PEMBELAJARAN
AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAIKEM)
A. Konsep Dasar PAIKEM
1. Dasar
Pemikiran
Pembelajaran
dilandasi strategi yang berprinsip pada:
1. Berpusat
pada peserta didik
2.
Mengembangkan kreativitas peserta didik
3. Suasana
yang menarik, menyenangkan, dan bermakna
4. Prinsip
pembelajaran aktif, Inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM)
5.
Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan makna
6. Belajar
melalui berbuat, peserta didik aktif berbuat
7. Menekankan
pada penggalian, penemuan, dan penciptaan
8.
Pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya
9.
Menggunakan pembelajaran tuntas di sekolah
2. Pengertian
PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam
proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan
dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya
tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat
waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa
bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa
dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri.
Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja
sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan
visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan
mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya
penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses
renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa
memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah
perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan
tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan
apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika
pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka
pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Dari
kepanjangannya, PAIKEM mempunyai 5 ciri-ciri pembelajaran yaitu aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.
1.
Aktif
Pembelajaran yang
aktif adalah apabila guru dapat memantau kegiatan siswa dengan baik, memberi
umpan balik kepada siswa, dapat mengajukan pertanyaan menantang dan
mempertanyakan gagasan siswa. Sedangkan bagi siswa, pembelajaran yang aktif
adalah apabila siswa sudah berani aktif dalam bertanya, mengemukakan gagasan
dan mempertanyakan gagasan orang lain.
2.
Inovatif
Dalam pembelajaran
PAIKEM, guru diharapkan dapat memunculkan sebuah inovasi baru dalam
pembelajaran, baik dari segi metode, model pembelajaran maupun media yang
dipergunakan dalam proses pembelajaran.
3.
Kreatif
Pembelajaran yang
memuat unsur PAIKEM mengharuskan guru dapat kreatif dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran serta mengembangkan kegiatan yang beragam. Sehingga
siswa nantinya tidak akan merasa bosan dalam belajar.
4.
Efektif
Pembelajaran dapat
dikatakan efektif apabila guru sudah dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan dan meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan dari aspek siswa,
pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila siswa sudah mampu menguasai
keterampilan yang diperlukan dalam belajar.
5.
Menyenangkan
Maksud
dari pembelajaran yang menyenangkan adalah ketika pembelajaran itu tidak
membuat siswa menjadi takut salah, takut ditertawakan dan takut dianggap
sepele. Sebaliknya, dengan adanya pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat
siswa untuk berani mencoba, berani bertanya, berani mengemukakan pendapat dan
mempertanyakan gagasan orang lain dengan tanpa paksaan. Sehingga pada akhirnya
nanti, perhatian siswa terhadap pembelajaran dan tugas-tugas yang didapatkan
dari guru menjadi penuh dan berujung pada hasil belajar siswa yang meningkat.
B. Penerapan
PAIKEM dalam Proses Pembelajaran
Secara garis
besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang
mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai
cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok
bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan
bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif
dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya
sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang
terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan
kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut
adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
C. Pelaksanaan PAIKEM di
SD 22 Dauh Puri
Dalam pelaksanaan PAIKEM, kami mengamati
dari kelas tinggi dan kelas rendah, yaitu kelas satu dan kelas lima. Pada saat
itu kelas satu terdapat pembelajaran Bahasa Bali sedangkan kelas lima pada
pembelajaran Matematika . Demikian hasil pengamatan yang telah kami lakukan:
1.
Peran Guru dan Siswa
a.
Peran Guru
1.
Fasilitator
Dalam pembelajaran guru
senantiasa memfasilitasi siswa untuk belajar. Dalam pembelajaran matematika di
kelas VB, guru menggunakan media jam agar siswa lebih mudah memahami materi
materi derajat waktu.
2.
Motivator
Dalam proses
pembelajaran guru sudah menampakkan perilaku memotivasi siswa dalam belajar.
Seperti misalnya ketika ada siswa yang maju mengerjakan soal matematika di
papan tulis. Apabila jawabannya benar maka guru memberikan pujian verbal yang
berupa kata-kata yakni dengan berucap “bagus sekali” atau “yak, betul”.
Sedangkan apabila siswa belum benar dalam mengerjakan soal, guru tidak langsung menyalahkan namun tetap
menguatkan siswa dengan cara meminta siswa untuk mempelajari lagi materinya
.3. Informator
Dalam pembelajarannya
guru senantiasa memberikan informasi tentang pengetahuan baru kepada siswa.
Diantaranya pada kelas rendah guru
memberikan contoh hewan berkaki 2 dan berkaki 4 dengan bahasa bali .
4. Transformator
Sebagai transformator
guru berusaha untuk menerjemahkan, memberikan contoh memperagakan sistem nilai
dalam berinteraksi dengan siswa. Hal ini dapat dilihat suatu ketika siswa terjatuh
saat bermain guru menolong anak tersebut. Pada kegiatan tersebut guru
menerjemahkan nilai tolong-menolong dan membantu teman yang kesusahan secara
langsung memberikan contoh dalam interaksinya dengan siswa.
5. Transmitor
Guru harus meneruskan
nilai tersebut kepada siswa melalui keteladanan. Hal ini tampak ketika siswa
terjatuh guru menolongnya. Hal ini memberi keteladanan bagi siswa mengenai
pentingnya sikap tolong-menolong.
6. Organisator
Guru berperan dalam menciptakan lingkungan kelas
yang baik bagi pembelajaran. Pengaturan tempat duduk yang baik dalam kelas akan
menunjang terciptanya pembelajaran yang kondusif. Siswa laki-laki tidak
diharuskan duduk dengan siswa laki-laki pula. Terdapat pemerataan tempat duduk
bagi seluruh siswa. Guru terbukti dapat mengelola kelas dengan baik.
7. Inovator
Guru bertanggung jawab
untuk berusaha memunculkan inovasi inovasi baru dalam pembelajaran. Guru sudah
menggunakan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan standar
proses, namun belum terlihat adanya variasi metode pembelajaran yang digunakan.
Guru masih menyampaikan materi dengan porsi metode ceramah dan demonstrasi yang
lebih banyak. Media yang digunakan pun belum inovatif, masih menggunakan media
ala kadarnya.
Dari hasil tersebut dapat diketahui
bahwa guru sudah melaksanakan perannya dengan baik dalam melaksakan tugas upaya
menciptakan pembelajaran yang optimal dengan pendekatan PAIKEM meskipun tidak
semua semua aspek dilaksanakan dalam tiap pembelajaran, namun secara
keseluruhan guru sudah mampu menciptakan suasana yang kondusif.
b.
Peran Siswa
1.
Keaktifan siswa
Mulai
dari awal kegiatan sudah terlihat keaktifan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Hal ini tampak pada awal pembelajaran bahasa bali yang diawali
dengan bernyanyi siswa begitu bersemangat dan antusias melakukannya. Begitu
pula dalam menjawab dan berpendapat, ketika diberi soal oleh guru dan meminta
untuk menjawab, maka anak-anak sangat bersemangat mengangkat jari.
2.
Siswa memberi apresiasi
Apresiasi
disini siswa dapat memberikan timbal balik dalam pembelajaran. Siswa
menyebutkan kembali macam-macam hewan dengan jumlah kakinua dalam bahasa bali
untuk kelas satu.
4. Siswa melakukan
kegiatan
Kegiatan
yang dilakukan kelas satu yaitu menulis tegak bersambung macam-macam hewan
berdasarkan jumlah kakinya dalam bahasa bali. Sedangkan untuk kelas lima siswa
mengerjakan evaluasi yang diberkan guru.
2.
Kurikulum
a.
Penggunaan RPP
Dalam
praktek mengajarnya guru-guru di SDN 22 Dauh Puri ini dari kelas rendah sampai kelas tinggi guru
sudah menggunakan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan
standar proses, namun belum terlihat adanya variasi metode pembelajaran yang
digunakan.
b.
Sumber Belajar
Sebagaimana
materi yang diajarkan, sumber belajar berasal dari buku panduan, LKS, Guru,
lingkungan masyarakat setempat, dsb.
3.
Strategi Pembelajaran
a.
Penggunaan Model Pembelajaran Inovatif
Model pembelajaran yang dilakukan oleh
guru beberapa sudah menggunakan model pembelajaran terpadu yang saling
mengaitkan antara pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain, materi sebelum
dan materi yang sedang yang diajarkan, serta mengacu pada pembelajaran yang
mengaitkan dengan lingkungan keseharian siswa.
b.
Penggunaan Metode yang Efektif
Dari hasil pengematan menunjukkan bahwa
tidak semua kelas menggunakan metode pembelajaran yang efektif, sebagaimana
dikelas satu yang masih bersifat (teacher
oriented) yaitu menggunakan metode ceramah . Namun, dilain pihak pada siswa
kelas tinggi menggunakan metode yang
cukup efektif dalam meningkatkan keefektifan siswa yakni dengan diskusi pada kelompok
kecil.
c.
Pengelolaan Kelas
Guru berperan dalam
menciptakan lingkungan kelas yang baik bagi pembelajaran. Pengaturan tempat
duduk yang baik dalam kelas akan menunjang terciptanya pembelajaran yang
kondusif. Siswa laki-laki tidak diharuskan duduk dengan siswa laki-laki pula.
Terdapat pemerataan tempat duduk bagi seluruh siswa. Guru terbukti dapat
mengelola kelas dengan baik
d.
Tata Tertib
Tata tertib yang digunakan oleh guru di
kelas merupakan tata tertib yang telah ditentukan secara bersama antara siswa
dan guru. Terdapat jam kedatangan siswa sehingga akan terlihat kedisiplinan
siswa. Siswa duduk tertib dan berdoa sebelum dan sesudah pelajaran yang
dipimpin oleh ketua kelas. Semua
peraturan tersebut ditetapkan bersama sehingga siswa melakukan dengan tertib
dan senang hati tanpa paksaan.
4.
Penilaian Kompetensi Guru
1) Penguasaan materi
Ibu Siti Kalimah selaku guru
matematika sekaligus guru kelas VB sudah dapat menyampaikan materi matematika
yang saat itu sedang membahas tentang “derajat waktu” dengan baik. Banyak siswa
yang sudah mengerti namun ada juga beberapa siswa yang belum mengerti. Guru pun
tak segan untuk mengulangi lagi penjelasannya secara lebih perlahan agar siswa
tersebut dapat memahaminya.
2) Kemampuan membuka pelajaran
Observer tidak dapat mengetahui
bagaimana guru membuka pelajaran matematika saat itu dikarenakan ketika
observer datang, pelajaran sudah dimulai dan observer tidak dapat mengamati
bagian awal dari pembelajaran seperti pra kegiatan yang berupa salam, doa
maupun kegiatan awal yang berupa pengkondisian kelas dan apersepsi yang
disampaikan guru.
3) Kemampuan bertanya
Guru sudah cukup baik dalam bertanya kepada siswa.
Pertanyaan yang diberikan pun mudah ditangkap dan segera direspon oleh siswa
dengan cara mengacungkan tangan dan berebut menjawab pertanyaan yang diberikan
guru.
4) Kemampuan mengadakan variasi
pembelajaran
Kemampuan guru dalam mengadakan variasi pembelajaran
belum terlihat dalam pelajaran matematika ini. Dikarenakan materi yang dibahas
saat itu adalah menghitung derajat waktu, jadi guru hanya bisa menggunakan
media seadanya yakni jam dinding yang ada di kelas dan menggunakan metode
ceramah dan demonstrasi di depan kelas. Belum terlihat pembagian kelompok dalam
pelajaran matematika itu.
5) Kejelasan dan penyampaian materi
Guru sudah terlihat jelas dalam menyampaikan materi,
guru menyampaikan materi derajat waktu tersebut dengan banyak menggunakan
contoh soal dan pemecahannya namun masih ada beberapa siswa yang kurang
memahami materi terbukti dengan masih adanya pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan siswa seputar materi tersebut.
6) Kemampuan mengelola kelas
Kemampuan guru dalam mengelola kelas disini dapat
dikatakan belum cukup baik karena guru masih membiarkan beberapa siswa untuk
berbicara dan berdiskusi sendiri dibelakang kelas, walaupun hal yang
didiskusikan adalah materi pelajaran, namun tidak seharusnya guru membiarkannya
saja.
7) Kemampuan menutup pelajaran
Guru terlihat sudah cukup baik dalam menutup
pelajaran, dengan adanya soal-soal evaluasi yang diberikan ketika akan
mengakhiri pelajaran dan menilai kemampuan pemahaman siswa dengan bertanya
berapa nomor soal yang dijawab benar oleh mereka. Banyak yang menjawab benar
semua, namun tidak sedikit pula yang menjawab salah banyak.
8) Ketepatan materi pelajaran
Materi pelajaran yang disampaikan sudah tepat sesuai
dengan kurikulum dan RPP yang digunakan saat itu.
5.
Media pembelajaran
a.
Audio
Di dalam kelas terlihat adanya speaker yang
terpasang di sisi kanan tembok kelas, namun dalam pembelajarannya kami belum
temukan adanya penggunaan media berupa audio tersebut, guru hanya berceramah seperti
pembelajaran konvensional pada umumnya
b.
Visual
Di dalam kelas-kelas yang kami jumpai terdapat bahwa
kelas terdapat pajangan-pajangan
gambarnya, mulai dari papan tempat duduk siswa, gambar berbagai macam anyaman,
gambar makanan, hewan-hewan, gambar pemandangan, jam kedatangan siswa, dan
masih banyak lagi yang lainnya. Semua gambar tersebut dapat membantu siswa
dalam kegiatan beljar mengajar serta membantu meningkatkan kemampuan anak.
c.
Audio Visual
Di dalam kelas-kelas tersebut tidak terdapat dan
guru juga tidak menggunakan media audio visual.
d.
Alat Peraga
Media yang digunakan guru sudah
sesuai dengan materi yang disampaikan pada saat itu, yakni guru menggunakan
media jam dinding sebagai alat peraga dalam menyampaikan materi. Akan tetapi
guru mengakui bahwa seharusnya pada hari itu siswa diminta untuk membawa hasil
kreasi jam dinding yang dibuat dari kertas, tetapi siswa belum dapat
mengumpulkannya tepat pada hari itu. Sehingga guru belum bisa menunjukkannya
pada observer. Sumber belajar yang dipakai selain dari lingkunga yakni siswa
dan guru menggunakan buku paket Matematika untuk kelas V dan juga LKS.
Penggunaan
media pembelajaran oleh guru di SDN 22 Dauh Puri, meskipun belum memanfaatkan
media yang ada secara optimal namun pemilihannya sudah cukup tepat guna dan
cukup memadai kebutuhan siswa untuk meningkatkan kemampuan dan membantu
terhadap proses belajar mengajar di dalam kelas.
6.
Evaluasi
Pembelajaran
a.
Pre tes
Pada pembelajarannya guru tidak menggunakan pre tes,
karena guru merupakan guru kelas jadi sudah paham akan kemampuan siswa-siswanya
sehingga pelaksanaan pos tes dirasa tidak perluu. Hanya saja di awal guru
bertanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya baru kemudian dilnjutkan
pada materi yang akan dibahas pada hari itu.
b.
Kuis
Dalam kegiatan pengamatan disana kami juga tidak
mrnjumpai adanya pelaksanaan kuis pada pembelajaran.
c.
Post test
Pada pembelajarannya guru disana menggunakan
penilaian proses dan hasil. Penilaian hasil disini dapat disebut juga penilaian
dengan pos tes karena berada diakhir kegiatan. Hanya saja tidak dapat disebut
pos tes karena tidak ada pre tes. Jadi hanya penilaian biasa.
d.
Penilaian proses
Dalam setiap kegiatan pembelajaran guru
berputar-putar melihat pekerjaan setiap siswanya, hal tersebut dilaksanakan
dalam rangka menilai seperti apa proses kegiatan yang dilakukan siswa serta
sampai mana pemahaman siswa tentang suatu materi. Selain itu, pada pembelajaran
membuat kalimat penilaian proses juga dilakukan oleh guru dengan meminta siswa
membacakan hasil kalimatnya sebelum tugas dan KBM selesai.
e.
Pengayaan
Pengayaan dilaksanakan kepada siswa yang mempunyai
kemampuan lebih dibanding teman-teman yang lain. Pengayaan ini berupa pemberian
tugas tambahan, ketika mengerjakan soal dan siswa ini selesai lebih dahulu
kemudian pekerjaan siswa tersebut di nilai dan meminta siswa melanjutkan ke
tugas halaman berikutnya sampai siswa lain juga selesai mengerjakan tugas yang
pertama tadi.
f.
Remidial
Untuk
kelas rendah, dalam remidial guru memakai sistem bahwa siswa yang kurang mampu,
diberi pekerjaan rumah sampai pekerjaan yang telah dicapai oleh siswa lain di
kelas, sehingga siswa yang kurang menjadi mampu mengerjakan tugas sebagaimana
yang lain, hanya saja waktunya berbeda sebagai kegiatan remidial. Berbeda
dengan kelas rendah, pada kelas tinggi biasa menggunakan kegiatan remidial
dengan menambah jam bagi siswa yang
kurang saat jam pelajaran berakhir.
0 komentar:
Post a Comment