Kudus - Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
STAINU Temanggung turut menyukseskan acara Perkumpulan Dosen (PD) Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Se Jateng-DIY yang menggelaf Seminar dan
Pertemuan Perkumpulan Dosen di @Home Hotel Kudus yang dibuka resmi Dr.
Mundakir., M. Ag Rektor IAIN Kudus, Senin malam (22/10/2018).
Selain Rektor, hadir jajaran pimpinan IAIN Kudus, Dr.
Fauzan, MA Ketua Perkumpulan Dosen PGMI Indonesia, Dr. Aninditya Sri Nugraheni
Ketua PD PGMI Jateng-DIY, Kaprodi, Sekprodi dan dosen PGMI se Jateng-DIY
termasuk PGMI STAINU Temanggung yang diwakili Hamidulloh Ibda Kaprodi PGMI yang
juga menjadi Pengurus Bidang Penjaminan Mutu PD PGMI Jateng-DIY periode
2017-2022.
Kajur Tarbiyah IAIN Kudus Dr. Abdul Karim, M.Pd dalam
sambutannya mengatakan, pertemuan tersebut untuk merumuskan konsep pada PD PGMI
dan alumni PGMI sendiri. "Harapan kami, dari Tarbiyah dan khususnya PGMI,
dari perkumpulan ini benar-benar berdampak di lapangan," beber dia.
Di Pati saja, kata dia, beberapa tahun lalu ada 1600
kekurangan guru jenjang pendidikan dasar. "Fakta di lapangan, di Gembong
misalnya, banyak kepala sekolah lebih senang menerima alumni PGMI daripada PGSD,"
lanjut dia.
Kemudian saya tanya lagi, kata dia, alasannya karena alumni
PGMI isonan, serba bisa. Menjadi guru kelas bisa, guru PAI bisa, disuruh nyanyi
bisa, diminta ngajar seni oke, memimpin rapat cepat, dimintan tahlilan bisa.
"Masalahnya, ada dikotomi pada saat perekrutan CPNS
pada secara regulasi kurikulum berada pada payung yang sama. Saya berharap ini
menjadi wahana merumuskan prospek dan tantangan alumni PGMI yang nanti bisa
bermanfaat pada PGMI se Jateng-DIY bahkan se Indonesia," papar dia.
Rektor IAIN Kudus Dr. Mundakir., M. Ag mengatakan, Kudus
meskipun kota kecil namun memiliki pendapatan besar. "Selain wisata
religi, Kudus menjadi destinasi wisata kuliner," tegasnya mengawali
sambutan.
Ada peluang dan tangangan yang dihadapi, kata dia, namun
peluang itu ya sederhana terutama orang tua hanya ingin anak didiknya menjadi
PNS. "Saya contohkan di Salatiga. IAIN Salatiga sudah berhasil melobi BKD
yang menerima alumni PGMI menjadi guru SD. IAIN Kudus menirunya di BKD Kudus, Demak,
Rembang, Pati, Blora dan Grobogan namun belum sempurnya," ujar dia.
Alumni kita harus kita perkenalkan kepada pada mereka.
"Alumni kita memiliki keunggulan di bidang agama. Ini harus diketahui
mereka karena menjadi nilai lebih," beber dia.
Jika tidak bisa menjadi PNS, kata dia, ya yang swasta harus
dikelola baik. "Di Kudus saya contohkan, sekolah swasta lebih menarik dan
bergengsi daripada sekolah negeri. Maka kalau ada sekolah negeri yang tidak
baik, muridnya ya sedikit," beber dia.
Apalagi untuk anak MI, katanya, mendidikan anak MI SD itu
sangat susah sebenarnya. "Karena guru lebih menunjukkan uswah, karakter
daripada pengetahuan," tegas dia.
Usai sambutan, kegiatan dilanjutkan seminar dan rangkaian
kegiatan lain. Sesuai rencana, kegiatan akan berakhir pada Rabu (24/10/2018).
Dalam kesempatan itu, Hamidulloh Ibda turut ikut rembuk
dengan permasalahan PGMI yang ada. Sebab, banyak permasalahan PGMI di lapangan
yang harus dicari solusinya. Untuk itu, PD PGMI Indonesia akan melakukan
audiensi dan langkah strategis yang mengundang DIKTI, DIKTIS, Menpan RB dan BKN
agar PGMI setara dengan PGSD.(adm).
0 komentar:
Post a Comment