Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Friday, 27 June 2014

Laporan KKL PGSD Lengkap



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia, calon pendidik sekolah dasar harus dapat bersikap profesional. Supaya kita dapat mencetak dan menghasilkan calon generasi penerus bangsa yang mampu berperan dan bersaing dengan bangsa lain di era globalisasi ini. Seorang calon guru sekolah dasar harus mampu dan profesional dalam melaksanakan tugas, baik dalam memanajerisasi maupun malaksanakan tugas pembelajaran.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, Universitas Negeri Semarang telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang harus didapatkan oleh seorang mahasiswa calon guru sekolah dasar melalui beberapa kegiatan, dan kegiatan awal yang dilakukan adalah KKL ( Kuliah Kerja Lapangan ).
Kuliah Kerja Lapangan ( KKL ) adalah serangkaian kegiatan yang memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk dapat mengenal lingkungan sekolah dasar secara langsung, baik lingkungan fisik, non fisik, serta pola tingkah laku dalam pembelajaran dan peran serta masyarakat. Kegiatan KKL dilaksanakan melalui beberapa metode diantaranya wawancara, observasi, diskusi, dan dokumentasi.
Ada tiga elemen khusus yang dipelajari dalam kegiatan KKL yaitu manajemen berbasis sekolah ( MBS ), peran serta masyarakat ( PSM ), dan praktik penerapan kurikulum di sekolah ( khususnya dalam pembelajaran inovatif ).
Guna menggali pengetahuan tentang tiga hal tersebut mahasiswa PGSD FIP UNNES mengadakan Kuliah Kerja Lapangan ( KKL ) ke SD percontohan yang ada di kota Denpasar, propinsi Bali. Setelah mengunjungi SD No. 1 Ubung Kecamatan Denpasar Utara mahasiswa diharapkan mampu mengambil ilmu yang nantinya dapat diterapkan di SD tempat mahasiswa mengajar sehingga dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan konsep, teori, dan pengetahuan dalam pembelajaran.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
 Apakah landasan teori dari PSM dan MBS ?
 Apakah yang dimaksud dengan Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS )?
 Bagaimanakah implementasi PSM, MBS dan Pembelajaran Inovasi di SD No. 1 Ubung ?
 Bagaimana hasil setelah diterapkannya PSM, MBS dan Pembelajaran Inovasi di SD No. 1 Ubung ?
Tujuan
Laporan ini kami susun sebagai hasil dari observasi Kuliah Kerja Lapangan.
( KKL ) di SD No. 1 Ubung Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar tentang penerapan manajemen berbasis sekolah ( MBS ), peran serta masyarakat ( PSM ), dan pembelajaran inovatif.

BAB II
HASIL PENGAMAMATAN
Landasan Teori
Pendidikan sekolah dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam pengembangan sekolah, tetapi juga untuk memperbaiki mutu dalam rangka pembentukan peran-peran social melalui berbagai bentuk partisipasinya dalam kelembagaan pendidikan. Gorton (1976) menandaskan bahwa untuk membangun sekolah yang efektif perlu melibatkan peran serta masyarakat.
Selain itu di Indonesia, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) mulai dikenal pada tahun 1999. Awalnya dimulai dari kerja sama Unicef, UNESCO, dan Depdiknas dalam hal ini  Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Program rintisan MBS itu bernama creating learning community for children (CLCC) atau "menciptakan masyarakat peduli pendidikan anak".
Program CLCC bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan model untuk memberdayakan SD melalui pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS), metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), dan peran serta masyarakat (PSM) dalam lingkungan sekolah yang ramah anak (child-friendly school).
Kegiatan ini berlandaskan asumsi bahwa sekolah akan meningkat mutunya jika kepala sekolah, guru, dan masyarakat termasuk orangtua siswa diberikan kewenangan yang cukup besar untuk mengelola urusan sendiri, termasuk perencanaan dan pengelolaan keuangan sekolah, proses belajar - mengajar menjadi aktif dan menarik, para pendidiknya lebih ditingkatkan kemampuannya dan masyarakat sekitar sekolah ikut aktif dalam urusan persekolahan secara umum.
Pada manajemen berbasis sekolah, sekolah memiliki otonomi (kemandirian) untuk berbuat yang terbaik bagi sekolah. Ketergantungan pada tingkat pusat makin kecil, sehingga sekolah harus dewasa dan meyakini bahwa perubahan pendidikan tidak akan terjadi jika sekolah sendiri tidak berubah. Tentu saja kemandirian ini menuntut kemampuan sekolah untuk mengatur dan mengurus sekolahnya menurut prakarsanya sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.
Kegiatan PSM di SD No. 1 Ubung
Implementasi PSM di SD No. 1 Ubung
Berdasarkan observasi langsung, wawancara mendalam dengan wakasek bidang hubungan masyarakat dan beberapa orangtua siswa serta studi dokumentasi, peran serta masyarakat di SD No 1 Ubung Denpasar Utara Kota Denpasar sangat baik. Hal ini ditunjukkan adanya bentuk kelembagaan masyarakat dalam pengembangan sekolah, pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah.
Unsur kelembagaan masyarakat tersebut terdiri dari:
Komite Sekolah merupakan wadah peran serta masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan, mendukung program  sekolah dengan ikut membuat RAPBS, sampai memikirkan penggalangan dana, implementasi RAPBS yang dijabarkan dalam program sekolah dalam bidang sarana dan prasarana sekolah tersebut.
Dari peran-peran tersebut mencerminkan bahwa komite sekolah mempunyai empat fungsi pokok yaitu sebagai pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan, pendukung baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan, dan sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat di satuan pendidikan, sampai dengan mengevaluasi hasil. Ketua dan pengurus komite sekolah SD No. 1 Ubung ini dipilih dari perwakilan orang tua siswa, bagian merupakan tokoh agama dan tokoh adat masyarakat di daerah setempat, dengan tujuan supaya pengurus komite terutama ketua komite sekolah dapat mengetahui perkembangan dan kemajuan SD.
Paguyuban Kelas bertujuan membantu meningkatkan mutu dalam proses pembelajaran. paguyuban di SD No. 1 Ubung ini pada dasarnya dilaksanakan dalam kegiatan KKG bersama dengan SD lain dalam satu atau beberapa gugus.
Dunia Usaha – Dunia Industri (DUDI) dapat menunjang kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan sarana prasarana sekolah. Di SD No 1 Ubung DUDI dikembangkan dalam wujud kantin sekolah dengan tujuan siswa dapat beristirahat dan jajan di lingkungan sekolah, tidak perlu keluar dari lingkungan sekolah yang dapat berisiko.
Kelompok kesenian juga berperan serta dalam pengembangan bakat, kreativitas masing-masing siswa, melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kesenian yang dikembangkan adalah mekidung/ megeguritan dan menabuh. Untuk seni tari guru memberi kesempatan siswa untuk masuk dalam sanggar yang ada di sekitar tempat tinggal mereka melalui persetujuan dari orang tua.
Selain itu juga ada kelompok alumni yang membantu pengembangan sarana dan prasarana pendidikan. Misalnya, dalam pembangunan perpustakaan dan laboratorium computer beberapa alumni dari SD No 1 Ubung bertindak sebagai donatur.
Ada juga instansi lain dari pemerintah, seperti UPT menjadi nara sumber untuk pembelajaran, membantu dana untuk mengikuti kejuaraan dari tingkat kota sampai nasional. Selain itu juga ada yayasan yang membantu siswa dari keluarga dengan tingkat ekonomi kurang mampu.
Peran serta masyarakat dalam pengembangan kurikulum antara lain pemiihan kurikulum muatan local di SD No. 1 Ubung adalah bahasa nggris yang didasarkan pada pentingnya bahasa Inggris bagi kemajuan siswa. Selain itu juga pengembangan kurikulum life skill disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Dalam kegiatan ekstrakurikuler peran serta masyarakat (komite, paguyuban, alumni ataupun instansi lain) membantu dana, tenaga, pada waktu kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu paguyuban juga dapat berperan sebagai nara sumber. Pelatih kegiatan ekstrakurikuler.
Peran serta masyarakat dalam mengningkatkan mutu pendidikan juga sangat penting. Pencapaian keberhasilan akademik nilai UAN tinggi dan  diterimanya siswa siswi SD No.1 Ubung di sekolah menengah pertama yang favorit tidak dapat terlepas dari peran serta komite sekolah dan paguyuban yang senantiasamemikirkan peningkatan mutu sekolah dan program pembelajarannya.
Dalam bidang non akademik, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan terutama dalam bidang seni dan olahraga. Seperti telah disebutkan sebelumnya SD No. 1 Ubung mengadakan kegiatan ekstrakurikuler mekidung dan menabuh, dengan persetujuan komite sekolah, paguyuban berperan untuk melatih ketrampilan siswa. Peran serta masyarakat juga membantu terselenggaranya kegiatan ekstrakurikuler pencak silat, senam lantai, dan catur dimana komite dan sebagian wali murid membantu pengadaan sarana prasarana kegiatan tersebut.
Dalam bidang sarana dan prasarana, komite dan instansi lain membantu pengadaan sarana dan prasaran sekolah, monitoring dan  mengevaluasi pembelajaran anak. Sselain itu jugakomite melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakandan pelaksanaan program sekolah dan memantau kinerja sekolah.
Secara umum, peran serta masyarakat dalam pendidikan sekolah dasar adalah penggunaan jasa pelayanan yang tersedia, memberikan kontribusi dana, bahan dan tenaga, konsultansi, pelayanan, pelakasanan kegiatan yang didelegasikan, dan pengambilan keputusan.
Peran serta masyarakat di SD No. 1 Ubung sangat baik juga tercermin dengan dilaksanakannya forum kelas secara rutin pada akhir semester dimana setiap orang tua murid dikumpulkan untuk mengevaluasi hasil belajar putra-putrinya selain itu wali murid juga diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengkritisi kinerja kepala sekolah, guru, dan karyawan bahkan untuk meningkatkan mutu pendidikan kepala sekolah mengambil kebijakan untuk menerima sumbang saran dari orang tua siswa, kebijakan lain yang diambil kepala sekolah adalah tidak adanya penentuan jumlah besarnya sumbangan untuk sekolah ( bersifat fleksibel ) disesuaikan dengan keadaan ekonomi orang tua siswa, bahkan ada juga yang bebas dari sumbangan tersebut apabila tidak mampu.

Cara Menggerakkan PSM
Ada beberapa cara yang ditempuh SD No. 1 Ubung untuk menggerakkan PSM :
Sekolah lebih aktif dalam melibatkan komite sekolah atau masyarakat dalam berbagai kegiatan sekolah.
Sekolah lebih aktif mengadakan dialog tentang perkembangan sekolah dengan melibatkan komite atau pemangku adat sekitar yang peduli dengan pendidikan.
Sekolah harus lebih transparan dan akuntabel dalam semua kegiatan termasuk pengelolaan keuangan.
Sekolah harus bersedia menerima masukan, kritik, dan saran demi peningkatan mutu pendidikan.

Kegiatan MBS
Karakteristik MBS
Karakterisik sekolah yang melaksanakan MBS:
1. Proses belajar - mengajar yang efektivitasnya tinggi.
2. Kepemimpinan sekolah kuat.
3. Lingkungan sekolah aman dan tertib.
4. Pengelolaan tenaga kependidikan efektif.
5. Memiliki budaya mutu.
6. Memiliki tim kerja yang kompak, cerdas, dan dinamis.
7. Memiliki kewenangan (kemandirian).
8. Partisipasi tinggi dari warga sekolah dan masyarakat.
9. Memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen.
10. Memiliki kemauan untuk berubah.
11. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.
12. Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan.
13. Memiliki komunikasi yang baik.
14. Memiliki akuntabilitas.
15. Memiliki kemampuan menjaga keberlanjutan.
Penerapan MBS di SD No. 1 Ubung
Kegiatan KKL ke Bali dilaksanakan kurang lebih selama 5 hari. Pelaksanaannya dimulai dari tanggal 30 November - 4 Desember 2009. Pada makalah ini, kegiatan yang dilakukan selama KKL adalah mencari dan menggali tentang pelaksanaan MBS di SD No. 1 Ubung. Seperti yang dikemukakan pada rumusan masalah yang pertama, karakteristik MBS mencakup beberapa hal. Berdasarkan hasil dari observasi penerapan MBS di SD No. 1 Ubung. Karakteristknya dapat dijabarkan sebagai berikut :
 Proses belajar mengajar yang efektifitasnya tinggi
KBM sudah berlangsung secara efektif dan menyenangkan.
Kegiatan ekstrakurikulernya sudah beragam (terlampir)
 Kepemimpinan sekolah yang kuat
pihak sekolah terutama kepala sekolah di anggap sebagai ketua adat (banjar) bagi masyarakat sekitar. Dimana segala sesuatu yang menyangkut tentang pendidikan yang ada diruang lingkup sekolah menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak sekolah.
 Lingkungan sekolah aman dan tertib
Sudah tertib dan aman, sesuai dengan tata tertib yang berlaku pada SD No. 1 Ubung (terlampir)
Pengelolaan tenaga kependidikan efektif
Pembagian tugas guru dan pegawai di atur oleh kepala sekolah. Setiap tahun kepala sekolah mengeluarkan SK (terlampir) untuk penugasan guru dan pegawai pada bidang-bidang yang telah ditentukan. Kepala sekolah menentukan tugas guru dalam mengajar dan tugas lain diluar mengajar dengan memperhitungkan kemampuan dan jumlah jam mengajar guru.
 Memiliki budaya mutu
Melestarikan budaya sendiri
Contoh :
-  ketika saat akan memulai pelajaran membudayakan sikap saling menghormati antar umat beragama. Bagi yang beragama hindu dipersilahkan untk berdoa terlebih dahulu, dan bagi yang beragama islam duduk diam. Begitu juga sebaliknya.
-  pada saat perayaan hari besar agama, sekolah mewajibkan siswa untuk memakai pakaian adat
 Memiliki tim kerja yang kompak, cerdas dan dinamis.
di setiap minggu diadakan pertemuan KKG untuk meningkatkan kualitas dewan guru (terlampir)


 Memiliki kewenangan (kemandirian)
hal ini belum tercapai sepenuhnya. Terlihat pada pengalokasian dana BOS yang masih ditentukan oleh pemerintah pusat. Sehingga menyebabkan terhambatnya ide-ide yang muncul dari pihak sekolah akibat dari kurangnya dana.
 Partisipasi tinggi dari warga sekolah dan masyarakat
setiap tahun ajaran baru SD No. 1 Ubung mengadakan rapat 
 Memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen.
Setiap aktifitas yang berhubungan dengan menejemen sekolah harus dilengkapi dengan laporan sebagai bentuk dari pertanggungjawaban. Sebagai contoh, dalam setiap penggunaan dana BOS disertakan laporan. Laporaqn BOS disosialisasikan kepada komite sekolah.
Memiliki kemauan untuk berubah.
Adanya rencana membangun laboratorium komputer sebagai salah satu upaya untuk menciptakan perubahan dalam kegiatan pembelajaran. agar pelaksanaan proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan siswa dapat mengikuti perkembangan teknologi.
Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.
Guru melakukan evaluasi, analisis, perbaikan bagi yang berkemampuan kurang, serta pengayaan bagi yang berkemampuan lebih kepada siswa. Kerja guru juga dinilai oleh kepala sekolah. Setelah itu diadakan evaluasi dan perbaikan kinerja guru.
Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan.
Tanggap terhadap kebutuhan sekolah dan berusaha untuk memenuhinya. Walaupun belum sepenuhnya terealisasi. Contoh :
Kurangnya komputer untuk membantu kegiatan pembelajaran diatasi dengan mengalokasikan dana BOS untuk memenuhinya.
Kurangnya buku – buku di perpustakaan disosialisasikan kepada wali murid dengan harapan wali murid dengan tingkat ekonomi tinggi bersedia menyumbangkan buku.
Memiliki komunikasi yang baik.
Memelihara komunikasi intern antar warga sekolah maupun pihak luar sekolah
( masyarakat ), maupun dengan sekolah lain.
Struktur pengurus forum komunikasi sekolah ( terlampir )
Memiliki akuntabilitas.
Dapat mempertahankan mutu, kinerja, dan prestasi belajar.
Dapat mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan kepada publik.
Memiliki kemampuan menjaga keberlanjutan.
Setiap program dilaksanakan secara berkelanjutan. Baik dalam hal organisasi, kegiatan pembelajaran, maupun administrasi sekolah.
Pembelajaran Inovatif / KBK
Kelas 1B
Perencanaan
Guru selalu merencanakan dan merancang pengajaran yang akan diberikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya rencana pembelajaran dan pelajaran yang merupakan bagian dari unit yang lebih panjang yang sudah direncanakan oleh guru.
Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pra pembelajaran
Sebelum memasuki kelas, siswa kelas 1 SD Nomor 1 UBUNG berbaris dengan rapi di depan kelas. Mereka masuk ke dalam kelas satu persatu dan bersalaman dengan guru.
Kegiatan inti pembelajaran
Penguasaan materi pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran guru terlihat menguasai materi pembelajaran. Guru juga menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hierarki belajar dan karakter siswa, tetapi dalam kegiatan pembelajaran guru belum mengaitkan materi dengan pengetahuan lain.
Pendekatan/ strategi pembelajaran
Guru menggunakan pendekatan tematik dalam melaksanakan pembelajaran. Pendekatan tematik merupakan, suatu pendekatan yang mengaitkan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain dalam satu tema yang sama. Jadi dalam kegiatan pembelajaran guru selalu mengajar dalam satu tema.
Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan pendekatan tematik adalah anak tidak bisa fokus dalam pembelajaran, karena dalam tematik semua bidang studi tergabung dalam satu tema yang sama. Kendala yang lain adalah materi yang akan diajarkan harus sudah diberitahukan kepada siswa pada hari sebelumnya. Selain itu orang tua juga sulit dalam mengikuti dan menemani anak belajar dengan pendekatan tematik.
Dalam proses pembelajaran, guru harus menguasai kelas. Guru tidak hanya terpaku di depan kelas, akan tetapi selalu berkeliling agar suasana kelas tetap kondusif. Guru juga hafal nama dan karakter tiap anak, sehingga guru tahu anak yang suka ramai, anak yang sulit diatur. Hal ini memudahkan guru dalam menguasai kelas karena guru benar-benar hafal dengan semua muridnya.
Pemenfaatan sumber belajar/ media pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar guru tidak selalu mengguanakan media, guru hanya menggunakan media pada mata pelajaran tertentu dan pada materi tertentu pula. Misalnya guru menggunakan media dalam mengajarkan materi pengenalan bangun ruang. Dan media sudah disediakan oleh sekolah yang disimpan di ruang guru. Media diambil ketika guru akan mengajar.
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
Dalam proses pembelajaran guru selalu melibatkan siswa sehingga menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam setiap proses pembelajaran. Ketika guru mengajukan pertanyaan atau memberi penugasan pada siswa. Hampir semua siswa mengangkat tangan, dan guru juga menunjukkan sikap yang terbuka terhadap respon dan jawaban siswa.
Penilaian proses dan hasil belajar
Guru memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran. Di kelas 1B SD Nomor 1 Ubung ini terbagi menjadi 4 banjar tempat duduk, deret tempat duduk 1, 2, 3 berisi siwa yang sudah bisa membaca di urutkan mulai dari yang paling pandai sampai dengan yang biasa-biasa saja, sedangkan deret tempat duduk ke 4 berisi siswa yang belum bisa membaca. Guru selalu memantau kemajuan siswa dalam membaca, jika siswa dari deret bangku 4 sudah bisa membaca mereka bisa pindah ke deret bangku yang samping begitu juga sebaliknya, sehingga para siswa bisa berkompetisi dengan baik.
Penilaian akhir di SD Kelas 1B ini berupa lembar soal dari guru. Siswa secara mandiri membaca soal dan menulis jawabannya sendiri-sendiri.

Penggunaan bahasa
Secara umum guru sudah menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulis dengan jelas, baik, dan benar. Tetapi kadang guru juga masih menggunakan bahasa yang tidak baku. Dalam pembelajaran guru menggunakan gaya bahasa sesuai dengan perkembangan dan kemampuan siswa.
Penutup
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.

Keaktifan Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar
Para siswa di SD Nomor 1 Ubung khusunya kelas 1 sudah cukup aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain sudah ada timbal balik antara guru dengan siswa.
Interaksi antara guru dengan siswa sudah terjalin dengan baik. Pada saat guru menawarkan pertanyaan, siswa-siswa sangat antusias sekali untuk menjawabnya. Para siswa berebut mengacungkan jarinya agar bisa di tunjuk oleh guru. Hal ini terjadi tidak hanya satu atau dua kali saja, tetapi setiap kali pembelajaran sedang berlangsung.
Dengan adanya partisipasi aktif  antara guru dengan siswa, proses kegiatan belajar mengajar di SD Nomor 1 Ubung khususnya kelas 1 berjalan dengan kondusif sesuai dengan rencana.

Pengelolaan Kelas
Di SD Nomor 1 Ubung, khususnya kelas 1, kelasnya diatur semaksimal mungkin dimulai dari pengaturan tempat duduknya yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran, dengan cara melakukan tes masuk sekolah, yaitu tes membaca. Tes membaca ini bertujuan agar pihak sekolah mengetahui siswa mana yang sudah bisa membaca dan siswa mana yang belum bisa membaca. Setelah diperoleh hasil dari tes tersebut maka pihak sekolah mengatur pola duduk siswa dengan cara mengelompokkan antara siswa yang sudah bisa membaca dengan siswa yang belum bisa membaca duduknya di pisah dengan tujuan agar siswa yang sudah bisa membaca tidak terpengaruh oleh siswa yang belum bisa membaca. Pada kelas 1 SD nomor 1 Ubung terdapat satu baris meja yang berisi 8 anak yang belum bisa membaca dan 3 baris meja yang berisi 30 anak sudah bisa membaca.
Guru selalu mengamati perkembangan setiap siwanya dan selalu memberikan reward dan punishment. Guru memberikan reward terhadap siswa yang semula belum bisa membaca kemudian bisa membaca dengan memindah tempat duduk siswa tersebut ke barisan anak-anak yang tergolong pamdai dan dengan memajang hasil kerja siswa dengan nilai terbaik di papan pengumuman kelas.
Sedangkan punishment tersebut diberikan kepada semua siswa yang melakukan kesalahan atau melanggar peraturan, baik peraturan kelas maupun sekolah.
Guna memperlancar komunikasi dengan orang tua dan agar pembelajaran dapat berlangsung  tidak hanya di sekolah saja maka pihak sekolah menggunakan buku penghubung sebagai alat komunikasi antara guru dengan orang tua murid. Buku penghubung ini adalah semacam buku PR (Pekerjaan Rumah) para siswa. Penggunaan buku penghubung ini yaitu dengan siswa memberikan ke orang tua kemudian orang tua membimbing anaknya untuk melakukan atau mengerjakan sesuai perintah yang ada di buku. Peran orang tua disini sangat diperlukan sekali yaitu sebagai pengganti guru di rumah.
Setelah orang tua membimbing dan mendampingi anaknya sampai selesai mengerjakan tugas maka orang tua menandatangani buku penghubung tersebut sebagai bukti kalau anak tersebut sudah mengerjakan tugas dan sudah memberikan buku penghubung tersebut ke orang tuanya. Kemudian esok harinya buku penghubung diserahkan kepada wali kelas untuk diperiksa.
Kegiatan seperti itu dilakukan secara terus-menerus agar proses belajar siswa dapat terkendali.
Kelas III
Pelaksanaan
Kelompok kami mempunyai tugas mengobservasi siswa kelas 3 dalam proses pembelajaran. Sekolah yang kami observasi adalah SD No 1 Ubung , SD tersebut merupakan sekolah yang cukup besar dikarenakan SD teersebut adalah SD inti . Sehingga jumlah siswanya banyak. Hal tersebut membuat s iswa kelas 3 dibagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas 3A dan 3B. Jumlah muridnya rata-rata 40 perkelas.
Hasil Observasi
Saat kami melakukan observasi, pembahasan materi pada kelas tersebut sudah selesai. Kegiatan yang dilaksanakan hanya mengulangi materi dengan latihan-latihan soal, sehingga penggunaan pembelajaran inovatif tidak terlihat langsung. Kami menggambil data ddengan cara:
Melihat RPP
Wawancara dengan murid dan guru kelas 3
Pengamatan dalam pembelajaran
Melihat RPP
Dari RPP yang kami lihat dan kami amati adalah:
Terlalu banyak indicator yang harus dipenuhi dalam 1 kali pertemuan, sehingga belum tentu dapat terpenuhi.
Indicator-indikator yang dicapai hanya bersifat pengetahuan semata bukan penerapannya.

Hasil Wawancara
Dari guru : pembelajaran agama hindu hanya sekedar pengetahuan saja karena untuk prakteknya sudah dilakukan sehari-hari. Dalam pembelajaran kadang-kadang menggunakan media pengajaran.
Dari Siswa  : siswa bisa menghafal materI yang dipelajari karena dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari
Pengamatan
Dari aktivitas pembelajaran yang kami amati, guru sudah mampu mengkondisikan sebagian besar siswa dengan suara yang cukup keras dan berwibawa. Namun ada beberapa siswa yang masih belum bias dikondisikan karena gaduh dan sibuk dengan aktivitas pribadi mereka. Terutama siswa yang jauh dari jangkauan guru terutama di belakang.
Keaktifan siswa sudah terlihat dengan antusiasnya siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru. Mereka berlomba mengangkat tangan untuk menunjukkan pada guru bahwa mereka mampu menjawab pertanyaan dari guru. Ada sebagian kecil siswa yang tidak terlihat antusias, mereka masih takut untuk menggungkapkan pendapat mereka. Guru mengatasinya dengan kadang menunjuk siswa yang tidak antusias tersebut.
Meskipun siswa terlihat sangat aktif namun guru belum menggunakan pembelajaran inovatif dalam peruses belajar mengajar. Metode yang digunakan guru masih menggunakan metode knvensional. Pengrtahuan dalam pembelajaran masih berasal dari satu arah, yaitu dari guru saja. Siswa hanya diberi,diberi dan diberi. Metode yang digunakan adalah metode ceramah yang di saambung Tanya jawab.
Kendala-kendala
Dari kelas 3A : saat kami observasi kelas tersebut melaksanakan ulangan harian, sehingga kami tidak bias mengadakan observasi.
Dari kelas 3B  : saat kami observasi kelas ini mengadakan proses belajar mengajar dengan mata pelajaran Agama Hindu. Jadi kami hanya bias mengamati 1 mata pelajaran saja. Jadi kami tidak bias mengamati apakah di kelas 3 menggunakan pembelajaran tematik ataupun tidak.
3.  Kelas IV
Pelaksanaan
Kelompok kami mendapat bagian mengobservasi kelas IV,Kebetulan SD yang kami observasi adalah siswa inti dan jumlsh siswanya juga banyak.Untuk kelas IV ada dua kelas yaitu kelas IVA dan IVB, jam pertama kami mengobservasi ke kelas IVA kemudian jam kedua masuk ke kelas IVB.
Hasil Observasi 
Ternyata pada waktu kami observasi pembahasan materi telah selesai,kegiatan yang di lakukan dalam kelas hanya mengulang materi dengan latihan soal-soal,Sehingga penggunaan pembelajaran inovatif tidak terlihat langsung.Dan kami memperbanyak data dengan melihat RPP,Silabus dan wawancara langsung dengan guru dan siswa yang bersangkutan.
Kelas IVA
Guru kelas:Ni Wayan Yasmini
NIP              :132007402
Kegiatan   :Bahasa Indonesia(Menulis surat pribadi)

Hasil Wawancara dan Pengamatan.
Dari Guru:Dalam mengajarkan materi menulis surat pribadi ,guru sudah sesuai                                                                                        dengan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP.Dan belum sepenuh
 Nya menggunakan pembelajaran inovatif dalam mengajarkannya.
Hanya untuk meyakinkan siswa benar-benar memahami dan mampu membuat surat tersebut, maka guru menyuruh siswa membuat surat untuk kerabatnya yang jauh dan di kirimkan langsung ke alamatnya. Dan banyak yang mendapat balasan.

Dari Siswa:Tujuan dari pembelajaran tercapai,terlihat dari siswa mampu menulis                      surat pribadi. Dan siswa merasa senang telah mampu menulis surat                                dan memgirimnya serta mendapat balasan.
Kelas IVB
Guru Kelas:Ni Ketut NetriASIH,AMaPD
NIP            :196611061989032014
Kegiatan    :Pendidikan Kewarganegaraan(Pemerintahan                                                                                                      Desa,Kecamatan,Kabupaten/Kota)
Hasil Wawancara dan Pengamatan
1.Dari Guru:Dalam mengajarkan materi tersebut,sudah runtut dengan langkah                      pembelajaran dalam RPP,guru tidak hanya menggunakan metode                             ceramah saja ttetapi juga menggunakan media/alat peraga berupa                           struktur atau bagan pemerintahan desa,kecamatan,kabupaten/kota dan                             menggunakan peta provinsi.Guru juga belum sepenuhnya                                     menggunakan pembelajaran inovatif dalam PBM.

2.Dari Siswa :Tujuan dari pembelajaran telah tercapai terlihat dari siswa mampu                                     mengerjakan soal dalam LKS dan hafal tentang susuna pemerintahan                            desa,kecamatan,kabupaten dan kota.

Pengelolaan Kelas
Kendala-kendala dalam pengelolaan kelas
Dari kedua kelas yang kami amati,kendala yang di hadapi hampir sama yakni:
Jumlah siswa yang banyak sekitar 40 siswa dalam kelasnya mengakibatkan sulitnya guru menyampaikan materi,sehingga pembelajaran kurang efektif.
Guru sulit mengkondisikan kelas,apabila siswa sudah mulai jenuh dengan kegiatan pembelajaran.
Pada waktu kami observasi ada siswa yang bertengkar yang mengakibatkan salah satu siswa ada yang mrenangis,melihat hal itu guru bertindak tegas dengan cara memberi penguatan kepada anak yang menangis dan memberi nasehat agar tidak membuat keributan lagi.
Kelas V
                                Dari hasil observasi yang kami lakukan di SD Nomor 1 Ubung pada kelas 5B, didapatkan data-data seperti berikut :
Jumlah siswa seluruhnya 43 anak dengan rincian :
21 siswa putra
22 siswa putri
Fasilitas yang ada di dalam kelas :
1 papan tulis beserta alat tulisnya
1 pasang meja dan kursi guru
22 pasang meja dan kursi siswa
1 pajangan data kelas
1 rak buku bacaan
1 lemari
1 papan pajangan hasil karya siswa
1 tempat minum ( gallon air mineral )
Dan pajangan kelas lainnya seperti : gambar presiden dan wakil presiden, pancasila, pahlawan, semboyan, dll.
Pembelajaran di kelas
Pra pembelajaran
Sebelum masuk kelas siswa berbaris di depan kelas terlebih dahulu dan disiapkan oleh ketua kelas, kemudian siswa masuk kelas satu persatu.
Siswa duduk dengan posisi siswa putra dan putri berdampingan atau bersebelahan.
Setelah guru masuk kelas siswa disiapkan untuk berdo’a bersama kemudian memberi salam pada guru.
Perlu diketahui bahwa di SD Nomor 1 Ubung siswa tidak hanya dibimbing oleh 1 guru saja yang sekaligus sebagai wali kelas, tapi 1 mapel dipegang oleh 1 guru.
Pembelajaran inti
Guru memberi tahu siswa tentang materi yang akan dibahas hari itu.
Siswa aktif dan antusias saat pembelajaran berlangsung. Hal itu terbukti saat guru memberikan pertanyan pada siswa, banyak siswa yang ingin menjawab.
Suasana kelas cukup ramai dan ada beberapa siswa yang berbicara dan bercanda dengan temannya serta tidak memperhatikan penjelasan dari guru.
Pembelajaran akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
Guru memberi evaluasi bagi siswa
Guru menutup pelajaran dengan do’a bersama.
Dari data yang diperoleh di atas, maka kami menyimpulkan bahwa pembelajaran yang berlangsung di kelas 5B SD Nomor 1 Ubung sudah cukup baik dan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Namun pembelajaran terlihat kurang efektif karena jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga guru kurang menguasai kelas .
Kelas VI               
Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan observasi di SD No.1 Ubung Denpasar perencanaan pembelajaran sudah terkoordinasi dengan baik. Perencanaan pembelajaran sudah sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Perencanaan pembelajaran tersebut meliputi pembuatan Silabus dan Rpp.Silabus dan Rpp yang ada di SD No.1 Ubung dibuat oleh perkumpulan guru-guru di kota Denpasar dan diterbitkan oleh dinas pendidikan.Hasil dari perkumpulan terrsebut,Rpp dilaksanakan di masing-masing sekolah,salah satunya SD No.1 Ubung Denpasar.
RPP yang diterapkan di kelas VI telah memperlihatkan proses pembelajaran yang aktif dan kreatif. Namun,dalam kenyataannya penerapan dari Rpp tersebut belum terealisasi dengan baik.Pembelajaran yang dilaksanakan pada siswa kelas VI SD No.1 Ubung masih terkesan bersifat konvensional. Pembelajaran terfokus pada keaktifan guru sebagai model di depan kelas.Beberapa metode yang sering digunakan adalah ceramah dan tugas. Pengembangan kemampuan siswa masih sangat minim dikarenakan tidak adanya pendekatan inovatif yang diterapkan pada siswa kelas VI di SD No.1 Ubung.
Perencanaan pembelajaran yang dijadikan peganagan bagi tiap guru kelas sudah dirasa cukup baik dan mengarah pada peningkatan kompetensi siswa. Walau dalam hal ini,teori dan praktek terlihat perbedaan yang cukup signifikan. Perencanaan pembelajaranpun tidak terbatas pada Silabus dan Rpp saja,namun perencanaan dan persiapan dari guru,murid,media,dan bahan ajar. Persiapan dari guru pada kelas VI di SD No.1 Ubung menjadi sangat penting,baik dari persiapan fisikdan mental karena bukanlah suatu hal yang tabu,bahwa prestasi UAS BN akan menjadi tolak ukur keberhasilan guru dalam mengajar. Perencanaan tersebut juga akan terealisasi dengan baik jika persiapan murid diperhatikan,karena murid adalah objek yang dijadikan penelitian dalam setiap tingkat keberhasilan kelas. Bahan ajar yang dipersiapkan pada kelas VI di SD No.1 Ubung menggunakan buku-buku referensi dari penerbit-penerbit lain selain dari sekolah. Penggunaan media oleh guru terlihat kurang lengkap dan jarang memanfaatkannya.
Pelaksanaan Pembelajaran
Pada observasi hari rabu tanggal 2 Desember 2009 di SD No.1 Ubung menghasilkan beberapa data salah satunya hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran. Dikarenakan program pembelajaran pada kunjungan itu adalah pra ujian semester,sehingga pengamatanpun tidak dapat tercapai dengan baik. Solusi dari keadaan tersebut adalah mencari data lewat wawancara dari guru kelas.saat itu yang mengajar di kelas VI A adalah Ibu Sulastri yang notabene beliau itu giru kelas VI B yang pada saat itu mengajar matematika di kelas VI A sehingga sebagai usaha untuk pencapaian pengamatan tersebut akhirnya Ibu Sulastri lah tujuan akhir dalam wawancara tersebut. Tetapi untuk lebih memperluas hasil observasi, kami juga mengamati kelas VI lain yang sedang melaksanakan pembelajaran yaitu kelas VI C yang pada saat itu masih belajar Bahasa Inggris. Dari hasil wawancara Ibu Sulastri tersebut,berikut data yang diamati antara lain:

Kegiatan pra pembelajaran
Guru mempersiapkan siswa untuk belajar
Melakukan apersepsi sebelum pelajaran berlangsung sesuai materi yang akan diajarkan pada pertemuan itu.
Kegiatan Inti
Guru memberikan materi pada siswa
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
Guru menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hierarki belajar dan karakter siswa
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
Guru tidak menggunakan pendekatan atau strategi pembelajaran
Pembelajaran masih bersifat konvensional
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
Melaksanakan pembelajaran yang runtut
Guru dapat menguasai kelas
Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan sikap positif
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
Guru kurang memanfaatkan media
Guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran
Kondisi belajar tidak kurang menumbuhkan partisipasi siswa
Guru kurang bisa menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
Guru menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Guru memantau kemajuan belajar selama proses
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi atau tujuan yaitu penilaian tertulis dan proses

4. Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa lisan dan tulis dengan jelas,baik dan benar
Menyampaikan pesan dengan gaya bahasa yang sesuai
5. Penutup
Guru melakukan refleksi atau membuat rangkuman tapi kurang melibatkan siswa
Memberikan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi atau pengayaan
Dari data yang diamati tersebut bahwa SD No.1 Ubung Denpasar masih bersifat konvensional dan belum menerapkan model pembelajaran inovatif. Permasalahan tersebut timbul bukan karena kesengajaan pihak sekolah maupun guru kelas namun karena adanya beberapa masalah yang ada pada siswa,antara lain:
Siswa kurang berpartisipasi dalam kelas.
Sebagian besar siswa diam dan tidak mau bertanya ketika diberi materi.
Adanya rasa ketidakpercaya dirian pada diri siswa.
Sebagian besar siswa kesulitan dalam menyerap materi pelajaran matematika. 
Masalah itu muncul karena beberapa latar belakang siswa,diantaranya:
Sebagian besar siswa berasal dari keluarga ekonomi cukup,yaitu orang tua bermata pencaharian sebagai pedagang yang bekerja dari pagi hingga sore.
Tidak adanya peran serta orang tua dalam memperhatikan tingkat akademik siswa.
Daya pikir siswa yang masih rendah.

Hasil Belajar
Jumlah siswa di kelas VI A SD No.1 Ubung adalah 33 anak.Dikelas VI A sebanyak 70 % mudah menyerap materi dan 20 % diantaranya masih sulit menyerap materi dan kemampuan siswa dibawah standar. Dari hasil belajar kelas VI A sudah bisa dikategorikan  baik namun guru kelas masih mempunyai tanggung jawab lain yaitu berusaha meningkatkan prestasi belajar siswa yang masih kurang atau dibawah standar. Menurut salah satu guru kelas di SD No.1 Ubung memberikan pembinaan pada murid selama 1 jam untuk menghadapi UAS BN. Hal ini merupakan program sekolah guna meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI yang dirasa tiap tahun semakin menurun. Dari hasil pengamatan hasil belajar siswa dikelas tersebut, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang di bawah standar,antara lain :
Sarana dan prasarana yang kurang memadai
Pendidik atau guru bellum menguasai model – modeal pembelajaran
Lingkungan sekolah yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai pelaku pedagang,karena terletak didaerah wisata
Kelemahan daya pikir siswa itu sendiri
Peran serta orang tua yang tidak maksimal karena kesibukan orang tua yang bermata pencaharian sebagai pedagang

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
Pelaksanaan  PSM ( Peran Serta Masyarakat ) di SD No. 1 Ubung Denpasar sudah baik karena adanya dukungan  kelembagaan masyarakat yang meliputi Komite sekolah,tokoh masyarakat,tokoh agama, tokoh kesenian, dunia usaha,dan alumni.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam usaha pengembangan sekolah, pengembangan kurikulum, dan peningkatan mutu pendidikan.
Peran serta masyarakat di SD No. 1 Ubung sangat baik ditunjukkan dengan banyaknya unsur kelembagaan masyarakat yang mendukung pelaksanaan kebiakan SD.
Unsur kelembagaan masyarakat antara lain komite sekolah, tokoh adat, tokoh agama, paguyuban, dunia usaha – dunia industry, kelompok kesenian, dan alumni.
Pelaksanaan MBS Di SD No.1 Ubung Denpasar berjalan dengan baik dalam hal organisasi sekolah,proses pembelajaran,sumberdaya dan administrasi.
MBS merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, dengan kewenangan dan kebijaksanaan yang sepenuhnya diberikan kepada kepala sekolah, guru, dan masyarakat termasuk orang tua murid untuk merencanakan dan mengelola urusan sendiri dalam sekolah termasuk keuangan sekolah, proses belajar mengajar yang pakem, para pendidik yang lebih meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat untuk membantu kemajuan sekolah.
Pada umumnya, pelaksanaan MBS di SD Nomor 1 Ubung telah berjalan dengan baik dalam hal organisasi sekolah, proses pembelajaran, maupun sumber daya dan administrasi sekolah.
Pembelajaran inovatif di SD No. 1 Ubung Denpasar belum berjalan dengan baik, terutama dalam pembelajaran dikelas tinggi belum melaksanakan pembelajaran inovatif,sedangkan dikelas rendah sudah cukup baik. Hal ini karena keterbatasan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana serta pengetahuan.

Saran
Dari simpulan diatas disarankan, kepala sekolah diharapkan dalam implementasi program kebijakan di sekolah menjalin kerjasama yang baik dengan komite sekolah dan unsur masyarakat lain dan meningkatkan kerjasamanya untuk mensukseskan program sekolah. Komite sekolah diharapkan lebih meningkatkan sensitivitas terhadap persoalan yang terjadi di masyarakat, guru diharapkan dapat menjalin hubungan dengan paguyuban dengan tujuan meningkatkan mutu pembelajaran.
Selain itu walaupun pelaksanaan MBS di SD Nomor 1 Ubung sudah dirasa baik, tapi masih juga ada beberapa hal yang kurang. Maka, kami menyarankan untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD Nomor 1 Ubung pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya.
Adapun saran – saran tersebut di antaranya :
Senantiasa mempertahankan mutu sekolah dengan menambah metode –metode yang bervariasi melalui kegiatan diklat yang diikuti secara rutin oleh para guru sehingga akan tercipta suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa.
Meningkatkan transparansi sekolah dalam setiap pengambikan kewenangan mengatur dan mengurus sekolah, mengambil keputusan, mengelola setra memimpin dan mengontrol sekolah

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Laporan KKL PGSD Lengkap Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda