakalan anak biasa).
4.      Karena belum terdapat program layanan bimbingan konseling, maka tidak ada fasilitas dalam upaya layanan bimbingan konseling. Baik ruang Bimbingan Konseling maupun fasilitas lain terkait layanan Bimbingan Konseling.
5.       Permasalahan yang paling sering terjadi yaitu adanya siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
6.      Sampai pada saat ini permasalahan yang terjadi yaitu keterlambatan siswa, adanya siswa yang tidak mengerjakan PR, dan adanya siswa yang berkelahi. Akan tetapi tidak ada masalah yang begitu serius. Hanya saja ketika itu ada seorang siswa yang terlambat pada saat diadakan Try Out ujian Nasional. Dari pihak sekolah menelpon orang tua siswa tersebut sampai menjemput ke rumahnya. Ternyata siswa tersebut kesiangan.
7.       Strategi yang digunakan untuk menangani permasalahan siswa yaitu tertulis, jika terjadi permasalahan siswa misalnya tidak mengerjakan PR.
8.      Dalam evaluasi, tidak hanya akademik saja yang diperhatikan, tetapi juga tingkah laku siswa.
9.      Bidang bimbingan yang paling sering dilakukan oleh SD adalah bimbingan belajar. Jam tambahan diberikan kepada siswa kelas VI untuk mempersiapkan ujian akhir nasional.
10.  Upaya preventif dalam pelayanan bimbingan konseling biasa dilakukan dengan cara ancaman untuk memotivasi siswa agar menjadi lebih baik. Guru berpura-pura mengirimkan rapor siswa kelas IV sampai kelas VI kepada pusat agar siswa lebih semangat dalam belajar. Selain itu, guru memberikan suatu pengertian kepada siswa agar siswa dapat bertingkah laku baik kepada sesama teman ataupun ddengan guru.
11.  Sekolah mengadakan kerjasama dengan instansi lain, yaitu lembaga kesehatan (KB), lembaga lain misalnya dalam pelaksanaan tes IQ.
12.  Hasil upaya layanan bimbingan yang dilakukan bimbingan konseling oleh sekolah yaitu adanya hubungan dengan lembaga Anak Berkebutuhan Khusus yang berada di belakang sekolah. Lembaga ini menangani anak autis. Sekolah merencanakan akan mendirikan sekolah inklusi bergabung dengan lembaga autis tersebut. Pihak sekolah bekerjasama dengan orang tua siswa dalam penanganan masalah. Pihak sekolah memberikan layanan penanganan masalah di dalam lingkungan sekolah. Sedangkan penanganan masalah di luar lingkungan sekolah dilakukan oleh orangtua. Sampai saat ini belum ada kerjasama dengan instansi lain karena masalah yang timbul masih bisa diatasi oleh sekolah.
13.  Hasil dari upaya layanan bimbingan konseling sudah cukup bagus, karena permasalahan yang sering timbul hanya berkisar kenakalan anak bisa dan masalah-masalah tersebut bisa diselesaikan oleh sekolah. Untuk layanan anak berkebutuhan khusus, sekolah atau guru siswa memberikan perhatian khusus. Anak tersebut mendapatkan hak istimewa dari guru. Misalnya apabila anak tersebut tidak mengerjakan pekerjaan rumah, anak tersebut tidak langsung di hukum melainkan guru membantu anak tersebut untuk mengerjakan pekerjaan atau tugasnya sampai selesai.






PEMBAHASAN

A.       PELAKSANAAN BIMBINGAN  DAN KONSELING
            Dari hasil kegiatan wawancara dan pengamatan yang telah dilaksanakan pada kegiatan Kulian kerja Lapangan tanggal menunjukkan bahwa di SD Dauh Puri 22 Denpasar belum dilaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan BK belum terprogram secara intens, bimbingan dan konseling yang dilaksanakan mengacu pada tindakan dalam penanganan masalah yang timbul. Sekolah ini letaknya berdampingan dengan sekolah luar biasa yang lebih ditekankan unuk anak-anak autis. Dan direncanakan akan dilakukan penggabungan antara SD Dauh Puri 22 dengan sekolah tersebut.
Kewenangan sepenuhnya mengenai kegiatan bimbingan konseling diserahkan kepada guru kelas. Hal ini berarti guru kelas juga berperan sebagai guru BK karena di SD Dauh Puri 22 Denpasar tidak ada guru BK atau tenaga ahli tersendiri yang khusus untuk memberikan pelayanan bimbingan konseling kepada para siswa. Selain itu, guru kelas bersama-sama dengan kepala sekolah juga berperan sebagai supervisor dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling.
Sebagai supervisor, guru kelas dan kepala sekolah berusaha memonitoring pelaksanaan kegiatan bimbingan yang ada di SD Dauh Puri 22 Denpasar. Meskipun pelaksanaan kegiatan bimbingan di SD Dauh Puri 22 Denpasar belum terjadwal dengan baik, tapi kegiatan bimbingan di SD Dauh Puri 22 telah dilaksanakan dengan baik. Bimbingan konseling biasanya diberikan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran dan disesuaikan dengan kebutuhan (jika ada masalah maka akan ada kegiatan bimbingan konseling). Selain itu juga, apabila ada suatu permasalahan yang belum dapat diatasi, sekolah mengadakan rapat rutin yang dilaksanakan pada minggu genap.
Dalam penerapannya, bimbingan  di SD Dauh Puri 22 telah dilaksanakan dengan baik dan terstruktur walaupun tidak mempunyai ahli dalam bidang bimbingan konseling hal ini disebabkan masalah yang sering timbul hanya mencakup masalah kenakalan anak biasa.
Bentuk pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling di SD Dauh Puri di antaranya adalah peringatan dari guru kelas kepada siswa yang bermasalah, dimana peringatan yang diberikan oleh guru kelas adalah berupa teguran langsung kepada siswa. Peringatan ini juga diberikan sesuai tingkatan kesalahan yang dilakukan oleh siswa tersebut, pengarahan dari guru kelas kepada siswa dan pelayanan khusus yang diberikan oleh guru kelas kepada siswa yang membutuhkan.
Pelayanan atau bimbingan khusus secara individual hanya diberikan kepada siswa yang bermasalah saja. Sedangkan siswa yang tidak bermasalah memperoleh bimbingan bersama dengan teman sekelasnya secara kelompok dimana bimbingan kelompok diberikan pada saat pengarahan yang dilaksanakan pada jam-jam pelajaran. Bimbingan konseling juga ditujukan untuk anak berkebutuhan khusus. Misalnya saja adanya pelayanan khusus bagi anak yang lambat belajar (pemberian jam tambahan pada saat istirahat kepada anak yang lambat belajar untuk memperdalam materi yang belum dimengerti). Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi pelajaran kepada para guru. Selain itu juga, bimbingan diberikan guru secara klasikal melalui pemberian pendalaman materi. Bimbingan ini biasanya diadakan menjelang adanya tes tengah semester atau ujian semester.
Karena belum terdapat program layanan bimbingan konseling, maka tidak ada fasilitas dalam upaya layanan bimbingan konseling. Baik ruang Bimbingan Konseling maupun fasilitas lain terkait layanan Bimbingan Konseling. Bimbingan di lakukan pada saat guru menemukan suatu permasalahan dan diselesaikan di ruang itu juga.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling di SD Dauh Puri 22, guru juga bekerja sama dengan orang tua siswa. Sekolah dalam hal ini memberikan informasi tentang hasil prestasi belajar siswa dan juga perilaku yang di lakukan siswa dalam pembelajaran. Selain itu juga, guru bersama dengan orang tua siswa saling bekerja sama dalam menyelesaikan maslah yang timbul dalam pembelajaran. Misalnya saja, adanya motivasi belajar yang rendah dari siswa sehingga siswa tersebut malas untuk sekolah, sekolah berkomunikasi dengan orang tua siswa tersebut guna memberikan semangat agar siswa tersebut tergerak semangatnya untuk bersekolah kembali.
Selain itu juga, sekolah bekerja sama dengan intansi atau lembaga lain yaitu lembaga KB dan lembaga pelaksanaan tes IQ. Untuk kaitannya dengan lembaga KB, sekolah bekerja sama dalam bentuk penerimaan siswa berkebutuhan khusus. Dimana siswa yang berasal dari sekolah yang dibawah naungan lembaga KB yang terdiri dari anak-anak autis dan dianggap sudah mampu mengikuti pembelajaran di sekolah umum, mereka dimasukan ke dalalm SD Dauh Puri 22 yang letaknya saling berdekatan.
Upaya yang diakukan guru terkait dengan bimbingan konseling di kelas adalah upaya pencegahan dan penanggulangan. Upaya pencegahan ini, guru bersama dengan siswa membuat suatu kontrak sosial dengan siswa mengenai aturan mean dan sanksi pelanggaran. Apabila terdapat siswa yang melanggar, maka siswa tersebut akan menghukum dirinya sendiri sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Namun apabila pelanggaran tersebut dilakukan terus menerus, maka guru bersama dengan orang tua siswa mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sedangkan untuk upaya penanggulangannya adalah guru bertindak langsung untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
B.       Beberapa hal yang menjadi sorotan dalam pelaksanaan BK di SD Dauh Puri 22 Denpasar, antara lain :
1.      Program bimbingan dan konseling.
Dari hasil wawancara, bahwa tidak ada program khusus berkaitan dengan pelaksanaan proses bimbingan dan konseling di SD Dauh Puri 22. Pelaksanaannya tidak terjadwal dalam kurikulum atau terprogram secara sistematis. Tidak ditentukan jadwal tertentu sebagai implementasi pelaksanaannya.
Akan tetapi pelaksanaan BK di SD Dauh Puri 22 dilakukan secara langsung, yaitu jika ada anak yang bermasalah ditangani secara langsung untuk mendapatkan jalan keluar. Hal ini juga disebabkan karena sampai saat ini permasalahan yang timbul dari murid masih termasuk permasalahan yang ringan dan dapat langsung di selesaikan oleh guru.


2.      Pihak-pihak yang berperan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling
Dalam pelaksanaannya, kegiatan BK di SD Dauh Puri dipegang oleh guru kelas masing-masing yang dibantu oleh orang tua siswa, rekan guru, lembaga atau instansi dan kepala sekolah. Guru kelas menjadi tonggak dalam menangani permasalahan yang ada di sekolah terutama di kelas. Karena guru kelas adalah pihak yang mengetahui secara mendalam karakteristik siswa.
Sedangkan pelaksanaan bimbingan dan konseling di luar sekolah diserahkan pada orang tua murid masing-masing. Hal ini menjadi bentuk kerjasama diantara orang tua dan pihak sekolah.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Konsep Dasar Bimbingan Konseling di SD Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda