Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Inisnu Temanggung
Paradigma adalah sebuah pandangan dalam kemajuan pengajaran ataupun pembelajaran yang mencakup tentang keilmuan,baik itu akademik ataupun non akademik. Kemajuan yang di maksud itu lebih tepatnya kemajuan cara berpikir dosen dan mahasiswa , dan juga untuk kemajuan nilai kampus itu sendiri. Paradigma keilmuan itu penting dalam proses keilmuan, paradigma keilmuan penting bagi sebuah kampus . Pentingnya paradigma keilmuan dalam kampus ini adalah untuk menyeleksi atau memecahkan problem-problem yang ada di kampus . Baik itu problem dalam proses pembelajaran atau proses keilmuan lain yang ada di kampus. Maka dari itu sebuah kampus seharusnya memiliki paradigma keilmuan untuk mengarahkan atau mengamati dan memahami masalah masalah yang ada di kampus tersebut
Paradigma keilmuan
intregrasi kolaborasi merupakan model paradigma yang di bangun inisnu
Temanggung. Model paradigma yang dibangun INISNU Temanggung ini adalah
distingsi antara paradigma keilmuan PKTIN dengan PTKIS. Paradigma keilmuan ini
baru beberapa IAIN dan UIN yang mapan dalam mengembankan.
Pengertian paradigma keilmuan integrasi-kolaborasi merupakan bentuk paradigma keilmuan yang secara metodologi ”menganyam ilmu” karena gambar atau simbol yang di pilih adalah ketupat yang kemudian disebut dengan “ketupat ilmu”. Ketupat ilmu itu di pilih karena mempunyai beberapa simbol, seperti simbol local knowledge, simbol local genius, dan simbol local wisdom masyarakat Islam di Nusantara ini. Dengan semangat jiwa ini merupakan elaborasi prinsip islam dengan beberapa konsep. Konsep tersebut yaitu konsep Jowo digowo yang berarti kita sebagai orang jawa ini tidak boleh kehilangan jati diri orang jawa. Kemudian konsep Arab digarap yang mempunyai maksud apapun yang datang dari arab itu harus di garap atau di seleksi Karena yang datang dari Arab itu bukan Cuma agama tapi juga budaya Islam. Konsep yang ketiga yaitu Barat diruwat maksudnya yaitu kita harus merawat atau menyeleksi dengan baik budaya barat yang masuk ke kita yang sebagaimana kita adalah orangjawa yang beragama islam agaraa tidak terlalu bebas atau meluas dalam akal. Dalam hal ini berarti paradigma keilmuan integrasi- kolaborasi ini adalah paradigma yang menggerakkan bersama antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum yang bisa di lihat dari mengolaborasikan dan menganyamnya.
Makna filosofis
metafora ketupat ilmu itu didasarkan pada lambang ketupat. Ketupat itu dipilih
karena ketupat merupakan lambang kearifan lokal jawa yang mempunyai arti ngaku
lepat yang artinya mengakui kesalahan atau laku papat yang artinya empat
tindakan.Ketupat ini dibuat menggunakan janur atau daun kelapa yang masih putih
dalam hal ini maksudnya mempunyai sifat putih bersih. Ketupat mempunyai 9 sisi
yang melambangkan walisongo sebagai tokoh atau wali oenyebar agama islam di
nusantara. Ketupat juga mempunyai 4 tali yang melambangkan 4 mazhab dalam Islam.
Metafora ketupat ilmu itu dapat dijelaskan beberapa wara dan tulisan. Warna hijau tua yang melambangkan peradaban pada islam dan aswaja annahdliyah. Warna hijau setengah tua pada 2 sisi al-quran dan assunah. Pada metodologi islam dan barat warna biru tua merupakan kedalaman ilmu dan merupakan metode untuk mengembangkan ilmu yaitu ilmu islam dan ilmu barat. Warna hijau muda pada 4 sisi ini merupakan kesuburan yang didasarkan pada ilmu agama dan ilmu pengetahuan secara umum. Warna emas pada 4 tali melambangkan peradaban ilmu sebagai identitas perguruan tinggi yang memiliki manhajul fikr aswaja annahdliyah. Tulisan yang berwarna putih melambangkan kesucian ilmu. Makna dari ketupat ilmu ini bukan mengarah pada bentuk ketupat seperti asline tapi lebih ke filosofi yang ada pada ketupat.
Implementasi dari paradigma keilmuan integrasi kolaborasi ini ada bebbagai macam untuk mencapai atau menjalankan strategi pencapaian INISNU Temanggung. Seperti implementasi dalam visi,misi,dan tujuan INISNU Temanggung,implementasi dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, implementasi dalam kurikulum,implemestasi daam budaya kerja dan budaya akademik. Beberapa implementasi tersebut bersifat postif artinya tidak ada kerugian bagi mahasiswa dan dosen,karena imlementasi ini mengajarkan akhlak yang baik dan tata krama lainnya. Dalam hal ini implemestasi harus di jalankan atau dilakukan guna mewujudkan paradigma keilmuan INISNU Temanggung.
0 komentar:
Post a Comment