Hamidullohibda.com - Demokrasi sering dianggap sebagai sistem pemerintahan yang ideal karena menjunjung tinggi nilai-nilai persamaan, kebebasan, dan pluralisme. Menurut Robert A. Dahl, demokrasi harus memenuhi tujuh prinsip utama, seperti kontrol atas keputusan pemerintah, pemilu yang jujur dan adil, hak memilih dan dipilih, kebebasan berpendapat, akses terhadap informasi, dan kebebasan berserikat. Namun, realitas pelaksanaan demokrasi di Indonesia menunjukkan banyak penyimpangan yang membuat cita-cita luhur ini seolah menjadi utopia.
Kapitalisme Politik: Ancaman bagi Demokrasi
Di Indonesia, demokrasi kerap terdistorsi oleh praktik “kapitalisme politik.” Banyak calon pemimpin potensial gagal melangkah karena keterbatasan modal. Akibatnya, kursi kekuasaan sering kali ditempati oleh elite kapitalis yang lebih mementingkan keuntungan pribadi daripada kesejahteraan rakyat. Demokrasi yang seharusnya menjadi wadah aspirasi masyarakat justru berubah menjadi ajang perebutan kekuasaan yang penuh intrik.
Praktik seperti politik uang, korupsi, mafia hukum, dan gaya hidup hedonis para pejabat menjadi bukti nyata lemahnya penerapan prinsip-prinsip demokrasi. Masalah ini bukan terletak pada sistem demokrasi itu sendiri, tetapi pada para pelaksananya yang gagal menjalankan aturan main secara jujur dan berintegritas.
Mengembalikan Hakikat Demokrasi
Untuk memulihkan demokrasi yang terpuruk, perlu ada kesadaran kolektif dari semua elemen bangsa. Partai politik harus kembali pada fungsinya sebagai pilar demokrasi yang sehat, bukan sekadar kendaraan untuk meraih kekuasaan. Pemilu harus dijaga integritasnya agar benar-benar menjadi sarana kedaulatan rakyat.
Pemerintah dan rakyat juga harus bersinergi membangun kesadaran untuk mewujudkan demokrasi yang ideal. Rakyat perlu diberdayakan dengan pendidikan politik yang memadai agar tidak mudah terjebak dalam politik uang dan janji-janji kosong.
Demokrasi Sepenuh Hati
Demokrasi tidak boleh dijalankan setengah hati. Dibutuhkan komitmen kuat dari semua pihak untuk menegakkan prinsip-prinsip demokrasi secara konsisten. Jika demokrasi terus dibiarkan berjalan tanpa arah yang jelas, Indonesia hanya akan menjadi negara dengan sistem “demokrasi abal-abal” yang penuh kepalsuan.
Saatnya kita bergerak bersama untuk membangun demokrasi yang sejati, di mana setiap warga negara memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam menentukan masa depan bangsa. Demokrasi yang tegak bukanlah sekadar cita-cita, tetapi sebuah kewajiban moral yang harus diwujudkan demi Indonesia yang bermartabat dan sejahtera.
Biodata Buku:
Judul : Demokrasi Setengah Hati
Penulis : Hamidulloh Ibda
Penerbit : Kalam Nusantara
Cetak : I, April 2013
Tebal : 293 Halaman
ISBN : 978-602-97319-6-5
Harga : Rp. 80. 000
0 komentar:
Post a Comment