LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seseorang yang ahli kepada
seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,
dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku. Bimbingan memiliki makna bantuan yang
diberikan kepada individu-individu agar mereka dapat:
a. mengatur kegiatannya
sendiri;
b. mengembangkan
pandangannya sendiri;
c. mengambil keputusan
sendiri;
d. menanggung bebannya
sendiri sebagai akibat keputusan itu.
Konseling
atau penyuluhan adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (yang disebut konselor) kepada individu
yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Secara formal kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah
digariskan di dalam Undang-undang No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional beserta perangkat peraturan pemerintahnya. Hal-hal yang berkenaan
dengan pendidikan Dasar, dimana Sekolah Dasar ada didalamnya, dibicarakan
secara khusus dalam PP No.28 tahun 1989. pada pasal 25 dalam PP tersebut
dikatakan bahwa:
1. bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi , mengenal lingkungan dan merencanakan
masa depan.
2. bimbingan diberikan oleh guru pembimbing,
sesuai dengan peraturan tersebut setiap sekolah khususnya sekolah dasar
diwajibkan memberikan bimbingan kepada siswa-siswinya.
B.
Latar Belakang
Perlunya Bimbingan dan Konseling
Kebutuhan pelaksanaan bimbingan dan
konseling berlatar belakang beberapa aspek, diantaranya aspek psikologis,
sosial budaya, dan paedagogis.
1.
Latar Belakang
Psikologis
Dalam proses pendidikan di sekolah SD
Saraswati 02 Denpasar, siswa sebagai subjek didik, merupakan pribadi yang unik
dengan segala karakteristiknya. Sebagai pribadi yang unik, terdapat perbedaan
yang individual antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, terdapat adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil
proses belajar. Hal tersebut merupakan beberapa aspek psikologis dalam
pendidikan yang bersumber dari siswa sebagai subjek didik dan dapat menimbulkan
berbagai masalah. Untuk itu perlu adanya upaya pemecahan melalui layanan
bimbingan dan konseling. Beberapa masalah psikologis yang merupakan latar
belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah yaitu:
a.
Masalah perkembangan
individu
Sejak individu
terbentuk sebagai suatu organisme hingga akhir hayatnya individu terus tumbuh
dan berkembang. Tujuan proses pertumbuhan dan perkembangan adalah mencapai
kedewasaan yang sempurna secara optimal. Proses perkembangan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik dari dalam diri individu maupun dari luar. Dari dalam
dipengaruhi oleh faktor bawaan dan kematangan, sedangkan dari luar dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Akan lebih baik kalau faktor-faktor tersebut saling
mendukung dan saling melengkapi. Oleh karena itu harus ada asuhan yang terarah
melalui belajar sering disebut dengan pendidikan.
Pendidikan sebagai
salah satu bentuk lingkungan bertanggung jawab dalam memberikan asuhan terhadap
perkembangan individu. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang diberikan
kepada individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat
perkembangannya, juga daapt membantu dalam mencapai tugas-tugas perkembangan
individu dengan baik.
b.
Masalah perbedaan
individu
Keunikan dari
individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di
dalam aspek – aspek pribadinya, baik aspek jasmaniah maupun rohaniah. Oleh
karena itu, antara siswa yang satu dengan yang lain mempunyai keunikan
sendiri-sendiri dan biasanya keunikan tersebut menimbulkan suatu permasalahan
disinilah fungsi dari bimbingan dan konseling yang setidaknya dapat mengurangi
atau menghindaripermasalahan diantara individu. Beberapa aspek perbedaan
individu yang perlu mendapatkan perhatian adalah kecerdasan, kecakapan, hasil
belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita,
kebutuhan, minat, pola dan tempo perkembangan, ciri – ciri jasmani, latar
belakang keluarga ( lingkungan ).
c.
Masalah kebutuhan
individu
Kebutuhan merupakan
dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada
dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Secara psikologis ada dua jenis kebutuhan
dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Selain itu perlu diperhatikan juga kebutuhan fisiologis, rasa aman , cinta dan
dicintai, harga diri dan aktualisasi diri.
d.
Masalah penyesuaian
diri
Penyesuaian diri
banyak sekali menimbulkan berbagai masalah terutama bagi diri individu itu
sendiri. Perananan sekolah dan kegiatan bimbingan dan konseling yaitu sebagai
lingkungan yang memberikan kemudahan untuk tercapaianya penyesuaian diri yang
baik.
e.
Masalah belajar
Dalam perbuatan
belajar timbul berbagai masalah baik bagi diri pelajar maupun pengajar.
2.
Latar Belakang
Sosial Budaya
Makin derasnya
perubahan sosial dan makin kompleksnya keadaan masyarakat akan membawa pengaruh
besar terhadap kehidupan dan perkembangan anak – anak dan remaja. Untuk itu
sekolah bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil
dalam menyesuaikan diri dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui
program bimbingan dan konseling yang diterapkan dalam sekolah.
3.
Latar Belakang
Paedagogis
Pendidikan diartikan
sebagai suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung
disekolah maupun diluar sekolah. Dengan kata lain kegiatan proses pendidikan
diarahkan kepada tercapainya pribadi yang berkembang secara menyeluruh yang
tidak hanya berupa kegiatan instruksional tetapi kegiatan yang menjamin setiap
anak didik mendapat layanan untuk berkembang secara optimal.
C. Fungsi
dan Peranan Bimbingan Konseling
Empat
fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Fungsi pemahaman
Dengan
fungsi ini memungkinkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan peningkatan
perkembangan dan kehidupan klien memahami berbagai hal yang esensial berkenaan
dengan perkembangan dan kehidupan klien. Pemhaman yang sangat perlu dihasilkan
oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien
beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak lain yang
membantu klien, termasuk juga pemahaman tentang lingkungan diri klien.
Pemahaman dituju pada pemahaman tentang klien, pemahaman tentang masalah klien,
dan pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas.
2. Fungsi pencegahan
Fungsi
pencegahan yaitu usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Layanan yang
diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah
yang dapat menghambat perkembangan. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat
berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data, dan
sebagainya.
3. Fungsi pengentasan
Individu
yang mengalami masalah akan merasa ada sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya.
Klien yang mengalami masalah akan datang kepada konselor dengan tujuan untuk
dientaskannya masalah yang tidak mengenakan dari dirinya. Fungsi ini yaitu
mengahsilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami
klien.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi
ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat membantu
para klien dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara
mantap, terarah dan berkelanjutan. Diharapkan klien dapat memelihara dan
mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Fungsi
bimbingan terdiri atas kegiatan dan pelayanan yang merupakan usaha perseorangan
untuk membantu anak dalam mengembangkan potensinya secara maksimal sesuai
dengan latar belakang dan bakatnya yang khas. Kegiatan ini membantu anak dalam
memahami diri pribadinya dan masyarakat, sehingga ia dapat lebih bertanggung
jawab dalam pengarahan kejuruan, pribadi, dan emosinya.
Manajemen
bimbingan dan konseling di sekolah merupakan upaya dengan berbagai cara yang
digunakan untuk mendayagunakan secara optimal dan efektif, semua komponen dan
smuber daya (tenaga, dana, sarana dan prasarana) dan sistem informasi yang
meliputi himpunan data bimbingan dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan
konseling untuk mencapai tujuan. Dalam menejemen bimbingan dan konseling
terkandung aspek-aspek: perencanaan program, pelaksanaan dan pengarahan
program, pengorganisasian,evaluasi dan supervisi.
Dalam
penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah menganut pola
pengorganisasian tertentu yang struktur hirarkisnya mengatur tugas dan tanggung
jawab personil yang terlibat antara lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
koordinator guru pembimbing,guru pembimbing, guru, wali kelas dan staf
administrasi atau tata usaha. Pada sekolah dasar yaitu dikhususkan kepada guru
kelas.
D.
Tujuan
Bimbingan dan Konseling
a. Tujuan
Umum
Tujuan umum
bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri
secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang
dimilikinya, berbagai latar belakang yang ada serta sesuai dengan tuntutan
positif lingkungannya.
b. Tujuan
Khusus
Tujuan khusus
bimbingan dan konseling merupakan penjabaran dari tujuan umum yang dimaksudkan
untuk membantu individu agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi
aspek pribadi-sosial, belajar dan karier.
E.
Asas-
Asas Bimbingan dan Konseling
a. Asas
Kerahasiaan
Segala
sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disebarluaskan pada
pihak-pihak lain.
b. Asas
Kesukarelaan
Kesukarelaan itu
ada pada konselor maupun pada klien artinya klien secara suka dan rela tanpa
ada perasaan terpaksa, mau menyampaikan masalah yang dihadapinya dengan mengungkapkan
secara terbuka hal-hal yang dialaminya.
c. Asas
Keterbukaan
Suasana
keterbukaan antara konselor dengan klien dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling sangat diperlukan, karena penerapan asas ini akan lebih mempermudah
pencapaian tujuan bimbingan dan konseling.
d. Asas
Kekinian
Masalah klien
yang ditangani melalui kegiatan bimbingan dan konseling adalah masalah-masalah
yang saat ini sedang dirasakan.
e. Asas
Kemandirian
Konselor
hendaknya senantiasa berusaha menghidupkan kemandirian pada diri klien, bukan
justru menghidupkan ketergantungan klien pada konselor.
f. Asas
Kegiatan
Hasil usaha
layanan bimbingan dan konseling tidak akan berarti bila klien yang bersangkutan
tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan.
g. Asas
Kedinamisan
Asas kedinamisan
ini hendaknya mengacu pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat pada proses
koinseling dan hasil-hasilnya.
h. Asas
Keterpaduan
Layanan
bimbingan dan konseling berupaya memadukan berbagai aspek dari klien yang
dibimbing.
i.
Asas
Kenormatifan
Usaha layanan
bimbingan dan konseling ttidak boleh bertentangan dengan norma- norma yang
berlaku.
j.
Asas Keahlian
Usaha layanan
bimbingan dan konseling dilakukan secara teratur, sistematik, dan dengan
mempergunakan prosedur, teknik serta alat yang memadai.
k. Asas
Alih Tangan
Apabila masalah yang dialami klien
berada di luar kemampuan dan kewenangannya, konselor mengalihtangankan klien
tersebut pada petugas atau badan lain yang lebih ahli.
l.
Asas Tut Wuri
Handayani
Asas ini
menuntut agar layanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan
keberadaannya pada waktu klien menghadapi masalah dan menghadap konselor saja,
namun di luar hubungan kerja pelaksanaan bimbingan dan konseling pun hendaknya
dirasakan keberadaan dan manfaatnya.
Hasil Wawancara
1.
Adakah program Bimbingan Konseling di sekolah dasar
ini ?
2.
Siapa sajakah yang melakukan Bimbingan Konseling di
sekolah dasar?
3.
Adakah tenaga kependidikan khusus (guru Bimbingan
Konseling) di sekolah dasar ?
4.
Apa saja kelengkapan fasilitas sekolah dasar dalam
upaya layanan Bimbingan Sekolah ?
5.
Permasalahan bimbingan konseling apakah yang paling
sering terjadi di sekolah dasar?
6.
Permasalahan bimbingan konseling apakah yang paling
serius yang pernah di tangani oleh sekolah?
7.
Strategi apa yang digunakan untuk menangani permasalahan
siswa dalam upaya pelaksanaan program bimbingan konseling?
8.
Bagaimana pelaksanaan program perencanaan, pelaksanaan
maupun evaluasi dalam penanganan masalah Bimbingan Konseling?
9.
Bidang bimbingan apakah yang paling sering dilakukan
di ssekolah dasar ( bimbingan pribadi, sosial, belajar, karier) ?
10. Bagaimana upaya
preventif dan kuratif sekolah dasar dalam pelayanan bimbingan konseling?
11. Adakah kerjasama
dengan instansi lain dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling di sekolah dasar?
12. Bagaimana hasil
dari upaya layanan bimbingan konseling yang dilakukan oleh sekolah?
13. Bagaimanakah
cara menangani anak berkebutuhan khusus?
Jawaban Dari
Wawancara
1.
Di SD Dauh Puri 22 belum ada layanan bimbingan dan
konseling. Disebabkan sekolah ini letaknya berdampingan dengan sekolah luar
biasa yang lebih ditekankan unuk anak-anak autis. Dan direncanakan akan
dilakukan penggabungan antara SD Dauh Puri 22 dengan sekolah tersebut.
2.
Layanan bimbingan di sekolah dilakukan oleh guru-guru
dan kepala sekolah dari sekolah dasar tersebut. Pihak pertama yang menangani
sutu permasalahan siswa adalah guru kelas, apabila belum bisa tereslesaikan
maka kepla sekolah ikut andil dalam penyelesaian masalah tersebut.
3.
Belum ada guru khusus yang menangani masalah bimbingan
konseling, masalah cukup ditangani oleh guru (wali kelas). Karena permasalah
hanya menyangkut permasalahan kecil (kenakalan anak biasa).
4.
Karena belum terdapat program layanan bimbingan
konseling, maka tidak ada fasilitas dalam upaya layanan bimbingan konseling.
Baik ruang Bimbingan Konseling maupun fasilitas lain terkait layanan Bimbingan
Konseling.
5.
Permasalahan
yang paling sering terjadi yaitu adanya siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan
rumah.
6.
Sampai pada saat
ini permasalahan yang terjadi yaitu keterlambatan siswa, adanya siswa yang
tidak mengerjakan PR, dan adanya siswa yang berkelahi. Akan tetapi tidak ada
masalah yang begitu serius. Hanya saja ketika itu ada seorang siswa yang
terlambat pada saat diadakan Try Out ujian Nasional. Dari pihak sekolah
menelpon orang tua siswa tersebut sampai menjemput ke rumahnya. Ternyata siswa
tersebut kesiangan.
7.
Strategi
yang digunakan untuk menangani permasalahan siswa yaitu tertulis, jika terjadi
permasalahan siswa misalnya tidak mengerjakan PR.
8. Dalam
evaluasi, tidak hanya akademik saja yang diperhatikan, tetapi juga tingkah laku
siswa.
9. Bidang
bimbingan yang paling sering dilakukan oleh SD adalah bimbingan belajar. Jam
tambahan diberikan kepada siswa kelas VI untuk mempersiapkan ujian akhir
nasional.
10. Upaya
preventif dalam pelayanan bimbingan konseling biasa dilakukan dengan cara
ancaman untuk memotivasi siswa agar menjadi lebih baik. Guru berpura-pura
mengirimkan rapor siswa kelas IV sampai kelas VI kepada pusat agar siswa lebih
semangat dalam belajar. Selain itu, guru memberikan suatu pengertian kepada
siswa agar siswa dapat bertingkah laku baik kepada sesama teman ataupun ddengan
guru.
11. Sekolah
mengadakan kerjasama dengan instansi lain, yaitu lembaga kesehatan (KB),
lembaga lain misalnya dalam pelaksanaan tes IQ.
12. Hasil
upaya layanan bimbingan yang dilakukan bimbingan konseling oleh sekolah yaitu
adanya hubungan dengan lembaga Anak Berkebutuhan Khusus yang berada di belakang
sekolah. Lembaga ini menangani anak autis. Sekolah merencanakan akan mendirikan
sekolah inklusi bergabung dengan lembaga autis tersebut. Pihak sekolah bekerjasama dengan
orang tua siswa dalam penanganan masalah. Pihak sekolah memberikan layanan
penanganan masalah di dalam lingkungan sekolah. Sedangkan penanganan masalah di
luar lingkungan sekolah dilakukan oleh orangtua. Sampai saat ini belum ada kerjasama
dengan instansi lain karena masalah yang timbul masih bisa diatasi oleh sekolah.
13. Hasil dari upaya
layanan bimbingan konseling sudah cukup bagus, karena permasalahan yang sering
timbul hanya berkisar kenakalan anak bisa dan masalah-masalah tersebut bisa
diselesaikan oleh sekolah. Untuk layanan anak berkebutuhan
khusus, sekolah atau guru siswa memberikan perhatian khusus. Anak tersebut
mendapatkan hak istimewa dari guru. Misalnya apabila anak tersebut tidak
mengerjakan pekerjaan rumah, anak tersebut tidak langsung di hukum melainkan
guru membantu anak tersebut untuk mengerjakan pekerjaan atau tugasnya sampai
selesai.
PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN BIMBINGAN
DAN KONSELING
Dari hasil kegiatan wawancara dan
pengamatan yang telah dilaksanakan pada kegiatan Kulian kerja Lapangan tanggal
menunjukkan bahwa di SD Dauh
Puri 22 Denpasar
belum dilaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan BK belum terprogram secara
intens, bimbingan dan konseling yang dilaksanakan mengacu pada tindakan dalam
penanganan masalah yang timbul.
Sekolah ini letaknya berdampingan dengan sekolah luar biasa yang lebih
ditekankan unuk anak-anak autis. Dan direncanakan akan dilakukan penggabungan
antara SD Dauh Puri 22 dengan sekolah tersebut.
Kewenangan
sepenuhnya mengenai kegiatan bimbingan konseling diserahkan kepada guru kelas.
Hal ini berarti guru kelas juga berperan sebagai guru BK karena di SD Dauh Puri
22 Denpasar tidak ada guru BK atau tenaga ahli tersendiri yang khusus untuk
memberikan pelayanan bimbingan konseling kepada para siswa. Selain itu, guru
kelas bersama-sama dengan kepala sekolah juga berperan sebagai supervisor dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling.
Sebagai
supervisor, guru kelas dan kepala sekolah berusaha memonitoring pelaksanaan
kegiatan bimbingan yang ada di SD Dauh Puri 22 Denpasar. Meskipun pelaksanaan kegiatan bimbingan di SD Dauh Puri 22
Denpasar belum terjadwal dengan baik, tapi kegiatan bimbingan di SD Dauh Puri 22
telah dilaksanakan dengan baik. Bimbingan konseling biasanya diberikan
bersamaan dengan kegiatan pembelajaran dan disesuaikan dengan kebutuhan (jika
ada masalah maka akan ada kegiatan bimbingan konseling). Selain itu juga,
apabila ada suatu permasalahan yang belum dapat diatasi, sekolah mengadakan
rapat rutin yang dilaksanakan pada minggu genap.
Dalam
penerapannya, bimbingan di SD Dauh Puri
22 telah dilaksanakan dengan baik dan terstruktur walaupun tidak mempunyai ahli
dalam bidang bimbingan konseling hal ini disebabkan masalah yang sering timbul
hanya mencakup masalah kenakalan anak biasa.
Bentuk
pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling di SD Dauh Puri di antaranya adalah peringatan
dari guru kelas kepada siswa yang bermasalah, dimana peringatan yang diberikan
oleh guru kelas adalah berupa teguran langsung kepada siswa. Peringatan ini
juga diberikan sesuai tingkatan kesalahan yang dilakukan oleh siswa tersebut, pengarahan
dari guru kelas kepada siswa dan pelayanan khusus yang diberikan oleh guru
kelas kepada siswa yang membutuhkan.
Pelayanan
atau bimbingan khusus secara individual hanya diberikan kepada siswa yang
bermasalah saja. Sedangkan siswa yang tidak bermasalah memperoleh bimbingan
bersama dengan teman sekelasnya secara kelompok dimana bimbingan kelompok
diberikan pada saat pengarahan yang dilaksanakan pada jam-jam pelajaran. Bimbingan
konseling juga ditujukan untuk anak berkebutuhan khusus. Misalnya saja adanya
pelayanan khusus bagi anak yang lambat belajar (pemberian jam tambahan pada
saat istirahat kepada anak yang lambat belajar untuk memperdalam materi yang
belum dimengerti). Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
pelajaran kepada para guru. Selain itu juga, bimbingan diberikan guru secara
klasikal melalui pemberian pendalaman materi. Bimbingan ini biasanya diadakan
menjelang adanya tes tengah semester atau ujian semester.
Karena
belum terdapat program layanan bimbingan konseling, maka tidak ada fasilitas
dalam upaya layanan bimbingan konseling. Baik ruang Bimbingan Konseling maupun
fasilitas lain terkait layanan Bimbingan Konseling.
Bimbingan di lakukan pada saat guru menemukan suatu permasalahan dan
diselesaikan di ruang itu juga.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling
di SD Dauh Puri 22, guru juga bekerja sama dengan orang tua siswa. Sekolah
dalam hal ini memberikan informasi tentang hasil prestasi belajar siswa dan
juga perilaku yang di lakukan siswa dalam pembelajaran. Selain itu juga, guru
bersama dengan orang tua siswa saling bekerja sama dalam menyelesaikan maslah
yang timbul dalam pembelajaran. Misalnya saja, adanya motivasi belajar yang
rendah dari siswa sehingga siswa tersebut malas untuk sekolah, sekolah
berkomunikasi dengan orang tua siswa tersebut guna memberikan semangat agar
siswa tersebut tergerak semangatnya untuk bersekolah kembali.
Selain itu juga, sekolah bekerja sama
dengan intansi atau lembaga lain yaitu lembaga KB dan lembaga pelaksanaan tes
IQ. Untuk kaitannya dengan lembaga KB, sekolah bekerja sama dalam bentuk
penerimaan siswa berkebutuhan khusus. Dimana siswa yang berasal dari sekolah yang
dibawah naungan lembaga KB yang terdiri dari anak-anak autis dan dianggap sudah
mampu mengikuti pembelajaran di sekolah umum, mereka dimasukan ke dalalm SD
Dauh Puri 22 yang letaknya saling berdekatan.
Upaya yang diakukan guru terkait dengan
bimbingan konseling di kelas adalah upaya pencegahan dan penanggulangan. Upaya
pencegahan ini, guru bersama dengan siswa membuat suatu kontrak sosial dengan
siswa mengenai aturan mean dan sanksi pelanggaran. Apabila terdapat siswa yang
melanggar, maka siswa tersebut akan menghukum dirinya sendiri sesuai dengan
kesepakatan yang telah dibuat. Namun apabila pelanggaran tersebut dilakukan
terus menerus, maka guru bersama dengan orang tua siswa mencari solusi untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Sedangkan untuk upaya penanggulangannya adalah
guru bertindak langsung untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
B. Beberapa
hal yang menjadi sorotan dalam pelaksanaan BK di SD Dauh Puri 22 Denpasar, antara lain :
1. Program
bimbingan dan konseling.
Dari
hasil wawancara, bahwa tidak ada program khusus berkaitan dengan pelaksanaan
proses bimbingan dan konseling di SD Dauh Puri 22. Pelaksanaannya tidak terjadwal dalam
kurikulum atau terprogram secara sistematis. Tidak ditentukan jadwal tertentu
sebagai implementasi pelaksanaannya.
Akan
tetapi pelaksanaan BK di SD Dauh
Puri 22
dilakukan secara langsung, yaitu jika ada anak yang bermasalah ditangani secara
langsung untuk mendapatkan jalan keluar. Hal ini juga disebabkan karena sampai
saat ini permasalahan yang timbul dari murid masih termasuk permasalahan yang
ringan dan dapat langsung di selesaikan oleh guru.
2. Pihak-pihak
yang berperan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling
Dalam
pelaksanaannya, kegiatan BK di SD Dauh Puri dipegang oleh guru kelas
masing-masing yang dibantu oleh orang tua siswa, rekan guru, lembaga atau
instansi dan kepala sekolah. Guru kelas menjadi tonggak dalam menangani
permasalahan yang ada di sekolah terutama di kelas. Karena guru kelas adalah pihak
yang mengetahui secara mendalam karakteristik siswa.
Sedangkan pelaksanaan
bimbingan dan konseling di luar sekolah diserahkan pada orang tua murid
masing-masing. Hal ini menjadi bentuk kerjasama diantara orang tua dan pihak
sekolah.
0 komentar:
Post a Comment