BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
calon pendidik sekolah dasar harus dapat bersikap profesional. Supaya kita
dapat mencetak dan menghasilkan calon generasi penerus bangsa yang mampu
berperan dan bersaing dengan bangsa lain di era globalisasi ini. Seorang calon
guru sekolah dasar harus mampu dan profesional dalam melaksanakan tugas, baik
dalam memanajerisasi maupun malaksanakan tugas pembelajaran.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, Universitas Negeri
Semarang telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang harus
didapatkan oleh seorang mahasiswa calon guru sekolah dasar melalui beberapa
kegiatan, dan kegiatan awal yang dilakukan adalah KKL ( Kuliah Kerja Lapangan
).
Kuliah Kerja Lapangan ( KKL ) adalah serangkaian
kegiatan yang memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk dapat mengenal
lingkungan sekolah dasar secara langsung, baik lingkungan fisik, non fisik,
serta pola tingkah laku dalam pembelajaran dan peran serta masyarakat. Kegiatan
KKL dilaksanakan melalui beberapa metode diantaranya wawancara, observasi,
diskusi, dan dokumentasi.
Ada tiga elemen khusus yang dipelajari dalam kegiatan
KKL yaitu manajemen berbasis sekolah ( MBS ), peran serta masyarakat ( PSM ),
dan praktik penerapan kurikulum di sekolah ( khususnya dalam pembelajaran
inovatif ).
Guna menggali pengetahuan tentang tiga hal tersebut
mahasiswa PGSD FIP UNNES mengadakan Kuliah Kerja Lapangan ( KKL ) ke SD
percontohan yang ada di kota Denpasar, propinsi Bali. Setelah mengunjungi SD No.
1 Ubung Kecamatan Denpasar Utara mahasiswa diharapkan mampu mengambil ilmu yang
nantinya dapat diterapkan di SD tempat mahasiswa mengajar sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan konsep, teori,
dan pengetahuan dalam pembelajaran.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
Apakah landasan
teori dari PSM dan MBS ?
Apakah yang dimaksud dengan Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS )?
Bagaimanakah
implementasi PSM, MBS dan Pembelajaran Inovasi di SD No. 1 Ubung ?
Bagaimana hasil
setelah diterapkannya PSM, MBS dan Pembelajaran Inovasi di SD No. 1 Ubung ?
Tujuan
Laporan ini kami susun sebagai hasil dari observasi
Kuliah Kerja Lapangan.
( KKL ) di SD No. 1 Ubung Kecamatan Denpasar Utara
Kota Denpasar tentang penerapan manajemen berbasis sekolah ( MBS ), peran serta
masyarakat ( PSM ), dan pembelajaran inovatif.
BAB II
HASIL PENGAMAMATAN
Landasan Teori
Pendidikan sekolah dasar bertujuan untuk meletakkan
dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Keterlibatan dan
peran serta masyarakat dalam pengembangan sekolah, tetapi juga untuk
memperbaiki mutu dalam rangka pembentukan peran-peran social melalui berbagai
bentuk partisipasinya dalam kelembagaan pendidikan. Gorton (1976) menandaskan
bahwa untuk membangun sekolah yang efektif perlu melibatkan peran serta
masyarakat.
Selain itu di Indonesia, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) mulai dikenal pada tahun 1999. Awalnya
dimulai dari kerja sama Unicef, UNESCO, dan Depdiknas dalam hal ini
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Program
rintisan MBS itu bernama creating learning community for children
(CLCC) atau "menciptakan masyarakat peduli pendidikan anak".
Program CLCC bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan melalui pengembangan model untuk memberdayakan SD melalui
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS), metode pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), dan peran serta
masyarakat (PSM) dalam lingkungan sekolah yang ramah anak (child-friendly
school).
Kegiatan ini berlandaskan asumsi bahwa sekolah akan
meningkat mutunya jika kepala sekolah, guru, dan masyarakat termasuk orangtua
siswa diberikan kewenangan yang cukup besar untuk mengelola urusan sendiri,
termasuk perencanaan dan pengelolaan keuangan sekolah, proses belajar -
mengajar menjadi aktif dan menarik, para pendidiknya lebih ditingkatkan
kemampuannya dan masyarakat sekitar sekolah ikut aktif dalam urusan
persekolahan secara umum.
Pada manajemen berbasis sekolah, sekolah memiliki
otonomi (kemandirian) untuk berbuat yang terbaik bagi sekolah. Ketergantungan
pada tingkat pusat makin kecil, sehingga sekolah harus dewasa dan meyakini bahwa
perubahan pendidikan tidak akan terjadi jika sekolah sendiri tidak berubah.
Tentu saja kemandirian ini menuntut kemampuan sekolah untuk mengatur dan
mengurus sekolahnya menurut prakarsanya sendiri berdasarkan aspirasi warga
sekolah sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.
Kegiatan PSM di SD No. 1 Ubung
Implementasi PSM di SD No. 1 Ubung
Berdasarkan observasi langsung, wawancara mendalam
dengan wakasek bidang hubungan masyarakat dan beberapa orangtua siswa serta
studi dokumentasi, peran serta masyarakat di SD No 1 Ubung Denpasar Utara Kota
Denpasar sangat baik. Hal ini ditunjukkan adanya bentuk kelembagaan masyarakat
dalam pengembangan sekolah, pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah.
Unsur kelembagaan masyarakat tersebut terdiri dari:
Komite Sekolah merupakan wadah peran serta masyarakat
untuk meningkatkan mutu pendidikan, mendukung program sekolah dengan ikut membuat RAPBS, sampai
memikirkan penggalangan dana, implementasi RAPBS yang dijabarkan dalam program
sekolah dalam bidang sarana dan prasarana sekolah tersebut.
Dari peran-peran tersebut mencerminkan bahwa komite
sekolah mempunyai empat fungsi pokok yaitu sebagai pemberi pertimbangan dalam
penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan, pendukung
baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan dan
keluaran pendidikan di satuan pendidikan, dan sebagai mediator antara
pemerintah dengan masyarakat di satuan pendidikan, sampai dengan mengevaluasi
hasil. Ketua dan pengurus komite sekolah SD No. 1 Ubung ini dipilih dari
perwakilan orang tua siswa, bagian merupakan tokoh agama dan tokoh adat
masyarakat di daerah setempat, dengan tujuan supaya pengurus komite terutama
ketua komite sekolah dapat mengetahui perkembangan dan kemajuan SD.
Paguyuban Kelas bertujuan membantu meningkatkan mutu
dalam proses pembelajaran. paguyuban di SD No. 1 Ubung ini pada dasarnya
dilaksanakan dalam kegiatan KKG bersama dengan SD lain dalam satu atau beberapa
gugus.
Dunia Usaha – Dunia Industri (DUDI) dapat menunjang
kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan sarana prasarana sekolah. Di SD No 1
Ubung DUDI dikembangkan dalam wujud kantin sekolah dengan tujuan siswa dapat
beristirahat dan jajan di lingkungan sekolah, tidak perlu keluar dari
lingkungan sekolah yang dapat berisiko.
Kelompok kesenian juga berperan serta dalam
pengembangan bakat, kreativitas masing-masing siswa, melalui kegiatan
ekstrakurikuler. Kesenian yang dikembangkan adalah mekidung/ megeguritan dan
menabuh. Untuk seni tari guru memberi kesempatan siswa untuk masuk dalam
sanggar yang ada di sekitar tempat tinggal mereka melalui persetujuan dari
orang tua.
Selain itu juga ada kelompok alumni yang membantu
pengembangan sarana dan prasarana pendidikan. Misalnya, dalam pembangunan
perpustakaan dan laboratorium computer beberapa alumni dari SD No 1 Ubung
bertindak sebagai donatur.
Ada juga instansi lain dari pemerintah, seperti UPT
menjadi nara sumber untuk pembelajaran, membantu dana untuk mengikuti kejuaraan
dari tingkat kota sampai nasional. Selain itu juga ada yayasan yang membantu
siswa dari keluarga dengan tingkat ekonomi kurang mampu.
Peran serta masyarakat dalam pengembangan kurikulum
antara lain pemiihan kurikulum muatan local di SD No. 1 Ubung adalah bahasa
nggris yang didasarkan pada pentingnya bahasa Inggris bagi kemajuan siswa.
Selain itu juga pengembangan kurikulum life skill disesuaikan dengan kondisi
lingkungan. Dalam kegiatan ekstrakurikuler peran serta masyarakat (komite,
paguyuban, alumni ataupun instansi lain) membantu dana, tenaga, pada waktu
kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu paguyuban juga dapat berperan sebagai nara
sumber. Pelatih kegiatan ekstrakurikuler.
Peran serta masyarakat dalam mengningkatkan mutu
pendidikan juga sangat penting. Pencapaian keberhasilan akademik nilai UAN
tinggi dan diterimanya siswa siswi SD
No.1 Ubung di sekolah menengah pertama yang favorit tidak dapat terlepas dari
peran serta komite sekolah dan paguyuban yang senantiasamemikirkan peningkatan
mutu sekolah dan program pembelajarannya.
Dalam bidang non akademik, peran serta masyarakat
sangat dibutuhkan terutama dalam bidang seni dan olahraga. Seperti telah
disebutkan sebelumnya SD No. 1 Ubung mengadakan kegiatan ekstrakurikuler
mekidung dan menabuh, dengan persetujuan komite sekolah, paguyuban berperan
untuk melatih ketrampilan siswa. Peran serta masyarakat juga membantu
terselenggaranya kegiatan ekstrakurikuler pencak silat, senam lantai, dan catur
dimana komite dan sebagian wali murid membantu pengadaan sarana prasarana
kegiatan tersebut.
Dalam bidang sarana dan prasarana, komite dan instansi
lain membantu pengadaan sarana dan prasaran sekolah, monitoring dan mengevaluasi pembelajaran anak. Sselain itu
jugakomite melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakandan pelaksanaan
program sekolah dan memantau kinerja sekolah.
Secara umum, peran serta masyarakat dalam pendidikan
sekolah dasar adalah penggunaan jasa pelayanan yang tersedia, memberikan
kontribusi dana, bahan dan tenaga, konsultansi, pelayanan, pelakasanan kegiatan
yang didelegasikan, dan pengambilan keputusan.
Peran serta masyarakat di SD No. 1 Ubung sangat baik
juga tercermin dengan dilaksanakannya forum kelas secara rutin pada akhir
semester dimana setiap orang tua murid dikumpulkan untuk mengevaluasi hasil
belajar putra-putrinya selain itu wali murid juga diberi kesempatan
seluas-luasnya untuk mengkritisi kinerja kepala sekolah, guru, dan karyawan
bahkan untuk meningkatkan mutu pendidikan kepala sekolah mengambil kebijakan
untuk menerima sumbang saran dari orang tua siswa, kebijakan lain yang diambil
kepala sekolah adalah tidak adanya penentuan jumlah besarnya sumbangan untuk
sekolah ( bersifat fleksibel ) disesuaikan dengan keadaan ekonomi orang tua
siswa, bahkan ada juga yang bebas dari sumbangan tersebut apabila tidak mampu.
Cara Menggerakkan PSM
Ada beberapa cara yang ditempuh SD No. 1 Ubung untuk
menggerakkan PSM :
Sekolah lebih aktif dalam melibatkan komite sekolah
atau masyarakat dalam berbagai kegiatan sekolah.
Sekolah lebih aktif mengadakan dialog tentang
perkembangan sekolah dengan melibatkan komite atau pemangku adat sekitar yang
peduli dengan pendidikan.
Sekolah harus lebih transparan dan akuntabel dalam
semua kegiatan termasuk pengelolaan keuangan.
Sekolah harus bersedia menerima masukan, kritik, dan
saran demi peningkatan mutu pendidikan.
Kegiatan MBS
Karakteristik MBS
Karakterisik sekolah yang
melaksanakan MBS:
1. Proses belajar - mengajar yang efektivitasnya tinggi.
2. Kepemimpinan sekolah kuat.
3. Lingkungan sekolah aman dan tertib.
4. Pengelolaan tenaga kependidikan efektif.
5. Memiliki budaya mutu.
6. Memiliki tim kerja yang kompak, cerdas, dan dinamis.
7. Memiliki kewenangan (kemandirian).
8. Partisipasi tinggi dari warga sekolah dan masyarakat.
9. Memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen.
10. Memiliki kemauan untuk berubah.
11. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.
12. Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan.
13. Memiliki komunikasi yang baik.
14. Memiliki akuntabilitas.
15. Memiliki kemampuan menjaga keberlanjutan.
1. Proses belajar - mengajar yang efektivitasnya tinggi.
2. Kepemimpinan sekolah kuat.
3. Lingkungan sekolah aman dan tertib.
4. Pengelolaan tenaga kependidikan efektif.
5. Memiliki budaya mutu.
6. Memiliki tim kerja yang kompak, cerdas, dan dinamis.
7. Memiliki kewenangan (kemandirian).
8. Partisipasi tinggi dari warga sekolah dan masyarakat.
9. Memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen.
10. Memiliki kemauan untuk berubah.
11. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.
12. Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan.
13. Memiliki komunikasi yang baik.
14. Memiliki akuntabilitas.
15. Memiliki kemampuan menjaga keberlanjutan.
Penerapan MBS di SD No. 1
Ubung
Kegiatan KKL ke Bali
dilaksanakan kurang lebih selama 5 hari. Pelaksanaannya dimulai dari tanggal 30 November - 4 Desember 2009. Pada
makalah ini, kegiatan yang dilakukan selama KKL adalah mencari dan menggali
tentang pelaksanaan MBS di SD No. 1 Ubung. Seperti yang dikemukakan pada
rumusan masalah yang pertama, karakteristik MBS mencakup beberapa hal.
Berdasarkan hasil dari observasi penerapan MBS di SD No. 1 Ubung.
Karakteristknya dapat dijabarkan sebagai berikut :
Proses belajar mengajar yang efektifitasnya
tinggi
KBM sudah berlangsung secara
efektif dan menyenangkan.
Kegiatan ekstrakurikulernya
sudah beragam (terlampir)
Kepemimpinan sekolah yang kuat
pihak sekolah terutama
kepala sekolah di anggap sebagai ketua adat (banjar) bagi masyarakat sekitar.
Dimana segala sesuatu yang menyangkut tentang pendidikan yang ada diruang
lingkup sekolah menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak sekolah.
Lingkungan sekolah aman dan tertib
Sudah tertib dan aman,
sesuai dengan tata tertib yang berlaku pada SD No. 1 Ubung (terlampir)
Pengelolaan tenaga
kependidikan efektif
Pembagian tugas guru dan
pegawai di atur oleh kepala sekolah. Setiap tahun kepala sekolah mengeluarkan
SK (terlampir) untuk penugasan guru dan pegawai pada bidang-bidang yang telah
ditentukan. Kepala sekolah menentukan tugas guru dalam mengajar dan tugas lain
diluar mengajar dengan memperhitungkan kemampuan dan jumlah jam mengajar guru.
Memiliki budaya mutu
Melestarikan budaya sendiri
Contoh :
- ketika saat akan memulai pelajaran
membudayakan sikap saling menghormati antar umat beragama. Bagi yang beragama
hindu dipersilahkan untk berdoa terlebih dahulu, dan bagi yang beragama islam
duduk diam. Begitu juga sebaliknya.
- pada saat perayaan hari besar agama, sekolah
mewajibkan siswa untuk memakai pakaian adat
Memiliki tim kerja yang kompak, cerdas dan
dinamis.
di setiap minggu diadakan
pertemuan KKG untuk meningkatkan kualitas dewan guru (terlampir)
Memiliki kewenangan (kemandirian)
hal ini belum tercapai
sepenuhnya. Terlihat pada
pengalokasian dana BOS yang masih ditentukan oleh pemerintah pusat. Sehingga
menyebabkan terhambatnya ide-ide yang muncul dari pihak sekolah akibat dari
kurangnya dana.
Partisipasi tinggi dari warga sekolah dan
masyarakat
setiap tahun ajaran baru SD
No. 1 Ubung mengadakan rapat
Memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen.
Setiap aktifitas yang
berhubungan dengan menejemen sekolah harus dilengkapi dengan laporan sebagai
bentuk dari pertanggungjawaban. Sebagai contoh, dalam setiap penggunaan dana
BOS disertakan laporan. Laporaqn BOS disosialisasikan kepada komite sekolah.
Memiliki kemauan untuk
berubah.
Adanya rencana membangun
laboratorium komputer sebagai salah satu upaya untuk menciptakan perubahan
dalam kegiatan pembelajaran. agar pelaksanaan proses pembelajaran menjadi lebih
menarik dan siswa dapat mengikuti perkembangan teknologi.
Melakukan evaluasi dan
perbaikan secara berkelanjutan.
Guru melakukan evaluasi,
analisis, perbaikan bagi yang berkemampuan kurang, serta pengayaan bagi yang
berkemampuan lebih kepada siswa. Kerja guru juga dinilai oleh kepala sekolah.
Setelah itu diadakan evaluasi dan perbaikan kinerja guru.
Sekolah responsif dan
antisipatif terhadap kebutuhan.
Tanggap terhadap kebutuhan
sekolah dan berusaha untuk memenuhinya. Walaupun belum sepenuhnya terealisasi.
Contoh :
Kurangnya komputer untuk
membantu kegiatan pembelajaran diatasi dengan mengalokasikan dana BOS untuk
memenuhinya.
Kurangnya buku – buku di
perpustakaan disosialisasikan kepada wali murid dengan harapan wali murid
dengan tingkat ekonomi tinggi bersedia menyumbangkan buku.
Memiliki komunikasi yang
baik.
Memelihara komunikasi intern
antar warga sekolah maupun pihak luar sekolah
( masyarakat ), maupun
dengan sekolah lain.
Struktur pengurus forum
komunikasi sekolah ( terlampir )
Memiliki akuntabilitas.
Dapat mempertahankan mutu,
kinerja, dan prestasi belajar.
Dapat mempertanggungjawabkan
pengelolaan keuangan kepada publik.
Memiliki kemampuan menjaga
keberlanjutan.
Setiap program dilaksanakan
secara berkelanjutan. Baik
dalam hal organisasi, kegiatan pembelajaran, maupun administrasi sekolah.
Pembelajaran Inovatif / KBK
Kelas 1B
Perencanaan
Guru selalu merencanakan dan merancang pengajaran yang
akan diberikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya rencana pembelajaran dan
pelajaran yang merupakan bagian dari unit yang lebih panjang yang sudah
direncanakan oleh guru.
Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pra pembelajaran
Sebelum memasuki kelas, siswa kelas 1 SD Nomor 1 UBUNG
berbaris dengan rapi di depan kelas. Mereka masuk ke dalam kelas satu persatu
dan bersalaman dengan guru.
Kegiatan inti pembelajaran
Penguasaan materi pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran guru terlihat menguasai
materi pembelajaran. Guru juga menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan
hierarki belajar dan karakter siswa, tetapi dalam kegiatan pembelajaran guru
belum mengaitkan materi dengan pengetahuan lain.
Pendekatan/ strategi pembelajaran
Guru menggunakan pendekatan tematik dalam melaksanakan
pembelajaran. Pendekatan tematik merupakan, suatu pendekatan yang mengaitkan
satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain dalam satu tema yang sama. Jadi
dalam kegiatan pembelajaran guru selalu mengajar dalam satu tema.
Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan
pendekatan tematik adalah anak tidak bisa fokus dalam pembelajaran, karena
dalam tematik semua bidang studi tergabung dalam satu tema yang sama. Kendala
yang lain adalah materi yang akan diajarkan harus sudah diberitahukan kepada
siswa pada hari sebelumnya. Selain itu orang tua juga sulit dalam mengikuti dan
menemani anak belajar dengan pendekatan tematik.
Dalam proses pembelajaran, guru harus menguasai kelas.
Guru tidak hanya terpaku di depan kelas, akan tetapi selalu berkeliling agar
suasana kelas tetap kondusif. Guru juga hafal nama dan karakter tiap anak,
sehingga guru tahu anak yang suka ramai, anak yang sulit diatur. Hal ini
memudahkan guru dalam menguasai kelas karena guru benar-benar hafal dengan
semua muridnya.
Pemenfaatan sumber belajar/ media pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar guru tidak selalu
mengguanakan media, guru hanya menggunakan media pada mata pelajaran tertentu
dan pada materi tertentu pula. Misalnya guru menggunakan media dalam
mengajarkan materi pengenalan bangun ruang. Dan media sudah disediakan oleh
sekolah yang disimpan di ruang guru. Media diambil ketika guru akan mengajar.
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa
Dalam proses pembelajaran guru selalu melibatkan siswa
sehingga menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam setiap proses pembelajaran.
Ketika guru mengajukan pertanyaan atau memberi penugasan pada siswa. Hampir
semua siswa mengangkat tangan, dan guru juga menunjukkan sikap yang terbuka
terhadap respon dan jawaban siswa.
Penilaian proses dan hasil belajar
Guru memantau kemajuan belajar siswa selama proses
pembelajaran. Di kelas 1B SD Nomor 1 Ubung ini terbagi menjadi 4 banjar tempat
duduk, deret tempat duduk 1, 2, 3 berisi siwa yang sudah bisa membaca di
urutkan mulai dari yang paling pandai sampai dengan yang biasa-biasa saja,
sedangkan deret tempat duduk ke 4 berisi siswa yang belum bisa membaca. Guru
selalu memantau kemajuan siswa dalam membaca, jika siswa dari deret bangku 4
sudah bisa membaca mereka bisa pindah ke deret bangku yang samping begitu juga
sebaliknya, sehingga para siswa bisa berkompetisi dengan baik.
Penilaian akhir di SD Kelas 1B ini berupa lembar soal
dari guru. Siswa secara mandiri membaca soal dan menulis jawabannya
sendiri-sendiri.
Penggunaan bahasa
Secara umum guru sudah menggunakan bahasa lisan dan
bahasa tulis dengan jelas, baik, dan benar. Tetapi kadang guru juga masih
menggunakan bahasa yang tidak baku. Dalam pembelajaran guru menggunakan gaya
bahasa sesuai dengan perkembangan dan kemampuan siswa.
Penutup
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.
Keaktifan Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar
Para siswa di SD Nomor 1 Ubung khusunya kelas 1 sudah
cukup aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain sudah ada timbal
balik antara guru dengan siswa.
Interaksi antara guru dengan siswa sudah terjalin
dengan baik. Pada saat guru menawarkan pertanyaan, siswa-siswa sangat antusias
sekali untuk menjawabnya. Para siswa berebut mengacungkan jarinya agar bisa di
tunjuk oleh guru. Hal ini terjadi tidak hanya satu atau dua kali saja, tetapi
setiap kali pembelajaran sedang berlangsung.
Dengan adanya partisipasi aktif antara guru dengan siswa, proses kegiatan
belajar mengajar di SD Nomor 1 Ubung khususnya kelas 1 berjalan dengan kondusif
sesuai dengan rencana.
Pengelolaan Kelas
Di SD Nomor 1 Ubung, khususnya kelas 1, kelasnya
diatur semaksimal mungkin dimulai dari pengaturan tempat duduknya yang selalu
disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran, dengan cara melakukan tes masuk
sekolah, yaitu tes membaca. Tes membaca ini bertujuan agar pihak sekolah
mengetahui siswa mana yang sudah bisa membaca dan siswa mana yang belum bisa
membaca. Setelah diperoleh hasil dari tes tersebut maka pihak sekolah mengatur
pola duduk siswa dengan cara mengelompokkan antara siswa yang sudah bisa
membaca dengan siswa yang belum bisa membaca duduknya di pisah dengan tujuan
agar siswa yang sudah bisa membaca tidak terpengaruh oleh siswa yang belum bisa
membaca. Pada kelas 1 SD nomor 1 Ubung terdapat satu baris meja yang berisi 8
anak yang belum bisa membaca dan 3 baris meja yang berisi 30 anak sudah bisa
membaca.
Guru selalu mengamati perkembangan setiap siwanya dan
selalu memberikan reward dan punishment. Guru memberikan reward terhadap siswa
yang semula belum bisa membaca kemudian bisa membaca dengan memindah tempat
duduk siswa tersebut ke barisan anak-anak yang tergolong pamdai dan dengan memajang
hasil kerja siswa dengan nilai terbaik di papan pengumuman kelas.
Sedangkan punishment tersebut diberikan kepada semua
siswa yang melakukan kesalahan atau melanggar peraturan, baik peraturan kelas
maupun sekolah.
Guna memperlancar komunikasi dengan orang tua dan agar
pembelajaran dapat berlangsung tidak
hanya di sekolah saja maka pihak sekolah menggunakan buku penghubung sebagai
alat komunikasi antara guru dengan orang tua murid. Buku penghubung ini adalah
semacam buku PR (Pekerjaan Rumah) para siswa. Penggunaan buku penghubung ini
yaitu dengan siswa memberikan ke orang tua kemudian orang tua membimbing
anaknya untuk melakukan atau mengerjakan sesuai perintah yang ada di buku.
Peran orang tua disini sangat diperlukan sekali yaitu sebagai pengganti guru di
rumah.
Setelah orang tua membimbing dan mendampingi anaknya
sampai selesai mengerjakan tugas maka orang tua menandatangani buku penghubung
tersebut sebagai bukti kalau anak tersebut sudah mengerjakan tugas dan sudah
memberikan buku penghubung tersebut ke orang tuanya. Kemudian esok harinya buku
penghubung diserahkan kepada wali kelas untuk diperiksa.
Kegiatan seperti itu dilakukan secara terus-menerus
agar proses belajar siswa dapat terkendali.
Kelas III
Pelaksanaan
Kelompok kami mempunyai tugas mengobservasi siswa
kelas 3 dalam proses pembelajaran. Sekolah yang kami observasi adalah SD No 1
Ubung , SD tersebut merupakan sekolah yang cukup besar dikarenakan SD teersebut
adalah SD inti . Sehingga jumlah siswanya banyak. Hal tersebut membuat s iswa kelas
3 dibagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas 3A dan 3B. Jumlah muridnya rata-rata 40
perkelas.
Hasil Observasi
Saat kami melakukan observasi, pembahasan materi pada
kelas tersebut sudah selesai. Kegiatan yang dilaksanakan hanya mengulangi
materi dengan latihan-latihan soal, sehingga penggunaan pembelajaran inovatif
tidak terlihat langsung. Kami menggambil data ddengan cara:
Melihat RPP
Wawancara dengan murid dan guru kelas 3
Pengamatan dalam pembelajaran
Melihat RPP
Dari RPP yang kami lihat dan kami amati adalah:
Terlalu banyak indicator yang harus dipenuhi dalam 1
kali pertemuan, sehingga belum tentu dapat terpenuhi.
Indicator-indikator yang dicapai hanya bersifat
pengetahuan semata bukan penerapannya.
Hasil Wawancara
Dari guru : pembelajaran agama hindu hanya sekedar
pengetahuan saja karena untuk prakteknya sudah dilakukan sehari-hari. Dalam
pembelajaran kadang-kadang menggunakan media pengajaran.
Dari Siswa :
siswa bisa menghafal materI yang dipelajari karena dilaksanakan dalam kegiatan
sehari-hari
Pengamatan
Dari aktivitas pembelajaran yang kami amati, guru
sudah mampu mengkondisikan sebagian besar siswa dengan suara yang cukup keras
dan berwibawa. Namun ada beberapa siswa yang masih belum bias dikondisikan
karena gaduh dan sibuk dengan aktivitas pribadi mereka. Terutama siswa yang
jauh dari jangkauan guru terutama di belakang.
Keaktifan siswa sudah terlihat dengan antusiasnya
siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru. Mereka berlomba mengangkat tangan
untuk menunjukkan pada guru bahwa mereka mampu menjawab pertanyaan dari guru.
Ada sebagian kecil siswa yang tidak terlihat antusias, mereka masih takut untuk
menggungkapkan pendapat mereka. Guru mengatasinya dengan kadang menunjuk siswa
yang tidak antusias tersebut.
Meskipun siswa terlihat sangat aktif namun guru belum
menggunakan pembelajaran inovatif dalam peruses belajar mengajar. Metode yang
digunakan guru masih menggunakan metode knvensional. Pengrtahuan dalam
pembelajaran masih berasal dari satu arah, yaitu dari guru saja. Siswa hanya
diberi,diberi dan diberi. Metode yang digunakan adalah metode ceramah yang di
saambung Tanya jawab.
Kendala-kendala
Dari kelas 3A : saat kami observasi kelas tersebut
melaksanakan ulangan harian, sehingga kami tidak bias mengadakan observasi.
Dari kelas 3B :
saat kami observasi kelas ini mengadakan proses belajar mengajar dengan mata
pelajaran Agama Hindu. Jadi kami hanya bias mengamati 1 mata pelajaran saja.
Jadi kami tidak bias mengamati apakah di kelas 3 menggunakan pembelajaran
tematik ataupun tidak.
3. Kelas IV
Pelaksanaan
Kelompok kami mendapat bagian mengobservasi kelas
IV,Kebetulan SD yang kami observasi adalah siswa inti dan jumlsh siswanya juga
banyak.Untuk kelas IV ada dua kelas yaitu kelas IVA dan IVB, jam pertama kami
mengobservasi ke kelas IVA kemudian jam kedua masuk ke kelas IVB.
Hasil Observasi
Ternyata pada waktu kami observasi pembahasan materi
telah selesai,kegiatan yang di lakukan dalam kelas hanya mengulang materi
dengan latihan soal-soal,Sehingga penggunaan pembelajaran inovatif tidak
terlihat langsung.Dan kami memperbanyak data dengan melihat RPP,Silabus dan
wawancara langsung dengan guru dan siswa yang bersangkutan.
Kelas IVA
Guru kelas:Ni Wayan Yasmini
NIP :132007402
Kegiatan
:Bahasa Indonesia(Menulis surat pribadi)
Hasil Wawancara dan Pengamatan.
Dari Guru:Dalam mengajarkan materi menulis surat
pribadi ,guru sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dalam
RPP.Dan belum sepenuh
Nya menggunakan
pembelajaran inovatif dalam mengajarkannya.
Hanya untuk meyakinkan siswa benar-benar memahami dan
mampu membuat surat tersebut, maka guru menyuruh siswa membuat surat untuk
kerabatnya yang jauh dan di kirimkan langsung ke alamatnya. Dan banyak yang
mendapat balasan.
Dari Siswa:Tujuan dari pembelajaran tercapai,terlihat
dari siswa mampu menulis surat pribadi. Dan siswa merasa senang
telah mampu menulis surat dan memgirimnya serta mendapat balasan.
Kelas IVB
Guru Kelas:Ni Ketut NetriASIH,AMaPD
NIP
:196611061989032014
Kegiatan
:Pendidikan Kewarganegaraan(Pemerintahan Desa,Kecamatan,Kabupaten/Kota)
Hasil Wawancara dan Pengamatan
1.Dari Guru:Dalam mengajarkan materi tersebut,sudah
runtut dengan langkah pembelajaran dalam RPP,guru tidak hanya
menggunakan metode ceramah saja ttetapi juga menggunakan
media/alat peraga berupa struktur atau bagan pemerintahan
desa,kecamatan,kabupaten/kota dan menggunakan peta provinsi.Guru juga belum
sepenuhnya menggunakan pembelajaran inovatif dalam
PBM.
2.Dari Siswa :Tujuan dari pembelajaran telah tercapai
terlihat dari siswa mampu mengerjakan soal dalam LKS dan hafal
tentang susuna pemerintahan desa,kecamatan,kabupaten dan kota.
Pengelolaan Kelas
Kendala-kendala dalam pengelolaan kelas
Dari kedua kelas yang kami amati,kendala yang di
hadapi hampir sama yakni:
Jumlah siswa yang banyak sekitar 40 siswa dalam
kelasnya mengakibatkan sulitnya guru menyampaikan materi,sehingga pembelajaran
kurang efektif.
Guru sulit mengkondisikan kelas,apabila siswa sudah
mulai jenuh dengan kegiatan pembelajaran.
Pada waktu kami observasi ada siswa yang bertengkar
yang mengakibatkan salah satu siswa ada yang mrenangis,melihat hal itu guru
bertindak tegas dengan cara memberi penguatan kepada anak yang menangis dan
memberi nasehat agar tidak membuat keributan lagi.
Kelas V
Dari hasil observasi yang kami
lakukan di SD Nomor 1 Ubung pada kelas 5B, didapatkan data-data seperti berikut
:
Jumlah siswa seluruhnya 43 anak dengan rincian :
21 siswa putra
22 siswa putri
Fasilitas yang ada di dalam kelas :
1 papan tulis beserta alat tulisnya
1 pasang meja dan kursi guru
22 pasang meja dan kursi siswa
1 pajangan data kelas
1 rak buku bacaan
1 lemari
1 papan pajangan hasil karya siswa
1 tempat minum ( gallon air mineral )
Dan pajangan kelas lainnya seperti : gambar presiden
dan wakil presiden, pancasila, pahlawan, semboyan, dll.
Pembelajaran di kelas
Pra pembelajaran
Sebelum masuk kelas siswa berbaris di depan kelas
terlebih dahulu dan disiapkan oleh ketua kelas, kemudian siswa masuk kelas satu
persatu.
Siswa duduk dengan posisi siswa putra dan putri
berdampingan atau bersebelahan.
Setelah guru masuk kelas siswa disiapkan untuk berdo’a
bersama kemudian memberi salam pada guru.
Perlu diketahui bahwa di SD Nomor 1 Ubung siswa tidak
hanya dibimbing oleh 1 guru saja yang sekaligus sebagai wali kelas, tapi 1
mapel dipegang oleh 1 guru.
Pembelajaran inti
Guru memberi tahu siswa tentang materi yang akan
dibahas hari itu.
Siswa aktif dan antusias saat pembelajaran
berlangsung. Hal itu terbukti saat guru memberikan pertanyan pada siswa, banyak
siswa yang ingin menjawab.
Suasana kelas cukup ramai dan ada beberapa siswa yang
berbicara dan bercanda dengan temannya serta tidak memperhatikan penjelasan
dari guru.
Pembelajaran akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
Guru memberi evaluasi bagi siswa
Guru menutup pelajaran dengan do’a bersama.
Dari data yang diperoleh di atas, maka kami
menyimpulkan bahwa pembelajaran yang berlangsung di kelas 5B SD Nomor 1 Ubung
sudah cukup baik dan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Namun
pembelajaran terlihat kurang efektif karena jumlah siswa yang terlalu banyak
sehingga guru kurang menguasai kelas .
Kelas VI
Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan observasi di SD No.1 Ubung Denpasar perencanaan
pembelajaran sudah terkoordinasi dengan baik. Perencanaan pembelajaran sudah
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Perencanaan pembelajaran tersebut
meliputi pembuatan Silabus dan Rpp.Silabus dan Rpp yang ada di SD No.1 Ubung
dibuat oleh perkumpulan guru-guru di kota Denpasar dan diterbitkan oleh dinas
pendidikan.Hasil dari perkumpulan terrsebut,Rpp dilaksanakan di masing-masing
sekolah,salah satunya SD No.1 Ubung Denpasar.
RPP yang diterapkan di kelas VI telah memperlihatkan
proses pembelajaran yang aktif dan kreatif. Namun,dalam kenyataannya penerapan
dari Rpp tersebut belum terealisasi dengan baik.Pembelajaran yang dilaksanakan
pada siswa kelas VI SD No.1 Ubung masih terkesan bersifat konvensional.
Pembelajaran terfokus pada keaktifan guru sebagai model di depan kelas.Beberapa
metode yang sering digunakan adalah ceramah dan tugas. Pengembangan kemampuan
siswa masih sangat minim dikarenakan tidak adanya pendekatan inovatif yang
diterapkan pada siswa kelas VI di SD No.1 Ubung.
Perencanaan pembelajaran yang dijadikan peganagan bagi
tiap guru kelas sudah dirasa cukup baik dan mengarah pada peningkatan
kompetensi siswa. Walau dalam hal ini,teori dan praktek terlihat perbedaan yang
cukup signifikan. Perencanaan pembelajaranpun tidak terbatas pada Silabus dan
Rpp saja,namun perencanaan dan persiapan dari guru,murid,media,dan bahan ajar.
Persiapan dari guru pada kelas VI di SD No.1 Ubung menjadi sangat penting,baik
dari persiapan fisikdan mental karena bukanlah suatu hal yang tabu,bahwa
prestasi UAS BN akan menjadi tolak ukur keberhasilan guru dalam mengajar.
Perencanaan tersebut juga akan terealisasi dengan baik jika persiapan murid
diperhatikan,karena murid adalah objek yang dijadikan penelitian dalam setiap
tingkat keberhasilan kelas. Bahan ajar yang dipersiapkan pada kelas VI di SD
No.1 Ubung menggunakan buku-buku referensi dari penerbit-penerbit lain selain
dari sekolah. Penggunaan media oleh guru terlihat kurang lengkap dan jarang
memanfaatkannya.
Pelaksanaan Pembelajaran
Pada observasi hari rabu tanggal 2 Desember 2009 di SD
No.1 Ubung menghasilkan beberapa data salah satunya hasil pengamatan
pelaksanaan pembelajaran. Dikarenakan program pembelajaran pada kunjungan itu
adalah pra ujian semester,sehingga pengamatanpun tidak dapat tercapai dengan baik.
Solusi dari keadaan tersebut adalah mencari data lewat wawancara dari guru
kelas.saat itu yang mengajar di kelas VI A adalah Ibu Sulastri yang notabene
beliau itu giru kelas VI B yang pada saat itu mengajar matematika di kelas VI A
sehingga sebagai usaha untuk pencapaian pengamatan tersebut akhirnya Ibu
Sulastri lah tujuan akhir dalam wawancara tersebut. Tetapi untuk lebih
memperluas hasil observasi, kami juga mengamati kelas VI lain yang sedang
melaksanakan pembelajaran yaitu kelas VI C yang pada saat itu masih belajar
Bahasa Inggris. Dari hasil wawancara Ibu Sulastri tersebut,berikut data yang
diamati antara lain:
Kegiatan pra pembelajaran
Guru mempersiapkan siswa untuk belajar
Melakukan apersepsi sebelum pelajaran berlangsung
sesuai materi yang akan diajarkan pada pertemuan itu.
Kegiatan Inti
Guru memberikan materi pada siswa
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
Guru menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan
hierarki belajar dan karakter siswa
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
Guru tidak menggunakan pendekatan atau strategi
pembelajaran
Pembelajaran masih bersifat konvensional
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai
Melaksanakan pembelajaran yang runtut
Guru dapat menguasai kelas
Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan sikap
positif
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan
Guru kurang memanfaatkan media
Guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran
Kondisi belajar tidak kurang menumbuhkan partisipasi
siswa
Guru kurang bisa menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
siswa dalam belajar
Guru menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Guru memantau kemajuan belajar selama proses
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
atau tujuan yaitu penilaian tertulis dan proses
4. Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa lisan dan tulis dengan jelas,baik
dan benar
Menyampaikan pesan dengan gaya bahasa yang sesuai
5. Penutup
Guru melakukan refleksi atau membuat rangkuman tapi
kurang melibatkan siswa
Memberikan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi atau pengayaan
Dari data yang diamati tersebut bahwa SD No.1 Ubung
Denpasar masih bersifat konvensional dan belum menerapkan model pembelajaran
inovatif. Permasalahan tersebut timbul bukan karena kesengajaan pihak sekolah
maupun guru kelas namun karena adanya beberapa masalah yang ada pada
siswa,antara lain:
Siswa kurang berpartisipasi dalam kelas.
Sebagian besar siswa diam dan tidak mau bertanya
ketika diberi materi.
Adanya rasa ketidakpercaya dirian pada diri siswa.
Sebagian besar siswa kesulitan dalam menyerap materi
pelajaran matematika.
Masalah itu muncul karena beberapa latar belakang
siswa,diantaranya:
Sebagian besar siswa berasal dari keluarga ekonomi
cukup,yaitu orang tua bermata pencaharian sebagai pedagang yang bekerja dari
pagi hingga sore.
Tidak adanya peran serta orang tua dalam memperhatikan
tingkat akademik siswa.
Daya pikir siswa yang masih rendah.
Hasil Belajar
Jumlah siswa di kelas VI A SD No.1 Ubung adalah 33
anak.Dikelas VI A sebanyak 70 % mudah menyerap materi dan 20 % diantaranya
masih sulit menyerap materi dan kemampuan siswa dibawah standar. Dari hasil
belajar kelas VI A sudah bisa dikategorikan
baik namun guru kelas masih mempunyai tanggung jawab lain yaitu berusaha
meningkatkan prestasi belajar siswa yang masih kurang atau dibawah standar.
Menurut salah satu guru kelas di SD No.1 Ubung memberikan pembinaan pada murid
selama 1 jam untuk menghadapi UAS BN. Hal ini merupakan program sekolah guna
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI yang dirasa tiap tahun semakin
menurun. Dari hasil pengamatan hasil belajar siswa dikelas tersebut, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang di bawah
standar,antara lain :
Sarana dan prasarana yang kurang memadai
Pendidik atau guru bellum menguasai model – modeal
pembelajaran
Lingkungan sekolah yang sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai pelaku pedagang,karena terletak didaerah wisata
Kelemahan daya pikir siswa itu sendiri
Peran serta orang tua yang tidak maksimal karena
kesibukan orang tua yang bermata pencaharian sebagai pedagang
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
Pelaksanaan PSM
( Peran Serta Masyarakat ) di SD No. 1 Ubung Denpasar sudah baik karena adanya
dukungan kelembagaan masyarakat yang
meliputi Komite sekolah,tokoh masyarakat,tokoh agama, tokoh kesenian, dunia
usaha,dan alumni.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam usaha
pengembangan sekolah, pengembangan kurikulum, dan peningkatan mutu pendidikan.
Peran serta masyarakat di SD No. 1 Ubung sangat baik
ditunjukkan dengan banyaknya unsur kelembagaan masyarakat yang mendukung
pelaksanaan kebiakan SD.
Unsur kelembagaan masyarakat antara lain komite
sekolah, tokoh adat, tokoh agama, paguyuban, dunia usaha – dunia industry,
kelompok kesenian, dan alumni.
Pelaksanaan MBS Di SD No.1 Ubung Denpasar berjalan
dengan baik dalam hal organisasi sekolah,proses pembelajaran,sumberdaya dan
administrasi.
MBS merupakan suatu kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, dengan kewenangan
dan kebijaksanaan yang sepenuhnya diberikan kepada kepala sekolah, guru, dan
masyarakat termasuk orang tua murid untuk merencanakan dan mengelola urusan
sendiri dalam sekolah termasuk keuangan sekolah, proses belajar mengajar yang
pakem, para pendidik yang lebih meningkatkan kemampuan dan peran serta
masyarakat untuk membantu kemajuan sekolah.
Pada umumnya, pelaksanaan
MBS di SD Nomor 1 Ubung telah berjalan dengan baik dalam hal organisasi
sekolah, proses pembelajaran, maupun sumber daya dan administrasi sekolah.
Pembelajaran inovatif di SD No. 1 Ubung Denpasar belum
berjalan dengan baik, terutama dalam pembelajaran dikelas tinggi belum
melaksanakan pembelajaran inovatif,sedangkan dikelas rendah sudah cukup baik.
Hal ini karena keterbatasan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana serta
pengetahuan.
Saran
Dari simpulan diatas disarankan, kepala sekolah
diharapkan dalam implementasi program kebijakan di sekolah menjalin kerjasama
yang baik dengan komite sekolah dan unsur masyarakat lain dan meningkatkan
kerjasamanya untuk mensukseskan program sekolah. Komite sekolah diharapkan
lebih meningkatkan sensitivitas terhadap persoalan yang terjadi di masyarakat,
guru diharapkan dapat menjalin hubungan dengan paguyuban dengan tujuan
meningkatkan mutu pembelajaran.
Selain itu walaupun
pelaksanaan MBS di SD Nomor 1 Ubung sudah dirasa baik, tapi masih juga ada
beberapa hal yang kurang. Maka, kami menyarankan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di SD Nomor 1 Ubung pada khususnya dan dunia pendidikan pada
umumnya.
Adapun saran – saran
tersebut di antaranya :
Senantiasa mempertahankan
mutu sekolah dengan menambah metode –metode yang bervariasi melalui kegiatan
diklat yang diikuti secara rutin oleh para guru sehingga akan tercipta suasana
belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa.
Meningkatkan transparansi
sekolah dalam setiap pengambikan kewenangan mengatur dan mengurus sekolah,
mengambil keputusan, mengelola setra memimpin dan mengontrol sekolah
0 komentar:
Post a Comment